Bab 27 : Hawys yang Bersemangat

230 17 0
                                    


"Maaf Tuan Hawys, hentikan lelucon anda!" 

Hawys mengikuti gaya Anastasia yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sedangkan Anastasia hanya mengalihkan pandangannya ke arah kuda-kuda yang masih bersantai. 

"Saya sedang tidak bercanda, Nona Anastasia."

Kecanggungan mulai tumbuh diantara mereka. Terdengar suara angin yang bernyanyi dan hembusan angin yang menerpa rambutnya yang terjuntai. Tanpa sepatah kata lagi, Anastasia hanya masuk ke dalam kereta meninggalkan Hawys yang kini memasang wajah seriusnya. 

Hawys hanya menghela nafas, kemudian meninggalkan kereta Anastasia. Rasa kecewa mulai menyelimuti Hawys. Meskipun begitu, ia tak bisa langsung membenci Anastasia. Mungkin hanya soal waktu pikirnya. Rasa kagum yang semula ia rasakan, kini mulai berubah menjadi ketertarikan dan berujung rasa cinta. 

Hari-hari yang ia lalui bersama dengan Anastasia sebelumnya, membuatnya semakin yakin bahwa memang benar ia menyukai bahkan mencintai Anastasia. Ia memang berasal dari rakyat biasa yang mendapatkan gelar bangsawannya setelah memimpin beberapa kemenangan peperangan. Tak ada yang menganggapnya sebagai bangsawan rendah atau bahkan ksatria biasa lagi. 

Hawys memang tak memiliki ketertarikan dengan perjodohan yang sebelumnya ditawarkan kepadanya. Bahkan salah satu cucu perempuan Grand Duke Adorah pun ia tolak. Dan beberapa putri dari negeri lain tak mendapatkan tanggapan darinya. Lalu, mengapa ia akhirnya jatuh cinta pada Anastasia? Seorang wanita biasa, yang tak berpenampilan menarik sama sekali, tak memiliki tahta dan cucu yang terusir dari negerinya sendiri. 

Mungkin Anastasia sangat istimewa di matanya. Terlebih usianya yang sudah menginjak 25 tahun. Sesuai hukum yang berlaku, ia wajib menikah sebelum usianya menginjak 30 tahun. Akan tetapi, bukan berarti ia hanya ingin menikah hanya sekedar untuk mengikuti hukum yang ada. Jika benar, maka ia akan menikah dengan Putri bangsawan dari mana saja sebelumnya. 

Di dalam kereta, Anastasia masih duduk termenung sembari menyentuh punggung tangannya yang sempat dikecup oleh Hawys tadi. Kerutan di dahinya memberitahu bahwa ia sedang dilanda kebingungan. Entah apa yang membuat Hawys jatuh cinta padanya. 

Bahkan selama di perjalanan, Hawys tak menunjukkan sebuah ketertarikan padanya. Bahkan Hawys cukup acuh tak acuh padanya. Apa mungkin selama ini Hawys mencoba menghindarinya karena takut salah tingkah di depannya? Atau ada maksud lain dari ucapan Hawys itu?

Anastasia mulai bertanya-tanya pada dirinya. Namun rasa kebanggaan sedikit menyelimutinya. Bagaimana bisa ada dua pria yang sama-sama jatuh cinta padanya? Tetapi dengan segera ia memposisikan dirinya kembali. Memikirkannya saja sudah membuatnya takut, karena akan ada hati yang terluka. Di sisi lain, ia sendiri tak tahu apakah Alymer akan tetap melanjutkan pernikahannya dengan Mary atau tidak. 

Di tengah-tengah kebimbangannya, Kaira tiba-tiba membuka pintu kereta. Anastasia sedikit tersentak kemudian menoleh ke arah Kaira yang sedang menarik pintu kereta. 

"Selamat pagi Nona Anastasia." Kaira memberikan hormat pada Anastasia. 

"Selamat pagi Kaira," balasnya. 

"Nona, jika anda tidak keberatan. Putri Elisa ingin mengajak anda menaiki kereta yang terbuka. Putri Elisa mengatakan bahwa pemandangan selama perjalanan cukup cantik, jadi ia menawarkannya pada anda," ucap Kaira. 

Anastasia bergeming sejenak. Penampilannya saat ini tidaklah begitu baik, sehingga ia merasa sedikit malu jika berada di ruangan terbuka. 

"Aku sebenarnya tidak keberatan. Tetapi, bisakah anda membawakan saya sisir dan ikat rambut?" pinta Anastasia. 

"Tentu saja Nona! Saya juga akan membawakan air dan sarapan Anda kesini," ucap Kaira bersemangat lalu melangkah pergi. 

Tak lama kemudian, Kaira datang bersama dengan Lif. Di tangan mereka sudah tersedia sebuah ubi dan air putih, juga air hangat untuk membasuh wajah Ana lengkap dengan handuk kecil, sisir dan kotak aksesoris yang didalamnya terdapat banyak ikat rambut. Mereka pun segera meletakkannya di hadapan Anastasia. 

