Rum
Sepanjang malam Lotus menemaniku di ranjang, sembari bermain dengan rambutku, dan sesekali mengecup keningku selama aku tertidur. Beberapa kali ia menghela nafasnya panjang, seakan ada sesuatu yang tengah mengganjal hatinya. Malam itu, aku terus berpura-pura tidur lelap di hadapannya, namun diam –diam aku hanya ingin mendengar kata-kata yang diucapkannya, namun nyatanya ia hanya diam. Apa yang membuatnya terus tenggelam dalam diamnya?
Cahaya hangat pagi masuk dari sela-sela jendela kamar, aku membuka mataku dengan berat dan mendapati sosok Lotus yang masih tertidur sembari menyenderkan kepalanya di pundakku. Tanganku menari lembut bermain dengan wajah polos Lotus, dengan memandang pria kesayanganku ini.
Lotus : Kau sudah bangun ? (suara serak keluar, namun Lotus masih menutup mata)
Rum : Bangunlah,
Lotus : Aku sedang menikmati perhatianmu,
Rum : Kita bisa melakukan ini selamanya,
Lotus hanya diam, namun bisa kudengar suara nafasnya mulai berat. Lalu dia membuka matanya pelan sembari memandang diriku, kedua mata kami saling mengikat.
Rum : Apa hari ini kita akan berlatih pedang lagi?
Lotus : Iya, ayo berlatih pedang
Pemuda itu membenarkan posisi tubuhnya dan duduk disampingku. Tangannya mulai nakal bermain dengan bibirku yang masih setengah pucat.
Lotus : Andaikan kita bertemu lima tahun yang lalu, aku penasaran, apa kita akan berakhir sebagai pasangan kekasih seperti saat ini? Apakah aku akan jatuh cinta padamu? Atau kau malah jadi musuhku?
Rum : Aku juga tidak tahu, (tersenyum geli) tapi daripada berandai-andai, bagaimana kalau kita lewati hari hari kita sekarang dengan cinta, aku benar-benar mencintaimu sekarang besok dan sampai kapanpun, (mengalungkan kedua tangannya di leher Lotus)
Lotus : Ah, sial.. kenapa kau begitu menggoda..
Tiba –tiba suara teriakan Us menggema dari depan kamar,
Us : Ayo bangun, jangan lanjut olahraga ranjang.. ingat apa yang dikatakan Win kemarin.. (sindir)
Aku mendengus kesal, sembari memanyunkan bibirku seperti anak-anak yang merajuk. Dengan cepat, Lotus melancarkan ciuman di pipiku dengan nakalnya. Bibirnya terasa lembut menjalar menuju bibirku, lalu beberapa saat kami bercumbu, dia melepaskan lumatannya dan berdiri menjauh dari tubuhku. Dia hanya menggodaku, sialan!
**
Kami berdua keluar dari kamar dengan masih memakai piyama, kami berjalan dengan malasnya menuju dapur. aku melihat berbagai makanan sudah tersedia di atas meja, Ohm dan Us menyiapkan makanan-makanan itu berdua.
Rum : Darimana kalian mendapat bahan makanan ini?
Us : Semalam Win dan Sky yang membelinya untuk kita, katanya kita harus makan makanan enak, khususnya untukmu.
Rum : Apalah yang mereka mau dari kita,
Ohm : Mereka hanya ingin kau cepat pulih, supaya mereka bisa tenang di ibu kota
Aku hanya memutar bola mataku, sangat tahu bagaimana pasangan menjengkelkan itu malah senang bisa sering ke tempat ini, karena mereka bisa bulan madu. Aku duduk di atas kursi, dan mengambil sendok untuk mencicipi beberapa lauk yang tersedia di depan mataku.
Di atas meja itu ada piring yang dipenuhi dengan Bebek peking, dan Gong Bao Ji ding. Rasanya sudah lama sekali aku tidak makan makanan ini, terakhir kali ketika ibu masih hidup. Biasanya ibu akan memasakan makanan ini ketika kami punya uang lebih atau tahun baru.
Tanganku mengambil centong nasi, menyiapkan nasi untuk Lotus seperti biasanya. Aku mengambilkan lauk itu, terlihat wajah lapar darinya. Sementara Us juga menyiapkan sendiri untuk Ohm, dengan sedikit godaan nakal khas Us. Kami memakan makanan itu dengan lahap, dalam sekejap semua makanan yang tersedia ludes tanpa tersisa.
Ohm : Akhirnya kita bisa makan makanan yang layak, tidak rerumputan lagi.. (gumam)
Aku yang mendengar gumaman itu menjadi kesal, karena aku ikut memasak untuk semua makanan yang dia sebut rerumputan. Tapi us dengan sigap mencubit paha Ohm dan seketika membuat Ohm berteriak kencang kesakitan.
**
Seusai bersiap, aku mengambil pedang yang diberikan Jeff untukku berlatih sekaligus menyogokku agar memberi ijin agar dia bisa menemani adikku. Ah, aku merindukan adikku yang tampan dan cerdas. Dengan baju khusus, aku datang mendekati Lotus yang sudah menunggu di luar rumah. Aku memeluknya dengan manja, sembari memasang senyum cerah.
Lotus : Setelah latihan, ayo jalan – jalan sebentar..
Rum : Apa yang mau kau berikan? Kau mau melamarku?
Lotus : (tersenyum dan pergi)
Aku melihat punggung lebar itu berjalan di depanku, namun seakan punggungnya kali ini terlihat begitu berat. Apakah pekerjaannya sekarang jadi lebih berat baginya? Ah, benar juga, selama ini dia selalu hidup mewah di kediamana keluarga D'licht. Apakah aku terlalu memaksanya untuk berubah ?
*****
Lotus, apakah yang akan kamu lakukan pada Rum?
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)
FanfictionRum (Biu) adalah seorang lelaki yang harus menyamar menjadi putri bungsu dari keluarga D'licht untuk bertahan hidup dan mendapat pengakuan dari ayahnya. namun, tak disangka ia malah jatuh cinta dengan seorang kepala pelayan, Lotus (Bible) yang tern...