Bab 26 : Rahasia Yang Menjebak

277 15 2
                                    

Malam semakin larut, tetapi Anastasia masih terjaga dari tidurnya. Ia menatap langit-langit tenda, sembari mengingat apa yang baru ia alami. Jantungnya mulai berdegub dengan kencang dan seperti ia sedang melayang di udara. 

Ia menyentuh bibirnya yang terasa sedikit perih dan sembab itu dengan jarinya. Seketika sentuhan itu terasa hidup kembali bersama dengan ingatannya. Ia tersipu malu dan pipinya saat ini memerah seperti kepiting yang direbus.

Elisa yang sudah tidur lebih dulu disampingnya, terlihat gaduh sendiri. Ia yang sebelumnya masih hanyut dalam ingatannya, seketika terkejut karna tangan Elisa yang menimpa kepalanya.

"Mau kemana kalian hah?! Hadapi aku sekarang!"

Kini Elisa mulai mengigau. Entah apa yang sedang terjadi di dalam dunia mimpinya itu. Anastasia hanya tertawa kecil kemudian memperbaiki posisi tangan Elisa yang menyeberang padanya.

Elisa kembali berdengkur kecil, seiring mata Anastasia yang mulai sayu. Ketika ia menutup matanya sempurnya, senyum tersungging di bibirnya. Meskipun sebelumnya, keindahan yang baru saja terjadi sepertinya membuatnya sedari tadi sulit untuk menutup matanya menuju dunia mimpi. Ketika semua orang berkata tidak ingin bangun dari mimpi yang indah, Anastasia tentu saja akan berkata bahwa mimpinya menjadi kenyataan. 

Tetapi masih ada satu hal yang menganggu pikiran Anastasia. Apakah Alymer akan tetap melangsungkan pernikahannya dengan Putri Mary Cower? Jika benar, maka ia harus bersiap-siap untuk patah hati lagi. Sepertinya pesan dari bunga dandelion sangat bermanfaat untuknya. 

Mungkin saja rasanya seperti jatuh di atas taman bunga mawar. Terlihat indah ketika melihat bunganya, namun ketika terlanjur jatuh maka akan tetap tertusuk durinya. 

Dalam benaknya, ia hanya ingin memikirkan hal-hal yang membuatnya bahagia saja. Entah berapa banyak masalah yang bertubi-tubi menimpanya hampir di setiap waktu. Meskipun kali ini kebahagiaannya hanya sementara juga dalam hidupnya, maka biarkanlah ia merasakan sentuhan Alymer lebih banyak lagi. 

Biarkanlah Alymer membelai rambutnya lebih lama lagi, memeluknya dengan kehangatan atau sekedar melihat pemandangan sunrise di atas bukit. Jikalau dongeng tentang karpet ajaib, maka ia hanya ingin mengelilingi dunia bersama Alymer. 

***

Anastasia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mencoba menjernihkan pandangannya yang sedikit samar. Ia mengumpulkan nyawanya dengan sempurna sebelum akhirnya bangkit dari tidurnya. Anastasia menyapu semua rambutnya kebelakang dan menyelipkannya dibelakang telinganya. 

Sepertinya ia baru sadar bahwa rambutnya sudah berurai sejak kemarin. Kekesalan nampak diwajahnya ketika mengetahui bahwa rambutnya sudah berantakan seperti rambut singa. Anastasia mengalihkan pandangannya kesamping, namun tak mendapati Elisa berada di sampingnya. Ia pun bergegas berdiri untuk keluar tenda. Ia meraih sepatunya yang masih berdiri rapi di dekat alas tidurnya kemudian memakainya.

Di luar tenda, nampak semua pengawal sibuk membenahi tempat dan menutup tenda secara bergilir. Bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Anastasia pun menepuk-nepuk bajunya yang sedikit kotor agar penampilan tidak begitu berantakan. 

Matanya mulai berkeliling untuk mencari Elisa dan Kaira. Namun sepertinya ia tak mendapati salah satu dari mereka. Anastasia mulai menjauh dari tenda untuk menuju keretanya yang tak begitu jauh dari tempatnya berdiri tadi. 

"Selamat Pagi Nona Anastasia," sapa seseorang yang membuatnya sedikit tersentak. 

Anatasia memalingkan wajahnya untuk melihat orang yang menyapanya baru saja. Ternyata itu Hawys yang sudah memasang senyum terbaiknya.

"Ow, Hawys? Selamat pagi juga," sapa Anastasia kembali. 

Sembari melakukan perbincangan, mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju kereta. 

"Bagaimana dengan semalam?" 

Anastasia sedikit melotot, seperti ia terkejut dengan pertanyaan sederhana Hawys. Namun ia dengan segera menutupi rasa terkejutnya. 

"Yah seperti malam-malam sebelumnya, cukup lelah namun menyenangkan untuk berkumpul bersama."

Alymer sedikit menyeringai. Seperti ada sesuatu yang ia ketahui, namun memberikan pertanyaan yang cukup menjebak Anastasia. 

"Maksudku diantara anda dan Pangeran Alymer."

Seketika Anastasia menghentikan langkahnya. Alisnya yang terangkat, dapat diketahui bahwa ia sedang terkejut. Ia membuang pandangannya pada Hawys yang masih menyeringai. 

"Maksud anda?" 

Seperti ia tak mengetahui apa-apa, Anastasia hanya berpura-pura bodoh untuk melontarkan pertanyaan lagi pada Hawys. Mereka kembali melanjutkan langkah.

"Saya melihat anda sangat tertekan ketika berada di hadapannya. Putri Elisa meninggalkan anda berdua, tetapi tak lama setelah itu Pangeran menarik anda jauh masuk ke dalam kegelapan hutan."

Anastasia menghentikan langkahnya yang kebetulan tepat berada di depan kereta. Tak ada orang lain selain mereka disana, sehingga percakapan itu hanya didengar oleh mereka berdua. 

"Maaf Tuan Hawys, sepertinya itu bukan urusan anda."

Anastasia mulai memasang wajah kesalnya pada Hawys. Sedangkan Hawys sendiri hanya terkekeh pelan lalu memutar badannya menghadap Anastasia. 

"Maaf jika itu menyinggung perasaan anda. Tetapi ada banyak wanita yang mengincar pangeran dan beberapa diantaranya pernah dirumorkan saling bertindak licik untuk mendapatkan Pangeran."

Anastasia tertawa simpul. "Lalu?"

"Saya hanya tidak ingin anda ikut terluka. Anda masih belum tahu tentang kekejaman diantara orang-orang bangsawan dan politik kerajaan. Jadi sebelum itu semua terjadi, bukankah lebih baik anda mencegahnya?" 

Kalimat Hawys sepertinya telah menjebak Anastasia. Selama ini yang ia khawatirkan dalam dirinya sendiri, ternyata dilontarkan juga oleh orang lain. Dan itu adalah Hawys. 

"Aku tidak mengerti ucapan anda. Lebih baik simpan saja omong kosong anda, Tuan Hawys," balas Anastasia. 

Hawys dengan sigap menyenderkan tangannya di pintu kereta. Sehingga Anastasia kembali menarik dirinya. Anastasia melipat kedua tangannya di depan dada dan mengangkat wajahnya. Seperti sedang menantang Hawys. 

"Tidak bisakah, anda memilih saya?" 

Anastasia membulatkan matanya sempurna. Seperti ia tak percaya dengan apa yang baru saja Hawys katakan padanya. 

"Apa maksud anda?" 

Hawys dengan berani meraih punggung tangan Anastasia lalu membenamkan bibirnya sekilas disana yang membuat Anastasia mematung sejenak. Alis-alisnya kini mulai mengerut dan menyatu. 

"Maksud saya, bagaimana jika saya melamar anda?"

To be continue . . . .

Hola! Penulis kembali. Maafkan kelamaan update karena lagi ada waktu buat sunting tulisan hehe. Semoga suka yah, jangan lupa vomentnya ditunggu biar penulis juga semangat kerjanya.

Terima kasih!



MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang