-15- Abu-abu

220 26 2
                                    



POV Lotus

Disepanjang mataku menyapu ruangan putih penuh bau obat dan alcohol itu, pandanganku hanya akan kembali pada sosok manusia yang terbaring dengan jubah mandinya itu. Tubuh yang sering kupanggil cantik, sosok yang sudah membuatku mabuk kepayang semalam, manusia yang membuatku gamang dengan hatiku saat ini. Ia masih terbaring lemah, tak sadarkan diri, dalam penangan dokter dan beberapa perawat. Aku berdiri berdampingan dengan Us, hanya berjarak beberapa meter dari ranjang tempatnya dirawat. Aku menoleh pada Us, sesekali dia terlihat begitu khawatir, namun ketika mata kami bertemu, kekhawatiran itu berubah menjadi ketakutan.

Lotus : Bagaimana kau akan menjelaskan ini? (dengan suara datar)

Us : Kau berharap apa?

Aku meliriknya denga tajam, tanpa memberinya jeda untuk mengatur nafasnya.

Us : Oke, apa yang kau inginkan?

Lotus : Jelaskan tentang apa yang kulihat hari ini? Tentang rose?

Us : Bagaimana kalau mencari tempat yang lain, maksudku, disini terlalu ramai dan banyak perawat serta pasien yang dapat mendengar pembicaraan kita (gugup)

Lotus : ikut aku.. (dingin)

Aku membawa us pergi dari tempat itu, tidak jauh dari rumah sakit, sebuah café dan toko roti kecil yang sepi. Kami masuk ke dalam café itu dan memesan beberapa makanan dan minuman, lalu duduk di tempat paling sepi di café itu.

Lotus : Sejak kapan kalian menyembunyikan ini?

Us : Maksudnya ?

Lotus : apa perlu kuperjelas? Rose adalah lelaki, benar?

Us : (mengangguk pelan) ia punya alasan khusus, kenapa ia memilih menjadi perempuan..

Lotus : Apakah karena ia menghindari pembunuh? Konspirasi? Atau ada alasan lainnya..

Us : eng... mungkin (ragu)

Lotus : jadi anak bungsu dari tuan Jhone adalah seorang lelaki, apakah dengan menyembunyikan kenyataan bahwa rose adalah lelaki, bisa meredam gejolak dari dalam?

Us : yah... (setengah tersenyum pahit)

Sial, apakah tuan Jhone sejak lama sudah mencium adanya gerakan penghianatan dari dalam keluarga D'licht. Dengan menjadikan rose perempuan sebagai pewaris, dapat mengendurkan kewaspadaan golongan yang menginginkan tuan rey sebagai pewaris. Dengan begitu, tuan Jhone lebih leluasa mempersiapkan Rose yang sebenarnya lelaki sebagai pewaris seterusnya, yang sebenarnya. Sayangnya, aku rasa pemikiran ini masih terlalu mentah, tapi hanya ini yang bisa kupegang. Pantas selama ini tidak ada yang melihat sosok rose, dan hanya mendengar desas desus tentangnya.

Tidak dapat kupungkiri, meskipun aku mendapatkan informasi yang menarik untuk kuberikan kepada orang yang membayarku. Tapi, rasanya hatiku benar-benar sakit dan dirundung kebimbangan. Sakit, karena aku benar-benar menyukai rose. Di lain sisi, aku mulai mempertanyakan orientasi seksualku sendiri setelah melewati malam panas dengannya. Sebenarnya siapa disini yang terhianati atau menghianati, akupun bingung.

Us : Boleh aku berganti bertanya?

Lotus : apa yang ingin kau tanyakan..

Us : Bagaimana perasaanmu sekarang setelah tahu tentang Rose, ? (sambil meminum coklat panas pesanannya)

Lotus : Entahlah.. bagaimana menurutmu?

Us : Hanya melihatmu, aku tahu kau sedang bimbang. Apa yang kalian lakukan semalam, mungkin bisa kau anggap hanya kecelakaan. Tapi berbeda dengan rose, dia yang paling terpukul. (suaranya mulai merendah)

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang