"P-pacaran?"
Mendapati syok Bhakti jelas bukanlah hal yang mengejutkan untuk Arman. Itu adalah hal yang bisa ditebak. Karena jangankan sang ayah kandung, Arman yang hanya seorang asisten pribadi Bhakti pun sempat tak percaya dengan kenyataan tersebut.
"Pacaran?" ulang Bhakti lagi. "Vanny dan Haris ... pacaran?"
Arman mengangguk. "Iya, Pak. Mereka sudah pacaran dari SMA. Sempat putus, tapi sekarang mereka dekat lagi."
"Ya Tuhan."
Bhakti seperti kehilangan kekuatan di kakinya. Ia sontak jatuh terduduk kembali di kursi. Dengan pandangan yang benar-benar tidak percaya terpancar dari matanya.
Diam sejenak, lalu entah bagaimana ceritanya pikiran Bhakti berputar. Tertarik ke belakang. Pada hari yang telah lama terlewati dan ia tidak menganggap ada hal yang aneh kala itu. Ketika dirinya pergi ke makam Diah.
Bhakti ingat dengan jelas kalau saat itu ada seorang cowok asing yang turut datang bersama dengan Vanny dan Esti. Ia sudah menebak bahwa itu adalah pacar Vanny lantaran sang putri yang lantas masuk ke mobil cowok itu. Tapi, Bhakti tidak mengira kalau itu adalah Haris.
Jarak yang jauh, setelan kantor yang nyaris sama digunakan oleh mayoritas pria, dan perhatian Bhakti yang lebih tertuju pada Vanny, adalah hal yang membuat ia tidak bisa menebak. Bahwa cowok itu adalah Haris.
Dan bukan hanya kenyataan itu yang lantas berputar-putar di kepala Bhakti. Alih-alih ada hal lainnya yang lebih penting lagi.
"Berarti ..."
Berpaling, Bhakti menatap sang asisten pribadinya. Kembali bicara dengan suara bergetar.
"... alasan kenapa Haris menolak Tasya?"
Bhakti tidak melanjutkan pertanyaannya. Tapi, Arman tentu saja bisa menebak. Ia mengangguk.
"Karena Pak Haris berpacaran dengan Nona Vanny."
Bhakti membeku. Sekarang ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Kenyataan itu sungguh tidak ia duga.
"Dan sepertinya hubungan keduanya bukan sekadar pacaran biasa, Pak."
Arman tidak menunggu lebih lama. Ia memutuskan untuk membeberkan semua temuannya pada Bhakti saat itu juga.
"Saya rasa keluarga Pak Haris sudah mengetahui soal hubungannya dengan Nona Vanny. Karena belakangan Bu Sekar sering datang ke apartemen Nona Vanny."
Mata Bhakti membesar. "Sekar? Datang ke apartemen Vanny? Kenapa dia datang ke sana?"
"Ehm ... sepertinya Bu Sekar melakukan beberapa hal yang biasa dilakukan ibu-ibu pada calon menantunya, Pak," jawab Arman tak yakin. Cowok yang baru berusia tiga puluh tiga tahun itu terlihat menyerah hingga bicara apa adanya. "Bu Sekar sepertinya tengah mencoba mendekatkan diri dengan Vanny. Mereka sempat makan malam bersama. Dan yang terakhir, Bu Sekar mengajak Nona Vanny untuk menemaninya ke acara arisan."
"Acara arisan?"
"Sepertinya Nyonya Widia bertemu dengan Bu Sekar di acara arisan itu, Pak."
Mata Bhakti sontak memejam dengan dramatis. Ia tidak akan lupa bagaimana baru dua hari yang lewat Widia mengadu padanya. Mengenai pertengkarannya dengan Sekar. Waktu itu Bhakti memang mengabaikannya. Tidak memedulikan penyebab atau alasan mengapa mereka bertengkar. Karena Bhakti bisa mengira. Itu pasti lantaran batalnya perjodohan Haris dan Tasya.
Namun, sekarang berbeda. Bhakti yakin. Pertengkaran itu lebih dipicu karena kehadiran Vanny di sana.
"Saya nggak yakin apa Nyonya Widia mengenali Nona Vanny atau nggak, Pak. Tapi---"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ex Who Trapped Me 🔞 "FIN"
RomanceMendapat pekerjaan sekaligus bertemu mantan pacar? O oh! Vanny tidak pernah berharap hal itu terjadi dalam skenario hidupnya. Bagi Vanny mantan pacar adalah spesies yang seharusnya punah dari peradaban manusia. Sementara bagi Haris lain lagi. Menuru...