"Anastasia."
Suara berat yang menjalar ke telinganya, seketika membuat langkahnya terhenti. Anastasia memutar wajahnya mencari pemilik suara itu.
Keningnya mengerut sembari menunggu sosok itu keluar dari kegelapan yang memandikannya.
"Akhirnya aku menemukanmu!"
Ketakutan tersirat di matanya. Keringat tipis jatuh melewati tengkuknya. Ia mundur selangkah, sebelum membuka mulutnya.
"Maaf. Apakah saya mengenal anda?"
Pria itu berpakaian rapi seperti orang-orang yang pergi berpesta. Ia sedikit menyeringai sembari merapikan kerah pakaiannya.
Getaran di bibirnya semakin terasa, seperti sedang bermandi air dingin. Saraf-saraf di matanya seperti sedang berkontraksi dengan sendirinya dan ujung-ujung jarinya membeku.
Tak lama itu, suara langkah kaki lainnya menggetarkan telinga mereka. Ketukan di atas lantai yang dingin, terdengar berirama seiring mendekat dengan mereka.
"Austin?" Teriaknya.
Anastasia bergumam. Ia sedikit lega ternyata itu adalah Clax. Anastasia segera bergeser untuk menyambut kedatangannya. Ia menurunkan pundaknya untuk memberikan hormat dan begitu pula dengan Clax.
Clax memutar pandangannya untuk melihat pria bernama Austin itu. Ia mengerutkan keningnya dan mengusap dagunya dangan dua jarinya.
"Kau baru saja tiba dan menghilang lagi dari hadapan kami. Mengapa kau selalu seperti itu!?"
Clax menggelengkan kepalanya seolah-olah lelah dengan perilaku Austin. Clax yang baru tersadar lagi bahwa mereka sedang bersama Anastasia pun, segera memperkenalkan keduanya.
"Anastasia, ini Austin. Austin, ini Anastasia," ucap Clax memperkenalkan mereka secara bergantian.
Austin mendekat pada Anastasia dan meraih tangan kanan Anastasia, lalu membenamkan bibirnya di punggung telapak tangannya. Anstasia sedikit tersipu malu dan hanya bisa menunduk.
"Baiklah, perkenalan akan kita lanjutkan dibawah saja. Pesta akan segera dimulai," ucap Clax lalu merangkul pundak Austin.
Anastasia tersenyum kecil kemudian mengikuti langkah mereka berdua. Tak banyak obrolan yang mereka lontarkan selama perjalanan. Clax hanya mencoba menghemat waktu sebelum acara benar-benar dimulai.
Koridor demi koridor mereka telusuri dan menuruni beberapa anak tangga. Sebelum akhirnya mereka tiba di ruang pesta.
Aksesoris turut memanjakan mata yang terpajang di sisi ruangan dan langit-langit ruangan. Bunga-bunga segar ikut mewarnai ruangan dan menyebarkan aroma wewangian.
Irina muncul dari jarak yang cukup jauh dengan Anastasia dan sedikit berlari kecil untuk menarik Anastasia yang baru saja tiba dengan Austin dan Clax.
Anastasia memberikan hormat pada Clax dan Austin. Senyum menari di matanya, namun Anastasia hanya menatapnya dengan penuh tanda tanya. Mengapa tatapan sedikit menganggu baginya?
"Sejak kapan kau bertemu dengan Austin?" tanya Irina kemudian.
"Em itu.." Anastasia bergumam.
"Aku bertemu dengannya ketika perjalanan kemari dan Clax juga kebetulan sedang bertemu dengan kami," jawabnya.
Irina menggigit bibir bawahnya sebelum berbicara lagi.
"Austin adalah sepupu terdekatmu, dari keluarga Estionate. Tetapi ia memutuskan untuk keluar kastil dan hidup bebas di luar. Hem, seperti itulah. Ia juga tidak menimati tinggal bersama keluarga di Adorah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJADI DUCHESS (ANASTASIA) | 7
Historical FictionPangeran Alymer Crowel, seorang putra tunggal Duke of Valarosa. Calon penerus berikutnya. Ia tampan, berkharisma dan tegas. Wanita bangsawan mana yang bisa menyembunyikan kekaguman jika melihatnya. Anastasia Marines. Gadis biasa, lugu, ramah dan ca...