Pov Lotus
Gadis ini memang perusak rencanaku, tapi juga penyemangatku. Selama dua hari, aku memaksanya untuk mempelajari semua buku terkait tumbuhan tembakau dan pertanian di negara ini. Meskipun negara ini lebih dikenal dengan rempah, tumbuhan pengobatan, dan kekayaan tambang, tapi tembakau menjadi komoditas lain yang tak kalah menghasilkan. Keluarga D'licht hampir menguasai 80 persen pasar dalam negeri dan 40 persen perdagangan di luar negeri.
Secara sekilas, gadis ini berbeda dengan rumor yang tersebar. Nona Rose adalah orang yang jenius, suka membaca, bahkan ahli dalam strategi. Tapi, Rose yang dihadapanku berbeda 180 derajat, dia tidak terlalu cerdas, tidak suka membaca, dan gegabah dalam melakukan apapun. Bahkan terkesan liar, dan suka bermain-main. Beberapa kali aku merasa curiga, apa rumor yang beredar terlalu berlebihan atau gadis di depanku ini sebuah kepalsuan?
Sesekali aku melirik ke wajah cantiknya, hampir tidak ada cela untukku membencinya. Senyumnya yang manis, ekspresi seriusnya yang imut, apalagi kalau sedang merajuk, aku benar-benar seperti di serang dengan ratusan anak panah.
Rum : Apa kau memiliki ibu?
Lotus : Ah, (kaget)
Rum : Aku kehilangan ibuku, jika ibu ada disini, aku pasti akan bertanya langsung padanya daripada membaca buku-buku ini. (menggerutu)
Lotus : Aku hidup di panti asuhan, jadi aku tak tahu bagaimana rasanya punya orang tua.
Rum : Ah, maafkan aku. (lemas)
Gadis itu berdiri dan memegang tanganku yang ada di atas meja.
Rum : Aku juga kehilangan ibuku, aku tahu beratnya itu, (Sedih)
Lotus : anda masih memiliki ayah,
Rum : Apakah itu sebanding? Aku tetap kesepian, di rumah sendirian, apa bedanya aku dengan yatim piatu,
Aku terdiam sejenak, tidak ada seseorang yang dapat menyentuh hatiku, lewat satu pertanyaan itu. yah, aku merindukan ibuku, yang bahkan tak kuketahui wajahnya. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata, seperti rasa sakit yang kupendam meluap. Siapa juga yang mau hidup seperti ini?
Rose melihatku meneteskan air mata, beranjak dari tempat duduknya dan memelukku dari samping. Aku dapat merasakan empuk dadanya, dan aroma tubuhnya yang wangi.
Rum : Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Sebagai sesame yatim piatu, kita harus saling menguatkan, benarkan?
Lotus : aku tidak tahu apa yang ada di otakmu, tapi jangan mengalihkan tujuan utama kita disini,
Dia hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya, ah, dia benar-benar lucu. Bagaimana dia bisa berfikir untuk membuatku sentimental, dan memanfaatkan suasana itu untuk berhenti belajar. Dasar nakal!
Hari ini menjadi hari terakhir kami belajar di perpustakaan, besok kami akan berangkat ke daerah timur untuk langsung melihat pertanian tembakau. Setidaknya dia berangkat dengan berbagai informasi tentang tembakau dan jenisnya. Aku tidak mau dia diejek oleh para petani disana, dan diremehkan oleh para penduduk.
Hari keberangkatanpun tiba, kami sepakat hanya berangkat berdua. Selain untuk fleksibilitas, akan jadi sangat mencolok jika kami membawa banyak pengawal atau pelayan. Itu juga menjadi permintaan dari Rose, agar tidak membawa banyak orang dalam perjalanan ini. Aku mengemasi barang dan kebutuhanku selama beberapa hari disana, bahkan aku sudah memesan penginapan di daerah timur. Perjalana dari ibu kota ke daerah timur, Orchen, sekitar 7 jam menggunakan transportasi umum.
Aku berjalan menuju gerbang utama, dimana Rose sudah menunggu dengan 2 koper besar miliknya. Sedangkan aku hanya membawa satu koper kecil, untuk membawa semua barang-barangku.
Rum : Kau sudah siap, lotus? (tersenyum manis)
Aku hanya mengangguk, bagaimana aku tidak terpesona dengan penampilan anggunnya.
Kami berangkat menuju stasiun kereta api, dipinggiran kota. Sepanjang perjalanan, rose terlihat sangat menikmati perjalanan, bahkan berkali-kali dia menunjuk ke arah jalan, ketika menemukan sesuatu yang menarik.
Lotus : Apa bajumu tidak terlalu terlihat mahal?
Rum : Hushh... aku punya kejutan, (mengedipkan mata)
Apa ini? Apa yang dia rencanakan? Perasaanku jadi khawatir, sekaligus penasaran dengan rencananya.
Sesampainya di stasiun, kami langsung masuk ke dalam gerbong kereta yang kebetulan akan segera berangkat.
Rose duduk tepat di depanku, dengan kursi yang saling berhadapan. Kemudian, setelah kereta berjalan, Rose berjalan ke kamar mandi dengan membawa satu koper. Aku sama sekali tidak curiga, mungkin dia hanya melakukan keperluan wanita. Setelah 5 menit di kamar mandi, Rose kembali ke tempat duduk dan membuatku kaget.
Lotus : Pakaian apa yang kau pakai? (tanyaku sambil gemetar)
Rum : Ini pakaian yang sering dipakai kaum muda kelas bawah di daerah timur, apa kau tidak tahu? (sambil membenarkan sepatunya)
Lotus : apa itu tidak terlalu sexy,
Rum : Us bilang, ini pakaian yang biasa saja di kalangan bawah.
Rasanya aku akan mimisan, melihat mulus dan putihnya paha Rose. Selain itu, dengan pakaian sederhana semacam ini membuat kecantikannya berkali-kali lipat.
Lotus : ah, begitu, ehmm... sepertinya aku akan tidur.
Rum : ah, tidur saja, disini lumayan tenang,
Selama perjalanan, aku berpura-pura tidur, tapi dengan jelas aku dapat mendengar suara Rose yang sedang makan beberapa kripik yang dia bawa. Aku langsung membuka mata, karena perutku terasa lapar.
Rum : kenapa? Lapar? (sambil mengunyam kripik yang dibawa)
Lotus : kau benar-benar membuatku tidak percaya,
Rum : Tolong rahasiakan kelakuanku ya, aku Cuma ingin jadi diriku sendiri, (masih mengunyah)
Aku mengambil sekantung kripik dari tangan Rose, dan memakannya.
Rum : Hoe, kenapa diambil?
Lotus : aku takut kamu gendut,
Rum : Tidak akan, ayolah, (merajuk)
Dia selalu membuatku senang dengan caranya sendiri.
Ketika sore menjelang, kami semakin dekat dengan stasiun daerah timur. Rose tertidur di pangkuanku, rambutnya yang panjang terjatuh indah di pangkuanku. Mataku masih belum bisa berpaling dari mulusnya paha nona rose ini. Kenapa aku jadi secabul ini, jika di depan wanita lucu nan menggoda ini.
illustrasi pakaian rum saat di kereta
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...