2. Beres-Beres Rumah

402 47 1
                                    

TEU-HA!


Hi! Oh my-Dee baru selesai PAS, huhu.

Deg-degan nanti bagi rapot :')

Semoga hasilnya bagus, yk! :'D

---


"Totalnya ada 12 ruangan berarti. Lima di lantai satu, empat di lantai dua, tiga di lantai tiga," ujar Alena setelah mereka kembali duduk di ruang tamu rumah Alena.

Yoshi meminum minumannya. "Ya, tapi gak semua berbentuk kamar, ya? Beberapa gudang, sisanya cuman diisi kursi-kursi sama lukisan."

"Soalnya dulu temen-temen gue sama Ko Ucas suka pada nginep di rumah. Jadi, ruangannya sengaja ditambahin supaya tinggal ditaruh kasur lipat," celetuk Alena karena dari wajah Yoshi, tampak lelaki itu tengah kebingungan.

"Oke, kamu buat rencana apa aja yang mau diubah. Nanti Kakak bantuin, oke? Tapi, sebelum itu, kamu harus bikin peraturan kosan, terutama penghuni kosan gak boleh sampai masuk rumah utama," saran Yoshi.

Alena mengangguk setuju. "Di sini juga ada CCTV tersembunyi di setiap sudut, kok. Jadi, pasti aman-aman aja. Palingan di ruangan yang diubah jadi kamar nanti CCTV-nya bakalan dicabut."

"Oke. Kalau gitu, Kakak pulang dulu, ya. Jangan lupa makan, tidurnya juga jangan malam-malam. Dah, Alen," pamit Yoshi sambil menepuk pucuk kepala Alena.

Alena menahan senyum dengan menggigit bagian dalam pipinya. "Dah, Kak Oci."

Alena mengantar Yoshi sampai pagar rumah. Tak lupa mereka saling melambaikan tangan. Alena masih terdiam di sana, menatap Yoshi yang perlahan menjauh dengan motor Beat-nya. Setelah memastikan Yoshi tak terlihat lagi, segera ia menutup pagar dan menggemboknya.

"Jantung gue gak aman." Alena berlari kecil memasuki rumah dan mengunci pintunya.

Jauh di Kalimantan sana, Lucas menatap layar IPad dengan mata lelahnya. Di sana terdapat beberapa tayangan rekaman CCTV.

"Mungkin gak akan jadi masalah? Apa gue minta Yoshi aja buat ikut ngekos di sana? Sekalian jagain Alena. Mumpung dia juga masih ngekos," monolog Lucas.

"Permisi, Pak." Seorang laki-laki memasuki ruangan Lucas.

"Kenapa, Echan?"

"Pelaku penggelapan uang perusahaan sudah berhasil ditangkap pihak kepolisian," seloroh Haechan, "baik, itu saja yang mau saya infokan. Saya pamit."

Lucas mengangguk pada sekretarisnya itu. "Iya, terima kasih atas kerja keras kamu juga tim kamu."

"Sama-sama, Pak." Haechan tersenyum.

"Geli, gak usah lu manggil gue pake Pak gitu, gak cocok," sindir Lucas yang sudah tidak bisa menahan tawanya.

Haechan tertawa, "Iya, iya. Bacot banget jadi boss, banyak maunya."

"Heh, gue turunin gaji lu, ya!" gertak Lucas bercanda.

"Woi, penyalahgunaan kekuasaan itu! Gue resign, nanti nangis," balas Haechan.

Lucas melotot. "Ancaman lu jelek banget. Jangan resign lah! Di mana lagi gue bisa ketemu sekretaris yang mau nyambi jadi sopir pribadi plus babu?"

Haechan merotasikan matanya. "Gue mau balik ke hotel. Lu juga, mending sekarang istirahat. Dari siang udah kebanyakan gitu kerjanya sampai lupa makan. Dah, gue duluan," pamit Haechan.

"Heh, lu sopir gue! Tungguin!" Lucas segera membereskan berkas yang berserakan di mejanya, lalu memasukkan beberapa barang pribadinya ke dalam tas.

Haechan hanya menghela napas kesal. Dia benar-benar harus meminta kenaikan gaji pada atasannya yang kurang akhlak itu.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang