Bab 46 part 2 "Menu lezat itu"

122 7 0
                                    

"Good Morning Jafrey," sapa Anastasia saat ia baru saja tiba di dapur.

Afred sedikit canggung karena ia tak pernah berani memulai pertemanan dengan siapapun. Namun Anastasia memang menghabiskan waktu luangnya untuk berkunjung ke dapur dan taman. Sehingga para pekerja sangat akrab dengannya.

"Good Morning, Ms. Anastasia," balas pria muda dengan celemek yang cukup kotor itu.

Meskipun sisa bau asap yang menyeruak ke hidungnya, Anastasia tak terganggu sama sekali. Mungkin bagi Afred hal itu sedikit mengganggunya.

Anastasia baru saja teringat, bahwa Afred ikut bersamanya menyusuri dapur. Ia menoleh ke arah Afred yang nampak canggung di ujung pintu dapur. Anastasia segera menarik langkahnya menuju pintu dapur.

"Maafkan aku Afred. Seharusnya aku tak membawamu kesini, kita bisa menunggu di ruang makan saja," ucapnya.

"Aku baik-baik saja, sungguh. Jika kau ingin berbincang dengan mereka, lakukanlah. Aku lebih suka berada di sini," ucap Afred meyakinkan.

Anastasia menoleh ke arah alat-alat masak yang berada di atas perapian. Jafrey yang terlihat lincah sedari tadi, mendadak canggung. Begitupun dengan para pelayan lainnya.

Anastasia mencoba memahami situasi dengan menarik tangan Afred menuju ruang makan.

"Aku tidak sabar untuk mencoba masakanmu, Jafrey." Anastasia melambaikan tangan yang dibalas oleh senyuman Jafrey dan spatulanya.

Dalam moment itu, Afred bisa merasakan wajahnya yang memerah hingga menjalar ke telinganya. Sekeras apapun ia berpikir bahwa Anastasia hanya sebatas sepupu, ia tak dapat menghindari rasa berbunga-bunga di hatinya.

Tak lama itu, mereka tiba di ruang makan. Meja makan itu nampak berukuran lebih kecil dari biasanya. Hanya ada Anastasia dan Afred, sehingga mereka memilih untuk tidak menggunakan ruang makan utama keluarga.

Dua pelayan menarik kursi keduanya. Peralatan makan lengkap telah tertata rapi di atas meja. Afred dan Anastasia mengibaskan serbet masing-masing.

Mereka telah siap dengan sarapannya dan tinggal menunggu para pelayan membawa hidangan lezat itu. Meskipun Jafrey bukanlah koki utama, tetapi Anastasia lebih sering memesan makanan dari dapur Jafrey.

Waktu yang padat seharian, membuatnya sering kelaparan saat larut malam. Meskipun makan malam tak pernah ia lewati, tetapi cemilan menuju tengah malam tak pernah ia lewatkan.

Kebiasaan buruknya untuk tidur larut belakangan ini, membuatnya membutuhkan energi yang lebih banyak. Tak hanya bekerja pada buku dan penanya, tetapi juga pada pelajaran berdansa, berjalan secara formal, menyulam bahkan sekarang ia tertarik dengan tehnik berpedang dan berkuda.

Ia sampai membuat Afred menggelengkan kepalanya. Mengapa ada wanita yang sangat ambisius itu di kastil mereka, pikirnya.

Mungkin pesona Elisa membuatnya terhipnotis, sehingga ingin mempelajari itu semua. Tentu saja itu membuat energinya habis begitu banyak setiap harinya.

Tak butuh waktu lama menunggu di meja makan, beberapa pelayan telah membawa hidangan sarapan untuk mereka. Ini pertama kalinya Afred mencoba makanan dari koki yang berbeda. Anastasia berharap Afred tak begitu terganggu.

Matanya bersinar seperti permata yang terkena cahaya, ketika melihat hidangan itu di hadapannya. Tanpa sadar, pipi Afred tersenyum melihat Anastasia.

"Baiklah, mari kita berdoa," ucap Anastasia.

Mereka pun memejamkan mata dan mulai berdoa. Setelah itu mereka mulai menyendokan makanan itu ke mulut.

Saat suapan pertama selesai, Afred mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencoba meresapi menu lezat itu. Sedangkan Anastasia mulai memuji makanan itu.

"Bagaimana Afred. Apakah masakan Jafrey adalah seleramu?" Anastasia mencoba memastikan itu.

Afred hanya mengangguk dengan kalem, senyum mengembang di bibir Anastasia. Ia bersyukur karena tak mengecewakan Afred. Meskipun itu bukan masakannya, tetapi ia berharap Afred menyukai rekomendasinya.

Suara gigi yang beradu dengan sendok di dalam mulut, terdengar seperti berbisik. Seiring makanan di piring mereka yang mulai berkurang secara bertahap.

Di tengah-tengah sarapan, terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah ruang makan. Dua pelayan berada di dekat mereka, menoleh ke arah suara itu dan pergi seolah-olah mereka di perintah.

"Selamat pagi semua," sapanya.

Anastasia hampir tersedak dan Afred menatap ke arah sapaan itu. Matanya sedikit terganggu dengan sosok itu. Anastasia menoleh dan memasang wajah sinis.

Austin menarik kursi yang tersisa diantara mereka lalu menatap Anastasia dengan lekat.

"Seperti biasa, terlihat sangat cantik," ucapnya.

Hanya senyum paksaan sebagai balasan untuk pujiannya.

"Hem Afred, kau terlalu serakah. Bagaimana bisa kau hanya makan berdua dengan Anastasia?"

Bagi Afred itu hanya sebuah lelucon di telinganya. Ia terlihat tak berniat menggubrisnya.

"Pelayan, aku juga ingin hidangan seperti mereka berdua," teriaknya pada pelayan yang berada di ujung pintu dapur.

'Mengapa orang ini begitu menyebalkan,' pikirnya.

*to be continue

Hola! Author up part 2 nya yah udah hihi. Semoga aja Author bisa up tiap hari yah, biar gak ngegantungin.

Btw bab dengan adegan uwunya, jadi bab yg paling banyak dibaca nih wkwkwk. Sabar yah, nanti kalau dah ketemu juga pasti bakalan dibuat bucin banget si Alymer dan Anastasia. *eh

Terima kasih telah membaca. Jangan lupa vote dan komen yah.

MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang