Anastasia masuk ke dalam rumah dan mendapati beberapa prajurit berdiskusi dengan Alymer dan Elisa. Ia menundukkan kepalanya untuk memberi hormat. Anastasia yang tak ingin menganggu mereka pun segera pergi menuju kamarnya.
Anastasia segera berseluncur di atas tempat tidur dengan posisi telungkup. Ia melipat kedua tangannya menjadi tumpukan untuk menyangga kepalanya. Ia menghela nafas panjang dan memejamkan matanya sejenak.
Ia kembali teringat kejadian beberapa waktu lalu.
'Saya ingin melamar anda.'
'Saya tak pernah merasakan jatuh cinta sebelum bertemu anda.'
'Ikutlah dengan saya ke wilayah saya, dan anda akan menjadi nyonya disana.'
Anastasia melepas tumpukan tangannya dan membenamkan wajahnya di atas kasur. Ia merasa kasihan dan tersipu malu sekaligus di waktu yang sama. Di sisi lain ia tak memiliki perasaan pada Hawys, tetapi di sisi lain Hawys adalah pria yang baik dan berkemauan kuat.
"Aku! Apa yang harus aku lakukan?" Anastasia menangkupkan kedua tangannya di dahinya.
Cukup lama otaknya memutar secara berulangkali kalimat yang Hawys lontarkan tadi. Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu. Anastasia bangkit dari tempat tidurnya dan pergi menuju kenop pintu. Ia membuka pintu dan mendapati Kaira disana.
"Nona Anastasia," ucap Kaira sembari memberi hormat.
"Kaira? Apa yang membawamu kemari?" tanya Anastasia.
Kaira memalingka wajahnya ke kiri dan ke kanan secara bergantian. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Anastasia menaikkan alisnya sebelah ketika melihat Kaira yang bertingkah aneh.
Ia segera menarik Kaira ke dalam kamarnya dan memutar kunci pintu.
"Ada apa, Kaira?" tanyanya lagi.
"Apakah anda tahu?" ucap Kaira dengan nada berbisik.
"Kaira, tolong bicara yang jelas. Hanya ada kita berdua disini, kau tidak perlu khawatir," jawab Anastasia.
Kaira membuang nafasnya sejenak, sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
"Anda sudah dipastikan akan pindah ke Ladorah," ucap Kaira yang berhasil membuat Anastasia melebarkan matanya.
Anastasia terduduk begitu saja di atas tempat tidur. Meskipun ia sudah mengetahui sebelumnya dari Hawys, tetapi itu masih menjadi sebuah pertimbangan. Entah mengapa ia tak begitu senang mendengarnya.
Kaira memberitahu bahwa permasalahan yang terjadi akan diselesaikan oleh para petinggi Kosianol. Kelompok mereka akan segera dibubarkan untuk menghindari pemberontakan lebih lanjut. Meskipun gagal untuk mengajukan permohonan pengganti pemimpin, tetapi para kelompok demo akan dibubarkan.
"Lalu apa yang akan kalian lakukan?" tanya Anastasia,
"Beberapa orang memilih untuk pindah ke negara lain untuk menjalani hidup yang baru. Sebagian dari mereka juga akan pulang ke Adorah, termasuk aku." Kaira menundukkan wajahnya.
Anastasia ikut murung melihat wajah Kaira. "Lalu bagaimana dengan Lif, Dax, Rouf, Roxa dan Wellix?"
Kaira dengan wajah sendunya mulai terisak. "Mereka adalah prajurit di wilayah Sir Hawys. Jadi mereka juga pasti akan kembali kesana."
Anastasia meraih tangan kaira untuk membuatnya sedikit tenang. "Kaira, jika kau tidak keberatan, ikutlah denganku ke Ladorah."
Kaira mengangkat pandangannya dan menatap Anastasia penuh arti. "A-apa tidak masalah Nona?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7
Historical FictionPangeran Alymer Crowel, seorang putra tunggal Duke of Valarosa. Calon penerus berikutnya. Ia tampan, berkharisma dan tegas. Wanita bangsawan mana yang bisa menyembunyikan kekaguman jika melihatnya. Anastasia Marines. Gadis biasa, lugu, ramah dan ca...