BAB 1 : A New Day

1.1K 58 0
                                    

Author POV

Hamparan rerumputan yang luas, licin dan saling berhadapan, menemani perjalanan sepasang suami istri yang tengah diguyur hujan deras yang jatuh membasahi mantel mereka.

Wanita itu berjalan dengan pincang dan pria disampingnya sedang menopang tangan kanan yang mengait di kedua bahunya.

Hamparan rerumputan yang cukup panjang membuat mereka berdua nekat menerjang derasnya air hujan demi mencari tempat teduh di pohon lebat dan tinggi yang berada cukup jauh dari pandangan mereka.

Sebenarnya barisan pepohonan itu dapat mereka gapai jika berlari dengan kencang, namun sang wanita yang sedang mengandung itu tak dapat berbuat lebih.

Tak lama kemudian, tibalah mereka diantara kerumunan pepohan yang tinggi bak istana kerajaan.

Sang istri yang tak sanggup menahan dorongan kuat dari dalam perutnya hanya bisa terduduk lemas dan bersandar di badan pohon yang besar itu.

Sang suami melihat air ketuban sang istri ternyata telah pecah, lantas panik. Ia yang menyadari sang istri terlihat setengah sadar, mencoba untuk menepuk lembut pipi sang istri agar tetap terjaga.

Istrinya memerintahkan sang suami untuk menopang tubuhnya agar ia bisa sedikit berbaring.

Sang istri lansung menarik nafas panjang lalu mengejan. Sang suami yang tak kuasa melihat istrinya yang kesakitan hanya bisa menangis dan menggenggam erat jemari sang istri.

Tak lama kemudian, suara tangis bayi pun terdengar. Bersamaan dengan itu, cengkraman sang istri pun melemah.

Sang suami lantas segera mengambil anaknya yang baru lahir itu, dan membungkus badan sang bayi dengan syal yang melingkar di lehernya sedari tadi.

Ia menangis tersedu-sedu dan menimang sang bayi agar sedikit tenang dan tak menangis lagi.

Sang istri yang dalam kondisi lemah hanya bisa tersenyum kecil. Pria itu lalu mengecup lembut pipi sang istri dan kemudian memeluk sang bayi.

* * *

Setelah cukup lama kejadian menegangkan itu terjadi dan disusul oleh cahaya matahari yang menggantikan hujan lebat itu, sang istri tengah menyusui bayi mungilnya yang baru saja menampakkan dirinya ke dunia.

Senyum dari kedua pasangan suami istri itu tak pernah pudar sedari tadi. Kini mereka berpindah posisi ke gubuk yang berada tak jauh dari mereka berteduh tadi.

"Matanya indah seperti pantulan bulan biru di air sungai rila," ujar suaminya.

"Yah kau benar," jawab sang istri.

Mereka kembali bertatapan dan tersenyum satu sama lain.

Mereka sangat bersyukur telah memiliki seorang anak perempuan dengan mata biru, rambut tipis berawarna emas dan kulit putih bersinar seperti mutiara.

Sang istri bernama Lucy Estionate, merupakan seorang keturunan bangsawan dari keluarga Estionate yang ayahnya merupakan Grand Duke bernama Hendri Estionate.

Namun karena pilihan hidupnya dan membatalkan pertunangan dengan jodoh yang telah ditetapkan oleh keluarganya lantas membuatnya diasingkan ke desa terpencil.

Suami yang sangat ia cintai bernama John Marines, merupakan keturunan bangsawan rendah. Namun harta dan kasta tak menjadi penghalang hubungan keduanya.

Akan tetapi berbeda dengan keluarga Lucy yang merupakan bangsawan kejam dan tak memiliki belas kasih. Hubungan keduanya tak pernah mendapatkan restu dari keluarga sang istri karena status John yang rendah.

Baron John yang merasa bahwa hubungannya akan kandas lagi, terpaksa membawa kabur sang pujaan hati yaitu Lucy ke daerah lain dan menikah.

Namun cobaan yang mereka hadapi tak kunjung berhenti. Hingga suatu hari usaha peternakan mereka yang hampir di puncak kesuksesan, akhirnya mereka harus menerima kenyataan bahwa hewan ternaknya musnah dalam waktu satu malam.

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang