POV Lotus
Kami hanya duduk malu di dalam mobil, sesekali Rose melirik ke arahku dengan tatapan imutnya. Ini semua karena jawabanku atas ucapan sembrono Us sebelum kami berangkat. Sejenak, aku menyesali kata-kata nakal itu, pasti itu membuat Rose menjadi tidak nyaman denganku. Apakah aku harus minta maaf?
Rum : Apa yang dimaksud dengan mobil bergoyang tadi? (penasaran)
Lotus : Hah? Itu, itu... (tergagap)
Rum : Apa bisa melakukan 'itu' di dalam mobil? Disinikan sempit?
Lotus : hah..!!? (langsung menutup mulut rum)
Rose menatapku dengan kesal, karena tindakanku yang mendadak. Rasa Maluku sudah di ubun-ubun dengan kata-kata polos Rose, sedangkan supir yang duduk dibelakang kemudi hanya mampu menahan tawa.
Lotus : Sayang... bisa nanti saja aku jelaskan, (menahan malu)
Rum : Bukannya tadi kau sendiri yang bilang? Apa salah kalau aku menagih kata-katamu? (menggoda)
Lotus : aku minta maaf, tadi aku hanya bercanda, sayang..
Rum : hemmm... padahal aku sudah bersiap-siap, siapa tahu, mobil ini bisa terbalik karena ulah kita..
Lotus : Hah..aku tidak seliar itu, aku selalu melakukannya dengan lembut, (kesal)
Rum : Hm... tapi tadi katamu, kau mau membuat mobil ini bergoyang, hem, mana? (menggoda)
Lotus : Apa kau serius? ( tertantang, dan duduk mendekat kea rah rum dengan wajah yang seakan ingin mencium rum)
Kau menantangku Rose!!
Semakin aku mendekat, senyum usil dari wajah cantik itu semakin berubah menjadi tegang. Bibirnya bergetar seakan belum siap menerima ciuman dariku, sementara matanya terus memandang senyap kea rah wajahku. Hingga kedua tangannya dengan lepas, mendorongku menjauh dari tubuhnya. Sontak, hal tersebut membuatku kaget dan mobil sempat bergoyang cukup keras.
Supir : Tuan dan nyonya, tolong tenanglah.. saya masih ingin bertemu dengan keluarga saya.. !! (bentak supir)
Rum : Maafkan kami pak, Suami saya sedang gila..
Aku melirik tajam padanya dengan senyuman tidak percaya, bagaimana dengan lugasnya ia mengatai aku gila. Gila, benar-benar aku sudah tergila-gila denganmu rose. Kembali aku duduk di dekatnya, dengan tenang, sambil menyembunyikan kegelianku melihat reaksinya tadi. Dalam keheningan karena kejadian tadi, tiba-tiba saja mobil yang kami tumpangi melewati beberapa tumpukan batu di atass jalan yang tidak begitu rata. Rose yang sempat kaget, memegang erat lenganku dengan wajah cukup panic. Bagaimana tidak, jalanan mulai terasa miring, aku menarik tubuhnya ke dalam pelukanku dan meredakan kepanikannya.
Jalanan kembali mulus dan datar, setelah melewati jalan bukit yang terjal. Aku memeluk tubuh Rose hingga memasuki kota Orchen, itu adalah waktu yang lama hanya sekedar untuk berpelukan. Namun, nyatanya dia masih memegang tanganku dan menyenderkan tubuhnya di dadaku, menuntun tanganku untuk mendarat di pundaknya.
Lotus : Masih takut? (menggoda)
Rum : Kau sangat pintar mencari kesempatan dalam kesempitan, dasar mesum. (tersenyum)
Lotus : Tapi kenapa kau nyaman? Bukannya kau bebas melepaskan pelukanku, ketika di hutan tadi,
Rum : Aku tidak mau, karena aku ingin mendengar lebih lama, detak jantungmu.. (menatap manja pada Lotus)
Ah, aku sudah luluh pada tatapan itu, tatapan yang bahkan selalu menghantuiku setiap saat.
Sesampainya di stasiun kereta api, aku menurunkan semua barang-barang kami. Sebenarnya aku ingin sekali membantu Rose membawakan kopernya, tapi karena melihat dia menyeret dua koper besarnya, dia jadi terlihat menarik dan lucu. Akhirnya kubiarkan saja, karena aku ingin melihat wajah merajuk rose yang imut itu. ketiga supir itu berjalan mendekatiku, dan aku membayar full kepada mereka, bersama dengan beberapa tip untuk tambahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...