POV Rum
Selama perjalanan aku tertidur di pangkuan Lotus. Aku sendiri tidak pernah menyangka, pangkuan seorang pria bisa senyaman dan selembut ini, seakan aku merasa tidak ingin membuka mataku. "TuuuuT" suara bel tanda kereta sudah memasuki kawasan stasiun, membuatku terpaksa membuka mataku dengan berat.
Rum : Apa kita sudah akan sampai? (berbicara dengan suara lembut, dan bangun untuk kembali duduk di kursi depan Lotus)
Lotus sedikit menahan tawa, ketika melihat wajahku yang masih setengah sadar. Aku menatapnya dengan bingung, lalu tangannya yang sebelumnya menopang wajahnya di jendela kereta berubah mengarah pada rambutku.
Lotus : kau saat ini seperti singa, rambutmu benar-benar berantakan.
Jari jemarinya menyisir rambut hitamku, yang mengembang karena tidur di pangkuannya. Semakin dekat wajahnya ke arahku, jantungku semakin tidak bisa dikendalikan. Beberapa kali aku mencoba membuang pandanganku pada pemandangan di luar kereta, namun harum tubuh Lotus berhasil membuatku kembali meliriknya. Brengsek, kenapa ada lelaki yang membuatku tak bisa berkutik seperti ini, sadarlah Rum!
Kondektur mulai berjalan menyusuri lorong untuk membangunkan setiap penumpang, dan mengingatkan untuk bersiap karena kereta sudah memasuki kawasan stasiun kota Orchen. Semua orang mulai sibuk mengambil barang-barang mereka, beberapa diantara mereka juga sudah berganti pakaian. Mungkin aku satu-satunya yang santai, karena aku membawa seorang kepala pelayan yang melayaniku dan membawakan semua barang-barangku.
Beberapa menit kemudian, kereta sudah sepenuhnya berhenti. Aku dan lotus bergegas keluar dari gerbong, lalu menunggu di luar stasiun. Sekilas kota Orchen terlihat berbeda dengan wilayah di ibu kota, furða. Bisa dikatakan daerah ini memiliki luas wilayah yang cukup luas, dan beragam, karena berbatasan dengan beberapa negara tetangga yang memiliki ragam kebudayaan.
Lotus : Sepertinya Us benar, orang –orang di daerah timur berpakaian lebih beragam dan terkesan tidak kaku. Mereka bahkan berpakaian dengan terbuka secara bebas, tanpa merasa malu. (sambil membereskan barang bawaan kami ke depan tempatku berdiri)
Rum : Us bilang, daerah timur memiliki gaya hidup yang lebih bebas, itu karena daerah ini berbatasan langsung dengan 2 negara kembar, pui de urs dan mândrie. Seperti yang orang tahu kan, dua negara itu penghasil mode pakaian terkenal di dunia.
Lotus : apa Us pernah tinggal di sini? ( sambil duduk di atas koperku)
Rum : Iya, dia pernah tinggal di sini, tapi tidak lama, hanya sekitar 1 tahun.
Lotus : pantas dia tahu banyak tentang daerah timur,
Tak lama berselang, mobil yang menjemput kami sudah berhenti di depan mata kami. Seorang pria tambun berkumis turun dengan pakaian compang-campingnya. Lotus memandang lelaki tambun itu dengan tatapan heran, pastinya, bagi seorang kepala pelayan yang selalu berpakaian rapid an teratur, pemandangan ini pasti mengganggu baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...