49. Kok Bisa Gitu Ya?

750 79 3
                                    

"Hahahahaha."

Ledakan tawa itu membuat Sekar memutar kepala. Seolah bisa melihat apa yang tengah terjadi di dapur, sejenak ia meninggalkan tayangan yang sedang memenuhi layar televisi.

Tawa itu tentu saja berasal dari Haris. Sesuatu yang lantas membuat Sekar geleng-geleng kepala seraya terkekeh samar. Kembali memutuskan untuk menonton walau tanpa disertai minat sama sekali.

"Oke, Ris. Kamu senang-senang di dapur sementara Mama tersiksa di sini. Nonton ftv orang yang lahir tahun 2022 terus wafatnya tahun 2020."

Sekar menyerah. Mengambil remot televisi dan segera memindahkan tayangan itu. Seraya bergumam.

"Mending aku nonton dunia satwa aja deh."

Dan lalu sepasang singa yang tengah bergulingan memenuhi layar televisi. Disertai aumannya yang lantas menggema seolah ingin menandingi tawa Haris di belakang sana.

Karena di dapur, Haris yang melihat wajah membeku Vanny semakin merasa geli. Bahkan saking gelinya, cowok itu mencolek pipi Vanny dengan ujung jari. Matanya berkedip sekali.

"Gimana? Mau nggak?" tanya Haris lucu. "Ini penawaran terbatas loh."

Vanny yang masih merasa lemas tubuhnya berkat solusi gila dari Haris hanya bisa menggeleng sekali. Pun sama lemasnya ketika ia menjawab.

"Nggak mau."

Haris tampak biasa-biasa saja mendapati jawaban Vanny. Ia sudah bisa menebak. Dan ia tampak santai saja.

"Oke. Nggak apa-apa. Kita nggak usah pacaran lagi. Tapi, sebagai gantinya gimana kalau kita langsung nikah aja? Ehm ... kebetulan kan? Di depan ada Mama. Kita langsung omongin ini sama Mama."

Vanny yang masih mencoba untuk menguatkan dirinya serta merta melotot. Panik langsung.

"Kamu nggak serius kan, Ris?"

Haris mengulum senyum. "Seriuslah. Masa aku main-main sih? Aku udah gede, Van. Udah bukan masanya lagi suka main-main."

Tuntas mengatakan itu, Haris melihat ke ambang pintu dapur. Ia bisa mendengar sayup-sayup suara televisi. Tanda bahwa Sekar masih menonton.

"Gimana?" tanya Haris lagi. "Kita langsung bahas ini sama Mama?"

"Kamu jangan gila, Ris."

Vanny memejamkan mata sekilas. Mencoba untuk menenangkan dan menguatkan diri. Dan ia tau semua akan sulit ia lakukan bila ia masih berada di sana dengan Haris.

"Aku nggak mau bahas ini lagi," ujar Vanny seraya bangkit dari duduknya. "Aku mau rapiin meja makan."

Tentu saja Haris tidak akan membiarkannya. Memang, itu tidak termasuk ke dalam rencana Haris saat menyusul Sekar ke apartemen Vanny. Tapi, tiba-tiba saja otaknya terpikirkan hal tersebut.

Kenapa aku nggak manfaatkan keadaan aja ya? Mumpung ada Mama di sini.

Maka Haris menahan tangan Vanny. Menariknya. Memaksa cewek itu untuk duduk kembali dan ia memastikan Vanny tidak akan bisa beranjak untuk beberapa saat ke depan.

"Kemaren kamu ngomong kalau kamu cinta aku, Van."

Vanny yang sempat berpikir untuk melepaskan diri dari Haris sontak membeku jiwa raga. Perkataan Haris sukses membuat ia terdiam. Dengan matanya yang tanpa sengaja terpaku oleh mata Haris, Vanny meneguk ludah.

"Nggak ada hal yang lebih masuk akal untuk orang yang saling cinta selain menikah," ujar Haris kemudian seraya terus menatap Vanny. "Benar kan?"

"H-Haris, itu ...."

The Ex Who Trapped Me 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang