Bab 13 : Bertemu Teman Baru

223 17 0
                                    

Ana kini berada di bukit yang tak jauh dari rumahnya. Memiliki waktu sendiri dengan pemandangan sejuk adalah yang ia butuhkan saat ini. Ia memeluk dirinya sendiri seolah-olah sedang memeluk orang lain, dan membenamkan wajahnya diatas tumpukan tangannya.

Suara gemerisik seperti meninjak dedaunan yang kering membuat Ana mengalihkan pandangannya. Kini seorang wanita tengah menghampirinya. Berusia sekitar 20an atau mungkin seumuran dengannya. Ana sedikit terpukau dengan kecantikan wanita itu yang ia pastikan bahwa itu adalah seorang bangsawan, meskipun tidak semewah pakaian bangsawan lainnya.

"Hi!" sapa wanita itu.

"Hi me? Oh, Hi juga!" sapa Ana dengan tingkah manisnya.

"Tidak ada orang lain disini, jadi aku sedang menyapamu," ucap wanita itu sambil terkekeh pelan.

Ana ikut tersenyum dan bangkit dari tempat duduknya dan memberikan hormat pada wanita itu. Wanita itu pun membalas hormat Ana.

"Oh, perkenalkan aku Anastasia. Apakah anda?"

"Hahah, yah kau pasti bisa menebaknya. Tetapi tenang saja, aku tidak sombong seperti putri-putri bangsawan lainnya. Cukup panggil aku Elisa, jangan memanggilku terlalu formal dengan sebutan putri."

Ana sedikit tertawa dan Elisa mendekat padanya. Mereka berdua pun duduk di atas batu yang menghadap langsung pegunungan. Pembicaran ringan diantara mereka pun terjadi, meskipun baru beberapa menit yang lalu mereka berkenalan kini mereka sudah mulai akrab.

"Yah aku tak suka dengan perilaku Pangeran Luke, dia terlalu manja dan tak pandai bermain pedang. Bagaimana ia bisa menyelamatkan keluarganya dan wilayahnya jika ia seperti itu."

Pembicaraan yang sudah semakin jauh membuat Ana merasa sangat terhibur di kala kesedihannya ini. Meskipun baru saja kenal, tetapi kepribadian mereka berdua sepertinya mirip. Elisa yang meskipun memiliki paras cantik dan kalem, sebenarnya sangat menyukai petualangan dan ahli dalam berpedang. Ana cukup terkejut mendengarnya sekaligus kagum.

Karena yang selama ini ia lihat, putri-putri bangsawan lainnya sebagian besar menghabiskan waktu untuk berdandan, melakukan pesta mewah dan belanja pakaian-pakaian mahal atau menjadi penyanyi teater meskipun suara mereka tidak begitu indah.

Elisa cukup menarik baginya. Meskipun ia sekali lagi teringat bahwa ia tak boleh dekat atau sekedar berteman dekat dengan para bangsawan. Namun ia berpikir bahwa Elisa berbeda, sehingga ia bisa sedikit lega jika menjalin pertemanan dengannya.

"Dan apakah kau tahu, sepupuku itu bahkan sangat kejam terhadap wanita. Um tidak, maksudku sangat dingin. Tetapi aku cukup curiga mengapa ia bisa menyetujui perjodohan itu," cerita Elisa kemudian.

Dari semua topik pembicaraan tadi, ucapan Elisa baru saja berhasil membuatnya berdegub kencang. Apakah yang ia maksud adalah Pangeran Alymer? Wajah Ana mendadak pucat, selama ini ia berusaha untuk menghindari segala hal yang bersangkutan dengan Alymer. Namun sekarang ia malah menjadi dekat dengan salah satu keluarga Alymer.

"Hei Ana?" Elisa melambaikan tangannya di depan wajah Ana.

Pikirannya pun seketika buyar. Ia yang baru menyadari bahwa dirinya tadi mematung dan tidak begitu menyimak pembicaraan Elisa pun segera meminta maaf.

"Maaf, aku tadi sedang menyimak cerita anda," ucapnya berbohong.

"Oh aku kira kau sedang melamun. Baiklah aku lanjutkan ceritaku," ucap Elisa yang disusul anggukan Ana.

"Aku baru saja tiba kemarin, setelah berkunjung dari Adorah. Meskipun disana sedikit mencekam suasananya karena yang kudengar hubungan antara Duke of Adorah dengan anak-anaknya tidak akur karena masalah tahta. Tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu Grand Duke Estionate akan menurunkan warisannya pada siapa," ucapnya sedikit melenceng dari maksud ceritanya.

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang