17. Mess Up The Club

308 46 5
                                    

TEU-HA!

Happy late valentine's day!








"Wawan!" Alena teriak pas Junghwan baru masuk kosan.

Gimana gak teriak? Junghwan pulang sekolah, seragamnya kotor banget sampai cokelat-cokelat gitu, bahkan ada beberapa titik hitam. Persona yang diteriaki hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuk.

Alena langsung lari turun dari balkon kamarnya. "Kenapa lu, Wan?!"

"Aku habis nyemplung selokan depan perumahan mama Kak Ochi, Kak, buat ngelamar kerjaan di florist mamanya. Gara-gara ada motor lewat mepet banget pas aku lagi jalan, jadi jatuh, deh," papar Junghwan lanjut ketawa.

Alena gak habis pikir, kok bisa sesantai itu. Tapi, Alena lihat kalau mata Junghwan keliatan sembab, agak merah, berkaca-kaca. "Lu ... gakpapa?"

Junghwan langsung berhenti ketawa. Wajahnya berubah sendu, gak lama ia menangis.

Pertahanan yang Junghwan bangun, seketika runtuh karena satu kalimat yang Alena lontarkan. Mau peluk Alena, tapi gak enak.

"Lah?! M-maaf, gue salah ngomong, ya? Duduk yuk?"

Junghwan masih berusaha menahan tangisnya dengan menggigit bibirnya, tapi gagal. Dirinya tak bergerak sedikit pun.

Alena kenal tangisan itu.

Sakit, sangat.

Perlahan, Alena membawa Junghwan dalam dekapannya, membiarkan Junghwan menangis di bahu Alena.

"Puas-puasin aja, ya?"

Junghwan mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh. Sedih dan marah memenuhi relung hatinya.

"It's okay, it's okay."

Bahunya merosot seiring usapan Alena pada punggungnya. Kepalannya pun melemah, perlahan membalas rengkuhan Alena dan mengeratkannya. Amarah Junghwan akhirnya menguap karena rasa nyaman.

Deru motor membuat Alena mendongak, melihat Pak Asep sedang membuka pagar rumah, membiarkan Jeongwoo memasuki pekarangan. Melepas helm, wajah Jeongwoo kebingungan mendapati adegan di hadapannya. Jeongwoo menaikkan kedua alisnya, bertanya pada Alena.

Alena cuma memberengut, mengode Jeongwoo untuk diam. Jeongwoo menurut, tapi tetap berdiri di dekat mereka canggung. Masih mengelus, sesekali menepuk punggung yang lebih muda, Alena mulai merasa pinggangnya nyeri menahan bobot tubuh Junghwan.

Tak lama, Junghwan menjauhkan dirinya. "Aku ketemu Ayah, Kak, di pertokoan dekat perumahan. Dia lagi jalan sama perempuan lain, aku gak kenal siapa. Tapi, Ayah ngerangkul pinggang perempuan itu. Aku langsung datengin Ayah, tapi Ayah marah, dorong aku sampai nyemplung selokan. Terus, Ayah pergi sama perempuan tadi setelah masuk ke mobil."

Alena antara kasihan tapi juga pengen ketawa. "D-duh, sempet kamu foto?" Junghwan menggeleng. "Mama kamu harus tau, Wan," lirih Alena.

Junghwan menunduk. "Ayah ... ah, dia gak layak aku panggil ayah! Hm, Om Rey ngajak perempuan itu ke club nanti malem. Aku dengar pas mau deketin mereka."

Jeongwoo datang menginterupsi. "Tenang, Dek! Ada gue yang bakal bantuin lu dan mama lu!"

"Maksudnya?" Junghwan memiringkan kepalanya.

"Dengar nama club-nya?" Melihat Junghwan mengangguk, Jeongwoo segera melanjutkan, "malam ini kita ke sana."

Alena menatap Junghwan yang tampak ragu. "Gue gak terlalu yakin, tapi gue suka ide Jeongwoo. Gue ikut!"

Alena saling melempar senyum dengan Jeongwoo. Sedangkan Junghwan menatap mereka tak yakin.



⚠️ TW ⚠️
Harsh Words



𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang