Bab 25 : Malam Yang Indah

333 20 0
                                    

Tanpa berlama-lama lagi, mereka segera bergerak untuk pindah ke jalur lain yang lebih cepat dan aman. Namun matahari terasa lebih cepat untuk kembali tidur, sehingga menjelang malam mereka memutuskan untuk menginap dan mendirikan tenda.

Elisa yang tidak ingin pisah dengan Anastasia, memutuskan untuk berada di tenda yang sama dengan Anastasia. Rasanya seperti mengurus seorang anak kecil yang bawel. 

Tenda itu memang tidak berukuran terlalu besar, tetapi lebih nyaman dibandingkan tenda para pengawal Anastasia. Ketika tenda mereka sudah berhasil didirikan, mereka pun segera masuk. Terdapat satu alas tempat tidur untuk mereka, dan hanya dilapisi oleh kain yang tidak begitu tebal.

"Apakah anda baik-baik saja tidur berdua denganku disini?" tanya Anastasia.

"Putri Anastasia. Anda jangan bertingkah seolah aku gadis bangsawan yang pilih-pilih. Aku ini seorang ksatria juga, tempat seperti ini sudah menjadi kebiasaanku. Bahkan ini lebih nyaman dibandingkan tenda kami saat pergi berperang."

"Haha baiklah." Anastasia tertawa.

Mereka berdua pun segera melepaskan sepatu dan meluruskan tubuh mereka di atas alas tidur.

"Astaga aku hampir saja lupa!" teriak Elisa.

Elisa pun kembali berdiri dan segera membuka lapisan besi yang menutupi tubuhnya sedari tadi. Kini ia hanya mengenakan tunik putih dan celana coklat. Ia melepaskan pengikat rambutnya dan menyisir rambutnya dengan jemarinya, kemudian meluruskan tubuhnya di samping Anastasia.

Anastasia tersenyum dan mereka berdua menatap atap tenda yang terlihat samar karena cahaya yang minim. Anastasia mulai membuka percakapan.

"Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi Putri Elisa." Mata Anastasia mulai berkaca-kaca.

"Hei! Kenapa tiba-tiba berpikiran seperti itu?" Elisa balik bertanya.

"Terakhir kali kita bertemu di mansion, aku tidak pernah lagi mendengar kabar anda. Aku pikir anda marah denganku."

Elisa menghelas nafas sejenak. 

"Maafkan aku Ana, tetapi aku dan Alymer harus bergerak lebih cepat menyelesaikan peristiwa ini. Jika tidak, kesewenang-wenangan mereka akan membuat perdamaian diantara 7 negara pasti akan runtuh. Jika itu terjadi, perpecah-belahan yang terjadi diantara 7 negara yang terikat dalam kepemimpinan Raja Negara Lavoadirah, akan semakin terprovokasi," jelas Elisa yang kini memiringkan tubuhnya untuk menatap Ana yang masih menatap langit-langit tenda. 

Ana tersenyum dan memiringkan tubuh menghadap Elisa.

"Aku tidak tahu bahwa peristiwa ini membuatku menemukan teman baik seperti anda." 

Senyum tersungging di bibir Elisa dan membuat Anastasia seketika meneteskan airmatanya.

"Hei? Ada apa Ana?" tanya Elisa khawatir. 

"Tidak apa-apa. Hanya saja anda membuatku terharu. Anda begitu tulus berteman denganku," jawab Anastasia yang mulai terisak. 

Elisa menggenggam tangan Anastasia dengan erat dan meneteskan airmata juga. Wanita yang begitu kuat seperti Elisa adalah seseorang yang mudah tersentuh. Anastasia sedikit menertawai Elisa yang terlihat lucu ketika menangis, yang membuat Elisa menjadi malu. 

"Permisi Nona-nona." 

Suara seorang perempuan membuat mereka duduk dengan sempurna.

"Oh Kaira. Ada apa?" tanya Anastasia. 

"Makanan sudah siap, Tuan Muda Alymer menyuruh saya untuk memanggil Nona Elisa dan Nona Anastasia."

Elisa terlihat cemberut begitu mendengar nama Alymer.

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang