-29- Mimikri

198 28 3
                                    

POV Rum

Tubuhku dibawa entah kemana, ketika aku membuka mata, semua sudah menjadi gelap. Mereka menaruh tubuhku di atas tanah lembab, dengan dinding yang basah karena tetesan air. Bahkan aroma di dalam ruangan itu, penuh dengan bau yang tak terdefinisikan. Aku masih tergeletak, dan kubiarkan tubuhku seakan masih tidak sadar. Aku mendengar langkah kaki dari beberapa orang yang mendekat kea rah tubuhku. Tanganku masih terikat, begitupun kakiku.

Penjahat : Hei, Campa! Mau kita apakan perempuan ini? (berteriak hingga suaranya menggema)

Campa : bisa kau berhenti berteriak, dasar tidak berguna.

Penjahat : Jadi bagaimana?

Campa : Kita habisi dia, sesuai dengan perintah tuan..

Penjahat : Sayang sekali, perempuan secantik dia, harus mati mala mini...

Campa : Tutup mulutmu!! Aku sudah muak mendengar orang-orang di desa memuji kecantikannya... sebelumnya hanya aku yang paling cantik di desa ini, karena perempuan ini... (geram)

Oh, intinya dia iri dengan wajahku..

Campa : apalagi kau tahu, suaminya sangat tampan dan dia tipeku...

Penjahat : (mendengus) sudahlah.. akan segera kubereskan dia,

Campa : Lakukan dengan rapi, aku tidak mau kau meninggalkan jejak,

Tak berapa lama, kudengar langkah kaki yang semakin mendekati tubuhku. Dia mengangkat tubuhku, dan merubah posisiku menjadi duduk. Aku masih berpura-pura menutup mataku, lalu perlahan membuka mataku, tepat ketika lelaki itu mengarahkan pedang ke tubuhku.

Brengsek!!

Dengan cepat aku menghindar, dan serangan lelaki itu meleset tepat mengenai sebagi dress ku. Mata kami saling menatap, tatapannya seakan benar ingin melenyapkanku. Aku berusaha untuk berdiri, meski kakiku masih sakit.

Rum : Apa maumu? (panic)

Penjahat: (diam dan mengangkat pedang lalu mencoba menyerang kembali)

Aku mengarahkan tanganku yang terikat kea rah tebasannya, dan itu berhasil, tebasan pedang tak beraturan itu berhasil mengenai tali yang mengikatku, aku bebas. Dengan sisa tenaga, aku melawan lelaki itu, tidak muda menghadapi lelaki tangguh ini dengan tubuh yang masih belum pulih benar. Tubuhku terpojok, pada sudut ruangan lembab dan pengap itu. lelaki berkepala botak dengan mata kirinya yang buta itu, menakutiku. Dia mengarahkan sisi tajam pedangnya pada leherku, dan mencoba mendesakku untuk menyerahkan nyawaku.

Penjahat : andai kau bukan mangsaku, aku akan dengan senang hati membawamu pulang sebagai istriku,

Rum : aku sama sekali tidak sudi, cuihh...

Tatapannya penuh dengan kekesalan, ketika mendengar jawabanku. Tuhan, berikan aku satu kesempatan untuk mengambil alih posisi pertarungan ini, satu kesempatan itu cukup untuk menggulingkannya dan membuatku bisa keluar. Aku bukan tandingannya, dia seperti mantan kesatria kerajaan yang terlatih, dia bukan orang sembarangan.

Baru kali ini aku menghadapi petarung semenyeramkan lelaki ini, seakan dia tidak akan mengampuni nyawa mangsanya. Kami bertarung, saling menyerang, dan beberapa kali tubuhku dihempaskannya ke tanah tanpa ampun.

Dia menarik rambut panjangku yang sudah berantakan, dan memberiku tatapan menjijikan padaku. Dia menjilat pipiku yang terluka karena benturan pertarungan dengannya. Tubuhku sudah babak belur karenannya, dan dia sama sekali tidak memberiku celah untuk menyerangnya.

Penjahat : Kenapa? Kesal? (tertawa) kau cukup menyenangkan,

Rum : Lepaskan aku, sekarang..

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang