TEU-HA!
Alena duduk di sisi tempat tidur. Pikirannya menuju pada kejadian tadi. Kedatangan penyewa kosan yang masih kelas 12, tapi suara udah kaya usia 21. Mana suka banget ngegas. Masa pas ada kecoa lewat deket kakinya, Haruto teriak kaya tikus kejepit. Nyaring banget, woi!
"Orang aneh. Mana gak ada sopan-sopannya. Dia gak mau manggil gue dengan embel-embel "Kak" cuma karena umur kita beda setahun," gerutu Alena. Ia mulai merebahkan diri pada kasur.
Hampir saja Alena tertidur, suara ketukan pintu kamarnya membuat ia terbangun. "Alen?"
Alena mau tak mau berjalan untuk membuka pintu. "Kenapa, Ko?"
"Tadi, si Hartanto milih kamar nomor berapa?" tanya Lucas.
Alena tertawa seketika. "Haruto, Ko! Hartanto siapa, heh?"
"Iya, pokoknya itu lah!"
"Milih kamar sebelah Kak Ochi, kamar nomor 3. Pas tahu lantai dua sama tiga masih kosong, dia langsung batal milih kamar yang ada di lantai tiga." Alena duduk di kursi belajarnya. Pegel berdiri lama-lama.
Lucas mengangguk, bersandar pada kusen pintu. "Mungkin dia penakut?"
"Ah, muka sangar gitu mana mungkin penakut?" Alena merotasikan matanya.
"Jangan salah, Len. Hampir setiap orang dalamnya berbeda dari apa yang kita pikirkan. