-6 - Candu

255 35 1
                                    



POV Lotus

Dua hari sudah kulewati, sejak aku melihat wanita penari di aula tari itu. sayang sekali, kesempatan sama sekali tidak datang padaku. Aku kehilangan jejaknya, sama sekali aku tidak menemukan sosok wanita yang kucari itu. akhir-akhir ini aku juga disibukkan dengan persiapan pesta peringatan kedewasaan nona Rose. Semua orang, utamanya aku sebagai kepala pelayan utama harus memastikan acara besar ini dapat berjalan lancar.

Aula utama, sebagai tempat puncak acara yaitu pesta dansa. Aula yang sangat besar ini memiliki 3 tangga yang terhubung ke lantai 2 dan tiga. Tangga utama, berada di tengah yang langsung mengarah ke tengah-tengah aula, sedangkan dua lainnya berada di kiri dan kanan aula dan terhubung dengan lantai dua. Para pelayan menghias aula utama dengan berbagai bunga, kain penghias, dan pernak Pernik yang disukai nona rose. Di atas meja tamu, sudah berjejer wine beserta kue-kue manis. Terlihat semua pelayan ikut senang dan tidak sabar untuk melihat sosok nona rose, termasuk denganku.

Acara akan segera dimulai, dan para tamu mulai berdatangan masuk ke dalam aula. Semua bangsawan, pengusaha kelas atas dan anggota kerajaan juga hadir di dalam acara ini. Sama sepertiku, mereka juga tak kalah penasaran dengan wajah dan sosok nona rose. Mirip siapakah ia nanti? Apakah ia lebih cantik dari nona Maya atau nona moon? Semua orang mulai berbisik dan saling berdiskusi. Aku hanya mengamati dari kejauhan, bagaimana para bangsawan ini saling menaruh perhatiannya pada sosok nona rose. Banyak dari mereka yang sudah mempersiapkan putra mereka untuk diperkenalkan dengan nona rose.

Tepat pukul 7 malam, pesta sudah mulai semakin ramai. Beberapa tamu mulai menari sebagai pemanasan, dan para pemusik sudah semakin sibuk dengan music-musik mereka. Hal yang sama juga kulakukan, meskipun disini aku hanya menyamar, tapi tetap aku harus menjadi kepala pelayan kepercayaan keluarga D'licht.

Lotus : kalian pastikan wine yang keluar untuk para tamu, adalah wine terbaik dari tempat persediaan. Pastikan semua kue dan makanan utamanya cukup untuk semua tamu. Ingatkan koki juga untuk selalu memastikan persediaan di dapur. (perintahku kepada asisten pelayan dan kepala dapur)

Sekitar 5 menit kemudian, tuan Jhone turun bersama dengan ketiga anaknya, Rey, Maya dan Moon. Mereka berhenti di tengah tangga utama, dan menjentingkan gelas kaca di tangan mereka secara bersamaan. Suara jentingan itu berarti instruksi untuk menghentikan sejenak segala kegiatan untuk mendengarkan tuan rumah memberi sambutan.

Jhone : Selamat malam semuanya, senang saya bisa menyambut kedatangan kalian di kediaman keluarga D'licht yang sederhana ini. Hari ini adalah hari special bagi kami, karena pada akhirnya aku bisa memperkenalkan putri kesayanganku, Rose. Hari ini adalah hari ulang tahunnya sekaligus hari peringatan kedewasaannya, sekarang dia sudah berusia 22 tahun. Seperti diketahui, dia adalah sosok yang akan menggantikanku di masa depan. Dengan kerendahan hati, saya memohon kepada anda sekalian untuk menyambut kehadiran putri bungsuku, Rose! (tangan Jhone terangkat, seakan menyambut seseorang dari arah belakang tubuhnya)

Aku mematung sejenak, bersama dengan seluruh tamu yang hadir. Yah, seorang bidadari muncul dari balik tirai di lantai tiga. Gaun biru seperti galaksi, membalut tubuhnya yang seksi. Kulitnya seputih salju, rambutnya yang sehitam malam, bibirnya merah seperti darah, dan langkahnya anggun seperti layaknya seorang malaikat. Dia menuruni anak tangga dengan hati-hati, namun sama sekali tidak mengurangi kecantikannya. Entah aku tersihir atau apa, aku yakin dia adalah wanita yang kulihat menari beberapa hari lalu.

Bob : Luar biasa, kecantikannya setara dengan nona maya, dia juga imut seperti nona moon. Dia perpaduan dari kedua saudarinya (terkagum)

Lotus : Yah, benar, itu dia. (mengannguk-angguk)

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang