Beberapa minggu berlalu sejak pesta terakhir berlangsung, Anastasia menerima surat pertamanya. Ia terlihat bersemangat, hingga hampir saja menjatuhkan buku di rak bukunya.
Suara teriakan Kaira yang cukup melengking, menyelimuti seluruh ruang belajarnya. Ia segera turun dari tangganya yang bersandar di rak bukunya.
Ia dengan secepat kilat, menyambar surat itu dengan tangannya. Kaira hanya terkekeh melihat tingkah Anastasia.
"Terima kasih Kaira," ucapnya sembari memeluk Kaira.
"I..iya, Nona Anastasia. Tapi pelukan anda membuatku kesulitan bernafas," ucap Kaira yang tak bisa menolak pelukan Anastasia.
Anastasia melepaskan pelukannya dan tertawa. Kaira pun segera pamit dan Anastasia menutup pintu ruangannya.
Cap lilin yang dibubuhi di surat itu, nampak menampilkan cap Kerajaan Pusat. Anastasia sangat terkesan menyentuhnya.
Jantungnya berdetak lebih kencang, seiring membuka segel surat itu. Ia menarik surat di dalamnya dan membuka lipatan surat itu lalu membacanya.
"Permata Safirku yang menawan.
Aku harap kau selalu menjaga dirimu dengan baik.
Maafkan aku yang hanya bisa melihat bintang karena terbayang akan wujud indahmu.
Bahkan bunga-bunga yang bermekaran di taman istana, tak bisa bersaing akan kecantikanmu.
Tak sedetik pun ku lewati tanpa memikirkanmu.
Aku telah menyimpan permata itu di tempat yang aman. Tetapi aku masih saja merasa khawatir.
Aku ingin berlutut di depanmu dan meraih tanganmu lalu membenamkan bibirku di atasnya.
Saat itu, tolong dengarkan bisikanku bahwa aku sangat mencintaimu.
Kicauan burung di pagi hari, mengingatkanku bahwa hari-hari terus berlalu.
Nyanyian serangga di malam hari, seolah-olah sedang menyindirku yang kesepian.
Bahkan penaku pun, tak dapat menuliskan bagaimana aku sangat menginginkanmu, merindukanmu dan mencintaimu.
Tarian dedaunan yang gugur, mengingatkanku akan tempat pertama kali aku melihatmu.
Aku tak sabar menunggu akan waktu 3 tahun itu tiba.
Tiga tahun atau tiga ribu tahun pun, aku akan selalu mencintaimu. Wahai permata safirku.
Tetaplah bersabar untuk selalu menungguku, memikirkanku dan mencintaiku.
Kekasihmu, Alymer. "
Senyum merayap di bibir merah muda Anastasia. Terbayang akan wujud Alymer yang sedang berbicara langsung di hadapannya. Ia tak tahu bahwa Alymer bisa terlihat romantis melalui tulisannya.
'Apakah ia serius dengan pelajaran sastranya?' Pikirnya.
Anastasia meraih secarik kertas di mejanya dan mulai mengukir tintah di atasnya.
"Kekasihku, wahai sang matahariku.
Bukit telah merindukan kita berdua.
Telah lama kita tak menikmati aroma tanah basah dan matahari yang bersembunyi diantara gunung yang berbaris.
Suara gemerisik dahan pohon yang menari, sudah lama tak menemani kita.
Gerimis yang menyelimuti kastil, mengingatkanku saat ekor matamu menyapaku.
Kerinduan itu terasa bagai tersengat ribuan duri mawar.
Aku merindukannya. Nafas kita yang bertukar, sentuhan di kulitku dan gombalan manis di telingaku.
Aku akan terus berada di dalam kotak permata itu, sampai waktu dimana kau membuka kotak itu dan meraihku.
Memanglah gelap berada di kotak itu. Aku mungkin tak melihat apa-apa.
Tetapi tak ada yang membuatku yakin kecuali dirimu.
Tiga atau tiga ribu tahun pun, aku akan selalu mencintaimu. Jangan meragukan apapun, karena kau telah memiliki permta itu.
Permatamu, Anastasia. "
Anastasia melipat kertas menjadi 3 bagian dan memasukkannya ke amplop polos lalu membubuhkan lilin merah dibagian tutup amplop itu. Tak lupa ia menekan stempel diatasnya yang membentuk lambang kerajaan Ladorah.
Tok . . . Tok . . . Tok
Suara ketukan pintu mengalihkan pikiran Anastasia. Kakinya segera melangkah menuju pintu. Ia meraih kenop pintu dan menariknya.
"Morning Anastasia," sapanya.
"Oh Afred. Morning too." Anastasia tersenyum manis.
Ia segera menuntun Afred masuk dan duduk di sisi ruangan. Afred melirik amplop yang terbuka di atas meja Anastasia. Cukup lama ia melihat amplop itu sebelum akhirnya duduk.
Afred segera sadar akan ekspresinya yang kaku. Mencoba memikirkan sesuatu, agar Anastasia tak bertanya padanya.
Sepertinya, kecemburuan tak dapat ia hindari. Selama mereka menjadi akrab, Anastasia tak pernah memberitahu tentang siapa pria yang ada di hatinya.
Afred selama ini hanya mendengar percakapan ringan diantara para pelayan yang berbicara tentang pria di Kerajaan Pusat. Mungkin itu ulah Kaira yang selalu bersikap ceroboh dengan mulutnya.
Beruntung ia tak menyebutkan nama pria itu. Anastasia sudah sering mengomel padanya. Tetapi tetap saja cerita itu akan terus berputar setiap harinya.
Apakah itu benar atau tidak, sepertinya Afred tetap akan percaya. Meskipun begitu, ia juga harus menghargai kehidupan pribadi Anastasia.
"Aku tadinya ingin menjemputmu untuk pergi sarapan. Tetapi para orangtua mendadak pergi keluar kota dan mereka yang lain, memutuskan untuk sarapan di ruang masing-masing karena harus mengerjakan sesuatu. "
Anastasia membuka matanya lebar-lebar. Mengapa begitu mendadak pikirnya. Di sisi lain, ia masih terganggu dengan Austin yang sering usil padanya.
Dan sekarang semua orangtua telah keluar kota. Seperti sebuah hadiah yang besar bagi Austin.
"Anastasia? Apakah sesuatu mengganggumu?"
"Oh tidak. Hanya saja aku sedikit terkejut dengan kepergian mereka," ucapnya berbohong.
Ia hanya tak ingin pertengkaran diantara para saudara terjadi. Jadi sepertinya ia hanya akan bungkam untuk sementara waktu.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kita akan sarapan di ruangan ini atau pergi ke ruang makan?"
"Sepertinya di ruang makan akan lebih baik. Aku juga ingin mengajakmu berjalan-jalan di sekitar taman, sebelum salju benar-benar turun," jawab Anastasia.
"Baiklah."
Tanggapan singkat Afred segera disusul dengan beranjak dari kursi dan menuju pintu keluar. Sebelum itu, Anastasia segera menyimpan surat Alymer di lacinya.
Sekali lagi, Afred terlihat sedikit terganggu akan ekor matanya yang menangkap surat itu. Tak lama itu, mereka benar-benar keluar ruangan.
* to be continue
Guys, bebarapa waktu ini author mungkin bakalan bagi tiap bab jadi 2 part yah. Karena author lagi ada kesibukan di rl hihi. Jadi biar bisa update terus, proses penyuntingan juga lebih singkat deh jadinya.
Setelah kesibukan author mereda, author bakalan up babnya seperti biasa yah 😭🙏🏻
Terima kasih telah membaca. Jangan lupa voment juga ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7
Historical FictionPangeran Alymer Crowel, seorang putra tunggal Duke of Valarosa. Calon penerus berikutnya. Ia tampan, berkharisma dan tegas. Wanita bangsawan mana yang bisa menyembunyikan kekaguman jika melihatnya. Anastasia Marines. Gadis biasa, lugu, ramah dan ca...