Spesial Episode " Lembaran Cinta (1) "

240 29 1
                                    



POV Maya

Gelar sebagai selir putra mahkota telah disematkan padaku, tanpa bertanya bagaimana perasaanku, apakah aku bersedia?. Karena gelar ini, aku kehilangan kekasihku yang paling aku cintai di dunia ini. Masih terkenang olehku, first, Kekasihku. Wajahnya yang tampan, dengan lesung pipi yang begitu manis tersemat di kedua pipinya.

Hari itu, musim panas 3 tahun lalu. aku masih menjadi nona Maya, putri pertama di keluarga D'licht. Meskipun aku seorang nona, tapi tak jarang aku kabur dari kediaman D'licht hanya untuk sekedar berjalan ke pasar bersama Namtan, pelayanku.

Natan : Nona, apakah hari ini anda ingin ke toko buku tua itu lagi? (sambil berjalan di tengah pasar di pusat kota)

Maya : Bolehkah? Aku ingin menambah koleksi buku-bukuku, ah aku dengar ada sebuah novel yang keluar. (riang)

Natan : Rasanya aneh, melihat anda memakai baju seperti ini. Anda yakin tidak ingin berganti baju, maksudku memakai dress

Maya : Tenang saja, aku malah senang seperti ini, lihat aku lebih bebas kemanapun. (sambil menunjukkan celana panjang dipakainya)

Natan : entahlah, saya rasa itu tetap tidak pantas.

Kami berjalan menyusuri setiap sudut pusat kota. Seringkali aku juga menikmati pertunjukan boneka atau tarian para seniman jalanan. Rasanya kehidupan di luar kediaman D'licht lebih berwarna, daripada di dalam kediaman. Aku merasa seperti menjadi manusia bebas, yang lepas tanpa tercekik aturan.

Toko buku tua itu sudah terlihat, aku bergegas berlari meninggalkan Natan yang masih menikmati penampilan seorang penari jalanan. Aku membuka pintu toko itu, dan bersamaan bunyi lonceng tanda pelanggan datang terdengar.

Pemilik toko : Ah, nona maya! (sambut pemilik toko yang sudah sangat tua)

Maya : ah, tuan, bagaimana kabar anda?

Pemilik toko : oh saya baik-baik saja,

Maya : maaf mengganggu waktu anda membeli buku, nyonya. (sambil membungkuk pada seorang wanita cantik yang juga membeli sebuah buku)

Anastasi : Tidak apa-apa, aku kesini mampir sebentar untuk membeli buku, anak bungsuku sangat suka membaca buku.

Maya : kalau begitu, saya pamit sebentar, saya ingin mencari buku yang menarik juga untuk dibaca,

Anastasia : ah, nona. Apa kau suka minum alcohol? Atau kau suka nasi goring daun jeruk? Aku punya bar di pinggir sungai pran, kau bisa mampir jika memiliki waktu.

Maya : Dengan senang hati nyonya, saya akan menyempatkan waktu untuk bisa kesana.

Anastasia : Bawa juga kekasihmu ke barku, akan jauh lebih menyenangkan. (tersenyum dan membayar buku yang ia beli, lalu pergi meninggalkan maya)

Wanita cantik itu meninggalkan toko dengan langkah yang anggun, membuatku terpesona akan kecantikannya. Dia sudah memiliki anak, dan sepertinya lebih dari satu. Kukira kami seumuran atau mungkin lebih tua setahun dariku, wah, dia sangat awet muda.

Maya : Siapa dia, tuan?

Pemilik toko : Ah, dia Anastasia, cantik kan?? (sambil tertawa)

Aku hanya menggangguk, menyetujui kata-kata tuan pemilik toko. Setelah pembicaraan ringan kami, aku bergegas berjalan mencari buku yang kucari. Aku sibuk menyibak ratusan buku lama, dan mencari tumpukan buku baru.

YOU ARE MY MARTINI (BIBLEBUILD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang