3. Ayok, kita culik Kak Ochi!

390 46 0
                                    

TEU-HA!

Sengaja double up karena cerita ini Dee anggurin sebulan.

Demi mengejar nilai di kelas 12 :')

---


Warning : mengandung kegemasan Tuan Kalliniki yang mungkin berakibat cringe.

Renovasi besar-besaran itu sudah selesai dari tiga hari lalu. Lucas sudah kembali bekerja seperti biasa, hanya saja, kali ini ia bekerja di kota yang sama dengan rumahnya.

Sabtu siang ini, Alena sedang fokus membuat poster tentang kosannya yang rencananya akan ia post di media sosial. Ia sudah menghela napas berkali-kali, tampak tak puas dengan hasilnya.

"Halo? Anybody home?"

Suara familiar itu membuat Alena yang sedang duduk di ruang tamu langsung berlari membuka pintu rumah. "Kak Ochi!"

Laki-laki yang ada di hadapan Alena tersenyum. Ia memakai pakaian santai, hanya kaos putih dibalut cardigan abu-abu dan celana panjang blue jeans.

Yoshi mengusak rambut Alena. Tangannya menyerahkan sekantong tas belanja berisi berbagai macam makanan. "Hai, lagi apa? Keningnya berkerut gitu, pasti lagi ada hal yang gak bagus terjadi."

"Gak ada apa-apa, Kak, cuma lagi bikin poster. Wah, es krim! Makasih, Kak!" Alena berjalan cepat ke arah dapur, meninggalkan Yoshi yang termenung karena ditinggal.

Begitu Alena selesai meletakkan beberapa es krim ke dalam freezer, ia kembali ke ruang tamu dengan membawa dua es krim coklat di tangannya. Keningnya berkerut lagi, tidak ada eksistensi Yoshi di sana.

"Lah? Ke mana dia?" 

Alena berjalan ke pintu rumah yang terbuka dan terdapat siluet seseorang di luar. Yoshi di sana, tengah bersandar pada dinding sebelah pintu dengan tangan kiri yang berayun menjauh dan mendekat pada tubuhnya. 

"Kak? Kenapa masih di luar?"

Yoshi terkejut, ia menggaruk tengkuknya. "Kamu belum kasih Kakak masuk," ucapnya pelan.

Laki-laki dengan surai merah itu tampak malu juga canggung. Matanya beberapa kali melirik pada Alena. Alena rasanya ingin gigit Yoshi aja. 

GEMES BANGET, ANJIR!

Alena kembali mengumpulkan kesadarannya. Tangannya menjulur, memberikan Yoshi salah satu es krim. "Maaf, Kak, gue lupa. Yuk, masuk!"

Yoshi mengangguk. Ia menerima es krim dari Alena, lalu mengekorinya memasuki rumah. "Posternya udah sampai mana?"

"Belum sama sekali, baru background doang. Aku bingung mau tulis apa aja di posternya," jawab Alena. Ia mengempaskan bokongnya pada sofa dengan lesu.

"Oke, makan dulu es krimnya. Kita dinginin pikiran biar otaknya bisa jalan lagi," saran Yoshi. Matanya terus menatapi es krim yang bungkusnya masih berusaha ia buka perlahan.

Alena melihat Yoshi gemas. Bagaimana laki-laki itu membuka es krim dengan lembut, merobek bungkusnya perlahan, lalu meletakkannya di meja. Sisi es krim cone itu memasuki mulutnya sedikit. Menyecapnya, lalu tersenyum. Mata tajamnya menyipit ikut tersenyum.

Yoshi yang merasa diperhatikan, menoleh pada Alena yang masih menatapnya gemas. Kepalanya sedikit dimiringkan. "Kenapa, Alen?"

Alena terkesiap. Ingin salting, tapi ia tahan. "Kak, lu gemes banget." Segera Alena memakan kembali es krimnya sambil memalingkan tatapannya dari Yoshi.

"Kakak gemes? Mana ada cowok gemes, Alen," protes Yoshi tak terima, "ada juga kamu yang gemes."

Alena terbatuk kecil. Kata-kata singkat Yoshi yang sedikit merajuk itu terdengar sangat polos. Yoshi tampak tak berniat gombal sedikit pun. Terbukti dari wajahnya yang masih ditekuk tanpa melihat Alena.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang