Bab 10 : Kerinduan

277 17 0
                                    

"Pria itu adalah Vincent Benard. Putra tunggal Duke Robert Benard dan Duchess Sarah Benard dari Negeri di Selatan. Ia terkenal dengan kelicikannya dan sering bermain dengan wanita," jelas Jack.

Ana mengangguk. Sepertinya itu salah satu alasan mengapa ibunya tak ingin ia terlibat dengan para bangsawan. Meskipun Illa dan Eric juga bangsawan, itu adalah pengecualian. Selebihnya ia tak boleh terlibat hubungan yang dekat para bangsawan.

Jack melambaikan telapak tangannya di depan wajah Ana yang sedang bergeming

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jack melambaikan telapak tangannya di depan wajah Ana yang sedang bergeming. Lamunan Ana pun buyar. Jack membalasnya dengan senyuman, tetapi ia menyadari bahwa gadis di depannya saat ini lebih sering melamun.

"Apa nona baik-baik saja?" Tanyanya.

"Oh maaf, aku hanya sedikit tidak bersemangat hari ini. Aku baik-baik saja," jawabnya.

Jack berdehem, sepertinya ada suatu hal yang ingin ia lontarkan. Namun sepertinya ia lebih takut reaksi yang akan datang. Ana menarik alisnya ke atas, seperti siap mendengarkan apa yang akan diucapkan pria di depannya itu.

"Um, begini. Aku... em, sepertinya.. Aku."

Ana terus menunggu kalimat selanjutnya yang ia lontarkan. Jack bergeming sejenak, sebelum melanjutkan kalimatnya yang terbata-bata itu.

"Sepertinya hari ini cuaca sangat cerah meskipun jalanan sedikit basah karna hujan pagi tadi. Jika nona berkenan, aku ingin sekali berkeliling denganmu," ucapnya.

Ana menyunggingkan bibirnya, meskipun tubuhnya terasa kaku sekarang. Panas mulai menjalar di kepalanya. Ia tak tahu bagaimana cara menolak.

Bukankah cukup menyatakan penolakan? Mengapa begitu berat untuk ia lontarkan langsung. Apakah ia mengasihani pria itu? Atau ia juga sedang patah hati, sehingga menimbang permintaan itu.

"Em, begini tuan. A..aku senenarnya..."

Belum sempat ia melanjutkan, Jack lebih dulu memotong kalimatnya.

"Ah, tidak masalah jika anda menolak ajakan saya. Saya hanya mengucapkan hal bodoh tadi, jadi..."

"Tidak! Bukan begitu tuan Jack. Aku akan menemanimu berjalan-jalan," ucapnya.

Betapa riangnya ia, setelah mendengar jawaban memuaskan yang dilontarkan oleh Ana baru saja. Jack menunjuk jalan dengan telapak tangan yang ia bentangkan. Mereka pun jalan beringinan, di atas tanah yang tidak mulus penuh dengan beberapa riak air.

Bukan sebuah pemandangan yang aneh lagi jika prajurit berjalan dengan gadis biasa sepertinya. Tetapi tetap saja ia merasa was-was terhadap sekitarnya. Mungkin ia terlalu besar kepala bahwa ada orang yang sedang mengawasinya karena berjalan bersama dengan prajurit yang bukan dari kelas biasa.

Tetapi prajurit yang bersamanya itu memiliki peringkat tinggi. Lebih tepatnya ksatria tingkat atas. Bila mereka memenangkan pertempuran dan mengalahkan pemimpin musuhnya, mereka akan dianugerahi sebuah wilayah. Artinya mereka akan menjadi pemimpin di daerah itu.

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang