"Anastasia. Kami adalah keluargamu, kuharap kau tidak merasa kesepian lagi," ucap salah satu wanita yang terlihat mirip seperti ibunya.
"Baiklah. Aku akan memperkenalkan keluarga kami padamu," imbuhnya.
Anastasia terlihat bersiap dan bersemangat untuk mengingat semua anggota keluarga tempat ia menjalani kehidupan barunya.
"Dimulai dari Ayah kami, dan ibu kami. Anda bisa memanggilnya kakek dan nenek saja. Mereka tidak terbiasa untuk dipanggil dengan sebutan formal," ucapnya dengan sedikit bercanda yang disusul oleh tawa anggota keluarga lainnya.
"Disamping kakek ada suamiku, kau bisa memanggilnya Paman Gower. Disebelahnya ada Paman Wineth yaitu adikku dan disebelahnya adalah istrinya yaitu Bibi Herrey," jelasnya kemudian menarik nafasnya.
"Disana ada Paman Joard yaitu adik terakhirku dan istrinya Bibi Wendy disebelahnya," ucapnya sembari menunjuk pada sisi yang berbeda.
Anastasia tersenyum mendengarkannya menjelaskan anggota keluarga satu per satu.
"Baiklah secara berurutan aku akan menyebutkan anak-anak kami semua. Di sebelah Wendy adalah sepupumu yang bernama Mathew, lalu ada Aferd, Rich, Clax, Zegh dan putri kami satu-satunya Irina," pungkasnya lalu menepuk tangannya untuk mengapresiasi dirinya sendiri.
Wanita itu bernama Margareth, anak tertua Grand Duke Crayson dan memiliki wajah paling mirip dengan ibunya. Margareth adalah ibu dari Aferd, pria yang menyambutnya dengan wajah dinginnya.
"Karena kau sudah mendengarkan perkenalan ini. Selanjutnya untuk pelajaran lainnya, Hawrey akan membimbingmu," ucap Margareth.
Pria muda dengan kacamata yang tersangga di atas hidungnya, memberikan hormat pada Anastasia. Mereka pun melanjutkan perbincangan lainnya hingga waktu makan tiba. Anastasia terlihat menikmati pertemuan itu, meskipun ia masih merasa canggung.
Irina dan Zegh memiliki umur yang sama dengannya. Sehingga mereka lebih cepat berbaur ketimbang 4 pria lainnya. Terlebih, Aferd hanya memasang wajah seriusnya.
"Kau tidak perlu memikirkan Aferd. Ia memang selalu memasang wajah dingin menyebalkannya," bisik Irina yang sadar bahwa Anastasia terlihat tidak nyaman ketika melihat Aferd.
Anastasia hanya mengangguk mengerti kemudian melanjutkan perbincangan dengan yang lainnya sembari melahap makanannya. Perbincangan itu berlangsung cukup lama dengan berbagai topik pembicaraan untuk mempererat hubungan mereka dengan Anastasia, hingga akhirnya mereka pun selesai.
Hawrey menuntun Anastasia menuju kamar miliknya yang diikuti oleh Kaira dan Hawys. Setelah tiba, Hawrey pergi dari hadapan mereka dan melanjutkan tugas lainnya. Kaira mengikuti Hawrey untuk mengetahui tempat tinggalnya bersama pelayan lainnya. Hingga hanya meninggalkan Hawys dan Anastasia.
"Terima kasih Tuan Hawys karena telah mengantarkan saya dengan baik," pujinya.
Hawys maju beberapa langkah mendekati Anastasia.
"Jaga diri anda baik-baik. Saya akan kembali ke wilayah saya besok. Semoga lingkungan baru ini bisa menghibur anda," jawab Hawys dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
Senyum tersungging di bibir Anastasia, ia mengangguk mengerti. Setelah itu, Hawys melangkah pergi dari hadapannya menuju kamar lain di kastil itu.
Ia segera memasuki kamarnya. Interior ruangan itu cukup mewah, dengan beberapa perabotan yang cukup lengkap. Tirai terjuntai di atas kasurnya, dengan wewangian menyeruak ke hidungnya.
Anastasia duduk di tepi ranjang, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan bajunya. Itu adalah hiasan rambut dengan batu permata safir sebagai hiasannya. Ia memeluknya sembari meresapi kenangannya bersama Alymer.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7
Historical FictionPangeran Alymer Crowel, seorang putra tunggal Duke of Valarosa. Calon penerus berikutnya. Ia tampan, berkharisma dan tegas. Wanita bangsawan mana yang bisa menyembunyikan kekaguman jika melihatnya. Anastasia Marines. Gadis biasa, lugu, ramah dan ca...