Anastasia segera membasuh wajahnya dan berkumur. Setelah itu ia meraih sisir dan ikat rambut di dalam kotak aksesoris. 

"Biarkan saya membantu anda Nona," ucap Kaira.

"Tidak apa-apa Kaira. Aku bisa melakukannya sendiri," balas Anastasia dengan senyumannya. 

Kaira dan Lif masih menunggu Anastasia yang masih membenahi dirinya. Satu hal yang mulai menjanggal di pikirannya. Ia baru saja ingat bahwa sisir dan kotak aksesoris itu bukanlah miliknya. Anastasia memalingkan wajahnya pada Lif dan Kaira.

"Ini milik siapa?" tanyanya.

"Itu adalah milik Putri Elisa, Nona. Saat memeriksa tas anda, kami tidak menemukan sisir dan kotak aksesoris anda. Kebetulan Putri Elisa mengetahuinya dan memberikan itu pada kami," ucap Kaira. 

Anastasia sedikit tertawa. Bagaimana bisa Elisa masih mengingat kotak aksesoris dan sisirnya. Sedangkan ia sendiri tahu bahwa ia akan pergi dengan baju zirahnya. 

Setelah selesai dengan penampilannya, Anastasia melahap ubi miliknya dan menegak air putihnya. Anastasia kemudian membawa kotak aksesorisnya dan keluar kereta dengan dibantu Lexa. Kaira masih harus membereskan bekas air Anastasia, sehingga Lif sendiri yang akan mengantarkannya.

Sepanjang perjalanan, Anastasia tak henti-hentinya mendapatkan sapaan dari para pengawal. Hingga akhirnya ia sampai di kereta terbuka yang akan ia naiki bersama dengan Elisa. 

"Anastasia!" teriak Elisa yang berada cukup jauh darinya.

Anastasia tersenyum dan Elisa dengan penuh semangat berlari ke arah Anastasia. Kini Elis tak lagi memakai baju zirahnya, tetapi mengenakan pakaian wanita pada umunya.

"Darimana anda mendapatkan pakaian ini?" tegur Anastasia sembari tertawa kecil. 

"Hei Ana. Aku ini perempuan, jadi wajar saja aku masih memilikinya," balas Elisa kemudian tertawa. 

"Baiklah, baiklah." Anastasia menganggukan kepalanya yang diselingi dengan tawa.

Mereka berdua pun segera naik ke atas kereta. Kereta terbuka itu berukuran dua kali lipat dari kereta Anastasia yang ia bawa sebelumnya. Pada awalnya, kereta itu digunakan untuk menaruh beberapa persediaan dan barang bawaan prajurit. Tetapi sekarang dikosongkan agar Anastasia dan Elisa bisa menaikinya. Di depan mereka, sudah ada prajurit yang akan menjadi kusir. 

Kereta yang mereka tumpangi akan berada pada posisi tengah. Anastasia duduk berhadapan dengan Elisa. Di sela perbincangan mereka, tiba-tiba saja Alymer muncul entah dari arah mana. Anastasia sedikit tercengan namun ia dengan segera memberi hormat pada Alymer. 

"Semuanya sudah beres. Kita akan berangkat sebentar lagi," ucap Alymer pada Elisa dengan nada yang cukup dingin.

Entah suasana hati Alymer yang mendadak berubah atau memang ia orang yang dingin? Tebakan itu terus saja memutar di kepala Anastasia. Darah mengalir deras di kepalanya dan keringat muncul dari pori-pori di dahinya. 

Meskipun Alymer nampak bermain liar semalam dengannya, tetapi perasaan malu terus menyelimutinya. Rasanya ia ingin pergi sekarang juga, tetapi itu hanya akan membuat Elisa menaruh curiga padanya. Padahal kejadian tadi malam hanya terjadi padanya dan Alymer, tetapi mengapa ia harus khawatir pada Elisa. Tidak mungkin Elisa mengetahuinya. Sebisa mungkin Anastasia bersikap normal agar tak terlihat salah tingkah di depan mereka berdua. 

Tak lama kemudian, para prajurit berbaris sesuai posisi lengkap dengan kuda mereka untuk melanjutkan perjalanan. Tanpa Anastasia ketahui lagi, Hawys kini berada tepat di depan kereta yang ia tumpangi. Hawys sekilas menoleh ke arahnya dan tersenyum simpul. 

Tentu saja itu membuat batin Anastasia bergetar. Kalimat yang Hawys katakan padanya tadi memang terdengar bersemangat. Jadi mungkin Hawys sedang tidak bercanda. 

Sedangkan Alymer, menarik punggung kereta untuk ia naiki. Seketika Anastasia kembali tersentak setelah tahu bahwa Alymer akan berada di sampingnya untuk seharian penuh ini. Elisa tersenyum licik, kemudian meminta Alymer untuk bertukar posisi dengannya. Sehingga yang kini duduk di hadapannya adalah Alymer. 

Sepertinya punggungku akan kaku seharian ini. 

to be continue

Hola! Sudah bab 27 aja hihi. Jangan lupa Vomentnya yah. Terima kasih



MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang