TEU-HA!
"Eh, Koko udah pulang?" Alena segera melepas helmnya. Ia tersentak begitu Lucas menubrukkan tubuh padanya, memeluknya erat. "Ko? Lah, nangis?!"
Jihoon juga ikutan kaget. "Bang, lu nangis?"
Menarik ingusnya, Lucas menjauhkan tubuh dari Alena. "Koko seneng banget kamu mau keluar rumah lagi, Len." Ia mengusap rambut Alena sayang. "Sering-sering, ya? Keputusan kamu buat buka kosan ternyata berakibat baik."
Alena geli sendiri. Ikut pengen nangis juga, tapi dengar kokonya ngomong gitu entah kenapa rasanya ... aneh?
Yedam, Doyoung, Jeongwoo, dan Junghwan yang baru sampai langsung melongo melihat drama di depan mereka.
"Y-ya, oke. Alen bakalan sering-sering tergantung perginya ke mana," balas Alena kembali memeluk Lucas. Ia menepuk punggung kokonya yang masih terisak. "Cengeng banget dih. Jelek lu, Ko."
Beberapa penghuni kosan jadi pada keluar, termasuk Hyunsuk dan Mashiho.
Kalau Asahi sih liatin dari balkon lantai tiga aja sambil makan onde-onde mini yang dilempar ke atas, terus dia tangkap pakai mulut. Jangan ditiru, gak baik mainin makanan, bisa keselek juga.
"OHOK!"
Nah loh, bener, 'kan? Itu onde-onde mental sampe kena kepala Mashiho yang ada di bawah. Asahi langsung ngumpet begitu Mashiho mendongak.
"Onde-onde dari mana itu?" gumam Mashiho menatap onde-onde tadi yang terkapar malang di tanah.
"Udah, ah! Malu diliatin yang lain, Ko!" Alena tertawa berusaha mendorong Lucas yang masih aja sesegukan. "Udaah, Ko. Masuk, yuk? Kita makan. Alena mau kasih donat dulu ke Junghwan."
Merasa disebutkan, Junghwan langsung menghampiri Alena. "Makasih, Kak! Nanti Wawan bagi-bagi ke yang lainnya!" serunya menerima sekotak donat dari Alena.
Setelah Alena masuk, penghuni kosan juga ikutan masuk ke rumah kosan. Mau ngegosip mereka, biarin aja Jihoon jadi sasaran banyaknya pertanyaan yang akan mereka ajukan sambil makan donat kopi
🏡🏡🏡
"Selamat pagi, Ibu Kos," sapa Jaehyuk dengan wajah bantalnya di ruang makan kosan.
Alena mendengkus, "Baru tidur dari jam berapa, Kak?"
"Jam dua pagi. Hari ini Yedam sama Doyoung yang masak, ya?" Jaehyuk tersenyum begitu mereka berdua datang dengan empat piring omelet, atau kita bilang aja telur dadar biar gampang.
Begitu penghuni yang lain udah duduk semua di kursi masing-masing, mereka mulai berdoa sendiri-sendiri.
"Maaf, ya, kalau rasanya ada yang kurang. Aku baru kali ini masak buat orang lain," seloroh Doyoung mencoba tersenyum.
"Tapi, aman, 'kan? Gak ada kandungan berbahaya?" canda Lucas yang dibalas tawa canggung Doyoung dan Yedam.
Selesai makan, satu per satu mengucapkan terima kasih pada Doyoung dan Yedam. Lalu bergantian mencuci piring sebelum berangkat ke tujuan mereka masing-masing. Kecuali Jaehyuk yang balik tidur dan Asahi yang jam kuliahnya masih nanti siang.
Alena merenung di teras kosan. Dia lagi pengen duduk di situ aja. Mikirin gimana caranya biar dia bisa lebih berani ketemu sama orang lain terutama perempuan. Sampai tiba-tiba ada kurir paket yang berhenti depan pagar rumah Alena, ngobrol sama Pak Asep.
"Paket atas nama Asahi Hadinata!" seru Pak Asep. Dia ingat-ingat lupa sama nama para penghuni kosan.
Alena baru aja mau berdiri, Asahi tau-tau terbang di depan dia. Iya, terbang! Dia lompat dari lantai dua kosan, terus salto ngeguling-guling di tanah sebentar. Gak lama, Asahi berdiri terus lari ngambil paket dia yang udah dibayar. Jangankan Alena, Pak Asep sama kurir paket aja rasanya jantungan. Ini Asahi belajar parkour di mana?
Meninggalkan mereka bertiga dengan ekspresi datar, Asahi berhenti di belakang Alena. Tanpa menoleh, ia berucap, "Gue gak suka barang gue dipegang orang lain." Udah, Asahi jalan lagi.
Alena memasang ekspresi bingung. "G-gak usah sebegitunya juga sih."
Haechan sampai di rumah Alena atas permintaan Lucas langsung. Dia sebenernya pengen nolak, tapi ya udahlah. Bosnya dia lagi banyak kerjaan, kasihan juga lihatnya.
"Oi, Kak! Tumben ke sini sore-sore, kenapa?" Alena lagi bantuin Mashiho nyabutin rumput liar di taman depan.
Haechan senyum dulu ke Mashiho yang senyum sama dia. Duh, gemes. "Lucas yang minta. Kata dia, lu udah berani keluar kandang. Dia mau bikin acara syukuran. Mau bakar-bakaran, BBQ-an gitu sama penghuni kosan, gue juga diundang. Acaranya Sabtu ini."
Alena menepuk keningnya. "Ada aja idenya. Bosen, ah! Masa BBQ-an doang. Kita camping aja gimana? Taman belakang lumayan luas buat bikin 3-4 tenda ukuran sedang."
"Ya, itu terserah yang punya rumah. Gue udah beliin dagingnya sekarung. Macem-macem, ada daging sapi, ayam, seafood juga ada," jelas Haechan, "kalau ada lagi yang mau dibeli, kasih tau gue aja."
Alena termenung. "Gue sama penghuni kosan aja yang beli kalau masih ada yang kurang. Kerjaan lu lagi banyak, 'kan, Kak? Bisa gue handle, kok. Sekarang gue udah gak sendiri lagi soalnya," kata Alena dengan senyum mengembang.
Ya ampun, Haechan pengen nangis terharu. "Ya udah, kabarin gue kalau lu kesulitan."
Alena mengangguk, membiarkan Haechan memasuki beberapa tas belanja ke rumahnya dibantu Pak Asep.
"Bye bye, Alena dan satu lagi gue lupa nanya nama lu!" pamit Haechan dari kaca mobil yang dibuka yang dibalas Alena dan Mashiho lambaian tangan.
Mashiho menepuk kedua tangannya membersihkan tanah. "Berkemah seru juga, Len. Punya tendanya?"
"Punya dong! Nanti gue minta tolong yang lain buat bantuin gue cari. Ada di gudang soalnya." Alena berdiri, mengikuti Mashiho yang hendak membasuh tangan di kran air dekat mereka.
Alena : Kak Asa kenapa dah?
Asahi bilek :
🏡🏡🏡
See ya at the next part~
Publsihed : 4 Febuari 2023
TEU-BA!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...