Pov Rum
Us telah berdiri dengan gelisah di sudut gang pasar, tepat ketika kereta kudaku datang dan mendekati sosoknya. Lelaki muda dengan tubuh yang tidak jauh berbeda denganku itu, sudah membawa beberapa kantong berisi baju untukku. Setelah pintu kereta dibuka, ia segera masuk dengan gugup dan duduk sembari memandang wajahku dengan sedikir kesal.
Us : Kenapa dengan riasanmu? Kenapa semua berantakan? (penasaran)
Rum : Aku tadi bertemu dengan tikus tanah, dan bertengkar sedikit (memalingkan wajah karena kesal)
Us : Jangan bilang kau membuat ulah.. (menyidik)
Aku hanya terdiam dengan bibir yang masih mengembang karena perasaan kesal yang menyeruak. Sangat menyebalkan mengingat wajah-wajah tikus tanah itu, utamanya Rey. Sepanjang kereta kuda berjalan keluar dari area pasar, aku teringat akan kata-kata tikus-tikus itu tentang Moon dan pelayan di kediaman D'licht.
Rum : Us, apa kau sempat mendengar desas desus di kalangan pelayan tentang moon?
Us : Hmm... sejujurnya, informasi tentang moon benar-benar buruk, aku tidak tega menceritakannya..
Rum : Maksudnya?
Us : para pelayan sering bergunjing tentang kepayahan dan kebodohan Moon, ia disebut tidak layak sebagai putri keluarga D'licht. Dia bahkan dipanggil pelacur, karena seringkali membuat para putra bangsawan tergoda oleh tubuh dan kecantikannya.. bahkan beredar kabar bahwa dia menggoda tuan rey.. (berbisik)
Rum : APPPAAA....!!! Brengsekkk... itu fitnah, (kaget lalu marah, dengan mata yang melotot)
Us : Maka dari itu, aku tidak menceritakan desas desus gila ini padamu.. dan berita ini memang sudah menyebar sejak lama..
Aku menundukan kepalaku, sembari menahan pemikiran buruk yang mungkin akan terjadi. Suasana mendadak sunyi di dalam kereta kuda, hingga suara kusir memecah keheningan kami.
Kusir : Nona, kita sudah sampai di dekat asrama, apa kita berhenti disini atau masuk kawasan asrama.. ?
Rum : Ah.. disini saja, turunkan aku di depan café itu..
Kusir : Baiklah, nona..
Kereta kuda kami berhenti tepat di depan café yang sepi, kemudian aku dan us turun dengan pelan sembari membawa kantong-kantong yang dibawa Us. Kami masuk ke dalam dan bertukar pakaian, Us menggunakan gaunku sementara aku menggunakan pakaian yang sudah disiapkan Us. Us menutupi wajahnya dengan cadar dan langsung masuk ke dalam kereta kuda, sementara aku membawa sekantung kue dan berjalan menuju asrama,tempat adikku berada.
Gerbang besar tempat dulu aku menurunkan adikku itu, dan berpisah dengannya. Rasanya air mataku ingin terjatuh, namun kutahan dengan segenap kekuatan yang kumiliki. Kusembunyikan perasaan rindu dengan senyuman yang kusiapkan sembari membayangkan wajah cerah Roh. Aku berjalan memasuki area asrama dan sekolah, benar-benar luas. Beberapa anak seumuran Roh berlarian dengan ceria, banyak pula yang khidmat dengan buku ditangan mereka. Sejenak ada rasa iri yang menerobos hatiku, belum sempat aku merasakan indahnya masa sekolah, nyatanya hidupku sejak dulu dipenuhi dengan perjuangan dan tangisan.
Seorang perempuan dengan baju rapi datang padaku dengan tergesa-gesa, perempuan separuh baya dengan kacamata kotaknya. Tepat di hadapanku, dia mengabarkanku tentang Roh yang terjatuh ketika pelajaran olahraga dan masih dirawat di Unit kesehatan sekolah. Sedetik, rasanya semua berhenti dan nafasku dipenuhi dengan kekacauan. Aku menatap perempuan itu, dengan tatapan penuh kekhawatiran.
Rum : Bagaimana keadaannya? Dimana unit kesehatan itu.. (khawatir)
Perempuan itu membawaku masuk ke dalam gedung sekolah yang luas, melewati lorong-lorong dan sebuah aula dengan hiasan keramik dan permata. Setelah keluar dari aula, sebuah taman menyambut kami, bergegas aku mengikuti jejak langkah perempuan itu, dan membawaku masuk ke dalam ruangan di sudut taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...