Bab 52 "Lonceng yang berbunyi"

248 13 2
                                    

extended version
Warning 21+ yg kurang nyaman bacanya, boleh skip yah.

Bunyi lonceng raksasa di tengah kota, membangunkannya dari tidurnya. Tepat pukul dua belas siang, matahari sedang berada di atas, tak membentuk bayangan.

Kelopak matanya menarik diri. Tak lama itu, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sesuatu yang hangat menyentuh tengkuknya yang telanjang. Seperti hembusan nafas yang didorong beberapa kali untuk menyentuh kulitnya.

Ia mencoba mengumpulkan nyawanya dan mendapatkan kesadarannya kembali. Anastasia menggeser punggungnya sedikit dan memutar tubuhnya berlawanan arah. 

Sepasang mata menatapnya lembut. Senyum di bibirnya terlihat sedang menggodanya. Tanpa ada sesuatu yang keluar dari bibirnya, ia memejamkan matanya kembali.

"Mengapa aku terus saja bermimpi," ucapnya dengan runyam. 

"Anda sedang tidak bermimpi, Nona Anastasia," sahutnya. 

Anastasia membuka matanya kembali. Dalam samar-samar, ia melihat pria itu masih menatapnya dengan lekat. Sontak ia terperanjat dan melotot sempurna. 

Dengan sigap, ia duduk sembari merosot ke ujung tempat tidur. Punggungnya memukul hebat tiang kelambu hingga tirai itu jatuh menutupi sempurna tempat tidurnya. Anastasia bersama pria berambut hitam dengan mata liarnya itu seperti sedang terjebak.

Detak jantungnya yang berdegub kencang, membuatnya kesulitan menggerakkan bibirnya. Panas tubuhnya meningkat hingga keringat dingin menetes di sepanjang punggungnya. 

Seketika pria itu tertawa dan meluruskan punggungnya di atas tempat tidur. Kemejanya yang longgar, menyisakan satu kancing yang tak terpasang. Aroma khas pria itu menyeruak di hidung Anastasia, seolah-olah itu adalah pertama kali menghirupnya. 

Ujung jarinya yang masih terasa dingin, ia sembunyikan dibalik pakaiannya. Kalimat-kalimat yang sedari tadi ingin ia lontarkan, seolah mencekik lehernya. Bibirnya hanya bisa bergetar.

Sebutir airmata jatuh membasahi cuping hidungnya. Pria yang sedari tadi tertawa itu, mendadak merapatkan bibirnya. Garis senyum memudar seketika. 

Anastasia menyeret kakinya dan berlari keluar tempat tidur. Pria itu segera bangkit dari kasur dan mengejarnya. 

Ia yang hampir selangkah lagi meraih kenop pintu, berhasil ditarik oleh pria itu. Tubuhnya seolah terayun kemana pria itu membawanya kembali. Airmata yang semakin deras itu, melayang ke segala arah. 

Pria itu melekatkan punggungnya di dinding, mengunci tangan kanannya ke atas. Matanya yang sembab karena air yang menggenang di pelupuk matanya, membuat sepasang mata didepannya menjadi sendu. Bibirnya masih bergetar. 

"Aku membencimu!" 

Tangis Anastasia pecah, tangan yang seolah mengunci tangannya melonggarkan cengkeramannya. Ia melingkarkan erat kedua tangannya di leher pria itu dan merapatkan tubuhnya.  

Detak jantung yang bertemu, kehangatan yang bertukar dan aroma tubuh yang bercampur, mereka mendapatkan itu semua. Airmata jatuh membasahi kerah kemeja pria itu. 

"Maafkan aku, Anastasia," ucapnya dengan lembut sembari membuat kecupan manis di rambut Anastasia. 

Ia mengeratkan dekapannya, membawa tubuh Anastasia lebih dalam ke tubuhnya. Dadanya yang sedikit terpampang, merasakan kehangatan yang hampir membuatnya menjadi gila. Rambut keemasannya sedikit menutupi wajah pria itu. 

"Jangan menghilang dariku lagi!" ucap Anastasia dengan nada lirih. 

Alymer mengangguk pelan, dengan penyesalan yang menyelimutinya. Ia melonggarkan pelukannya, menangkup wajah mungil Anastasia dan mengusap airmata di pipinya dengan ibu jarinya. 

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang