"H-Haris, kamu jangan gila ya."
Haris datang ke apartemennya tanpa pemberitahuan sama sekali. Ketika mata mereka bertemu, Haris langsung memeluknya. Dan selang beberapa detik kemudian, Haris mengungkapkan cintanya. Bayangkan. Seperti apa keadaan jantung Vanny di dalam sana?
Y-ya Tuhan. I-ini Haris kenapa?
Vanny berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Haris. Tapi, cowok itu tidak memberikan sedikit celah pun untuknya. Vanny megap-megap. Napasnya sekarang terasa makin payah. Antara karena kuatnya rengkuhan Haris atau karena dirinya yang mulai hanyut dalam suasana.
Berusaha mengingatkan dirinya berulang kali, Vanny mencoba untuk tetap waras. Jangan sampai dirinya terbuai oleh sikap dan kata-kata Haris kala itu. Terlebih lagi jangan sampai ia kehilangan akal sehatnya.
Vanny berusaha untuk menyadarkan Haris. Tapi, cowok itu bergeming. Memberikan beberapa tepukan di punggung Haris pun rasanya percuma. Ia tetap memeluk Vanny hingga cewek itu merasa putus asa.
"Ris, lepasin aku. Jangan meluk aku kayak gini. Kalau dilihat orang gimana?"
Haris tetap tidak melepaskan pelukannya. Alih-alih ia justru melangkah maju. Mau tak mau membuat Vanny melakukan hal yang sebaliknya. Kakinya tersurut ke belakang. Mereka masuk dan lantas satu kaki Haris mendorong pintu untuk menutup.
Bola mata Vanny membesar seketika. Memang ia tidak ingin dilihat orang-orang. Tapi, bukan ini maksudnya.
"Haris."
Vanny meronta. Sungguh ia tidak tau. Entah dipeluk di luar atau dipeluk di dalamkah yang lebih berbahaya?
"Please, Van. Biarin aku meluk kamu."
Rontaan Vanny seketika berhenti. Ia tertegun. Menyadari ada yang berbeda dari suara Haris. Terdengar letih. Seolah tak bertenaga.
Dan pada akhirnya itu berhasil membuat tangan Vanny yang semula terus-menerus menepuk punggung Haris berhenti bergerak. Luruh dan jatuh.
Untuk beberapa saat lamanya, Vanny pun memutuskan untuk diam. Sama seperti Haris yang kembali tidak bersuara. Vanny mengira-ngira di benaknya. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Haris?
Apa dia sakit lagi? Tapi ....
Sepertinya tidak. Karena Vanny bisa dengan jelas merasakan suhu tubuh Haris yang normal. Tidak terasa panas seperti tempo hari ketika ia tengah sakit.
Maka Vanny pun semakin bertanya-tanya. Hingga kemungkinan lain pun muncul. Bisa saja Haris sedang ada masalah.
"Ris," panggil Vanny lirih beberapa saat kemudian. Suaranya terdengar lembut. "Kamu baik-baik aja?"
Kepala Haris bergerak samar. Dalam bentuk beberapa gelengan di lekuk pundak Vanny. Jawaban yang membuat jantung Vanny seperti berhenti berdetak.
Mata Vanny melirik. Tapi, tidak bisa melihat cowok itu. Perasaannya jadi tidak enak.
"Kamu lagi ada masalah? Atau kenapa?"
Tidak ada jawaban yang Vanny dapatkan kali ini. Tidak dalam bentuk kata-kata ataupun tindakan lainnya.
Maka ketika Vanny tidak tau apa yang sedang terjadi pada Haris, pikirannya buruknya pun semakin menjadi-jadi. Khawatir bila ada sesuatu yang serius tengah terjadi pada cowok itu. Hingga mendorong Vanny untuk mencoba menenangkan Haris. Alih-alih mengusirnya.
Vanny mengelus punggung Haris. Dengan lembut dan menenangkan.
*
"Ini. Diminum dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ex Who Trapped Me 🔞 "FIN"
RomanceMendapat pekerjaan sekaligus bertemu mantan pacar? O oh! Vanny tidak pernah berharap hal itu terjadi dalam skenario hidupnya. Bagi Vanny mantan pacar adalah spesies yang seharusnya punah dari peradaban manusia. Sementara bagi Haris lain lagi. Menuru...