Pov Lotus
Perasaan bahagia menyeruak dengan polosnya dari hatiku, seakan ada banyak Bunga yang bertebaran mengelilingiku. Aku tidak tahu, apakah kata-kata rose sebuah tipu daya atau penghibur semata. Namun, aku mempercayai kata cinta yang ia ucapkan padaku, meski masih mengganjal di hatiku sebuah keraguan.
Sosok Rose masuk kembali ke dalam peraduan kami, kamar yang selama beberapa hari ia tinggalkan dengan kemarahannya. Aku menatapnya dengan gugup, dan menundukkan wajahku, memerah. Sesaat kami berdua tenggelam dalam sunyi dan sepinya malam.
Rum : Kau yang menungguku, padahal aku yang bilang ingin menunggumu... (tersipu malu, berjalan mendekati Lotus)
Lotus : he.em, a...aa..aku hanya tidak sabar, (tergagap, duduk di atas ranjang tidur)
Rum : ini bukan yang pertama, tapi kenapa kau jauh lebih gugup dari pada aku?
Lotus : entahlah, mungkin karena sekarang kau sudah menjadi bagian dari hatiku, dan hidupku. (malu)
Rum : Kau juga, tanpa sadar, kau sudah menjadi bagian dari kisah hidupku.. (mencium pipi Lotus)
Mata kami saling menatap dalam, seakan menarik satu persatu rasa curiga dan kemarahan kemarin menjadi bias cahaya rembulan malam. Aku menyentuh rambutnya yang panjang dan lembut itu, dari atas hingga ke ujung rambutnya. Seakan kembali menerawang, bagaimana aku mulai jatuh cinta padanya.
Lotus : bagaimana kakimu?
Rum : Tidak sakit lagi, aku sudah mengobatinya,
Lotus : Tapi pasti masih terasa nyeri, bagaimana jika aku mengurangi nyerinya..? ( turun dari ranjang dan duduk sembari menyentuh telapak kaki Rum, lalu menciumnya)
Rum : Apa yang kau lakukan? Geli..
Lotus : apa aku pernah bilang, jika aku menyukai dirimu yang menari,
Rum : Kau tahu aku suka menari?
Lotus : aku melihatmu latihan menari sebelum pesta, dan tarian itu sangat indah..
Yah, aku jatuh cinta pada bayanganmu yang menari dengan indahnya kala itu. Aku menjatuhkan pandanganku pada sosokmu yang unik dan bebas, seperti kupu – kupu di taman bunga, yang sayapnya selalu unik dan artistic.
Aku mencium kaki putih itu, seakan menyerahkan hati dan hidupku pada sosok cantik ini. Meskipun aku kini mengemban beban untuk membunuh dan melindungimu, meskipun mungkin di masa depan kau akan mengutukku dengan sumpah serapahmu. Aku ingin mengatakan dengan lembut padamu, bahwa aku telah menjadi milikmu hari ini. Aku akan melindungi nyawamu, dari siapapun yang ingin melenyapkanmu.
Bibirku telah sampai pada paha mulusnya, aroma harum menyeruak dari pengharum yang ia gunakan. Dia yang hanya memakai celana pendek dan kaos tipis, terlihat menawan dengan kesederhanaannya. Ah.. ternyata jatuh cinta itu gila, karena melihatnya menatapku dengan wajah menahan luapan nafsunya, membuatku semakin bergairah. Bagaimana aku bisa menetapkan hatiku, pada pemuda ini?
Aku bergerak mendekati wajahnya yang semakin memerah, ia memalingkan pandangannya dari wajahku.
Lotus : Apa kau malu?
Rum : (mengangguk)
Lotus : Kali ini, aku tidak akan menyakitimu, aku akan melakukan pelan-pelan dan tenang..
Rum : Jika kau menyakitiku, aku bisa apa, aku juga menikmatinya..
Rose mengangkat wajahnya mendekati telingaku, dan berbisik dengan halus, hingga aku bisa merasakan suara helaan nafasnya.
Rum : Sakiti aku, karena tubuhku malam ini adalah milikmu.. Lotus, (berbisik)
Mendengar bisikannya, aku sudah kehilangan kendaliku seutuhnya. Aku memegang kedua tangan Rose dengan erat dan menaruhnya ke atas kepalanya, tubuhnya yang sudah sepenuhnya terlentang di bawah tubuhku begitu terlihat sexy. Kami saling berciuman, hingga nafas kami saling mencari letak oksigen untuk dihirup. Seluruh wajah dan lehernya kuciumi, hingga suara erangan lembut terdengar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...