12. Ngajak Alena Keluar

322 45 2
                                    

TEU-HA!


Alena lagi santai di taman belakang. Mumpung gak ada yang lagi jemur sempak dan segala macamnya, Alena jadi menikmati waktunya. Angin sepoi-sepoi, adem banget intinya. Alena jadi pengen begini teru--

"KECOA!"

Gubrak

Klontang klontang

"Heh! Dedemit!" Alena misuh-misuh. Si pelaku yang bikin Alena jatuh dari kursi bersama minuman sodanya justru tertawa lebar.

"Maaf, maaf! Lu lucu banget, Kak!"

Membersihkan celananya, Alena berdiri, menatap laki-laki berkulit tan yang sedikit lebih tinggi darinya. "Ngapain, sih, Woo?"

"Temenin gue jalan, yuk?" ajaknya masih dengan cengiran nyebelin.

"Gak. Ajak yang lain, jangan gue!" Alena ngambil soda kalengnya, bermaksud masuk ke rumah.

Jeongwoo cemberut. "Gue maunya sama lu. Di kosan cuma ada Bang Uncuk sama Wawan, mereka lagi diskusi gimana caranya Junghwan nyari duit sendiri."

Alena menghela napas kasar. Berbalik, ia berucap, "Gue gak suka keluar rumah. Gue benci ketemu makhluk bernama perempuan."

"Kenapa?"

"Trauma."

Jeongwoo mengatupkan bibirnya sebentar. "Terus, lu gak ada usaha buat atasi trauma lu? Memangnya setelah kejadian yang bikin lu trauma, lu udah pernah ketemu cewek lain lagi?"

"Itu ... belum lagi setelah terakhir ART gue pecat-pecatin. Gue udah gak pernah keluar rumah lagi," jelas Alena.

"Gak kangen jalan-jalan di luar?"

"Sedikit."

Jeongwoo mendekat pada Alena. "Mau, ya? Gue traktir deh!"

Alena menggeleng. Berteguh dalam pendiriannya. "Gak dulu, ya? Gue masuk."

Jeongwoo mengangguk pasrah. Dia itu mau berterimakasih sama Alena karena udah bikin Haruto menunjukkan sedikit rasa peduli padanya. Kalau bukan karena Jeongwoo mecahin piring gara-gara Alena, mungkin Haruto gak akan beliin dia sekotak plester dan iodine.

"Apa yang bikin dia trauma sebegitunya?" gumam Jeongwoo.

"Temen-temennya."

Jeongwoo tersentak. "Kak Yoshi! Astaga, Kak! Gue kaget."

Yoshi tertawa kecil. Ia menepuk punggung Jeongwoo. "Kakak juga pengen ajak Alena jalan-jalan, Woo. Tapi, gak mau maksa dia kalau memang dia belum mau."

"Trauma karena temen-temennya? Kok bisa?" desak Jeongwoo.

"Biar Alena sendiri yang cerita, ya. Kakak gak ada hak buat sebarin ceritanya."

Jeongwoo memandang Yoshi datar. "Kalau gitu gak usah kasih clue kaya tadi, Kak. Eh, kok lu udah balik?"

Yoshi mengangkat satu alisnya. "Oh, kuliah gue udah selesai sejam lalu."

"Bang Uncuk sama Wawan masih pada ngobrol?"

"Udah selesai pas Kakak datang tadi. Di rumah mamanya Kakak ada toko bunga, kayanya Junghwan bisa part time di sana. Dia udah punya KTP ini. Toko bunganya juga di rumahan gitu, jadi aman aja," papar Yoshi.

Jeongwoo mengangguk. "Ya udah, gue mau ajak Wawan jalan ke taman komplek. Seinget gue ada ring basket. Lumayan buat main basket."

Yoshi mengernyit. Ia menatap Jeongwoo bingung. "Gak capek? Kalian baru pulang sekolah, lho?"

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang