Kabar tentang keberangkatannya bersama dengan Irina dan Zegh itu, dibawa langsung oleh Bibi Wendy. Pada satu sisi, ia sangat bahagia dengan undangan itu. Tetapi di sisi lain, ia akan bepergian tanpa berpamitan langsung dengan Austin dan Afred.
Austin akan tiba di Ladorah sekitar 3 bulan lagi. Sedangkan Afred memiliki tugas tambahan yang akan memakan waktu satu bulan lagi di kota seberang.
Acara peresmian gedung pelatihan di Valarosa akan berlangsung satu setengah bulan lagi. Dan mereka hanya punya waktu selama tujuh hari untuk berkemas, sebelum menempuh perjalanan ke Valarosa.
Sebenarnya mereka masih ada waktu dua puluh hari lagi untuk berkemas. Tetapi Irina ingin berkunjung ke Brisanira lebih dulu, untuk menghabiskan beberapa koin emasnya.
Zegh hanya bisa menghela nafas melihat daftar belanja Irina yang ia tulis semalaman. Anastasia hanya bisa tertawa kecil.
"Jangan lupakan hadiah untukku!" ucap Clax sembari bersandar di sofa dan menyilangkan kakinya.
"Ya, ya, ya." Irina tak begitu serius menanggapi ucapan Clax.
Mathew masuk ke dalam ruang perkumpulan membawa angin hangat yang mengiringinya. Ia duduk di ujung sofa dan melonggarkan sedikit kerah pakaiannya.
"Aku sudah mengatur perjalanan kalian bertiga. Sepertinya Tuan Hawys telah bersedia untuk mendampingi perjalanan kalian," ucap Mathew sembari melirik kecil ke arah Anastasia.
Anastasia tertegun mendengarnya dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Irina yang masih sibuk melihat daftar belanjanya hanya mengangguk.
"Syukurlah Tuan Hawys yang mengawal kami. Jika itu Hugh, perjalanan kami pasti akan sangat menegangkan," ucap Zegh.
Anastasia menghela nafas dalam hati. Ia sudah beberapa kali mencoba menghindari Hawys ketika berkunjung ke Ladorah. Dan sekarang, Hawys akan mengawal kepergian mereka selama kurang lebih tiga bulan itu.
Semua mata sekilas meliriknya. Membuatnya merah padam seperti sosis yang baru saja matang.
"Ada apa?" tanyanya dengan polos.
Clax hanya tertawa kecil tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Mata Zegh berkeliling seolah ia tak tahu apa-apa.
Perbincangan di ruang keluarga berlanjut seperti biasa. Topik demi topik terus bergulir secara berganti. Hingga tak terasa waktu telah menyentuh satu sama lain, hingga perkumpulan di ruang keluarga itu pun berakhir.
Sejak hari itu hingga waktu keberangkatan tiba, Anastasia tak banyak menghabiskan waktu luang di luar kamar.
Ini adalah perjalanan pertamanya menuju negara lain sebagai anggota kerajaan. Ia terus memeriksa barang bawaannya yang sudah dikemas dengan rapi.
Mengurangi beberapa pakaian miliknya, tetapi masih terasa penuh baginya. Pakaian yang ingin ia tinggalkan beberapa helai lagi, tak mungkin pikirnya.
Beberapa pakaian telah disesuaikan dengan pergelaran acara. Sehingga tak mungkin baginya untuk mengurangi beberapa lagi.
Keringatnya mengucur seiring detak jarum jam yang membuat kebisingan. Hanya tersisa satu hari lagi sebelum ia benar-benar berlayar ke negeri seberang.
Matahari yang sedang tidur, berganti dengan bulan yang bersinar redup di atas kastil. Cahayanya yang redup, menemani Anastasia yang masih pusing dengan koper-kopernya.
Anastasia menghela nafas beberapa kali. Ia menoleh ke arah jendela yang telah membiarkan cahaya rembulan masuk.
Ia bangkit dari duduknya dan pergi ke jendela kamarnya. Tak ada pemandangan apa-apa disana selain cahaya perumahan warga yang redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7
Historical FictionPangeran Alymer Crowel, seorang putra tunggal Duke of Valarosa. Calon penerus berikutnya. Ia tampan, berkharisma dan tegas. Wanita bangsawan mana yang bisa menyembunyikan kekaguman jika melihatnya. Anastasia Marines. Gadis biasa, lugu, ramah dan ca...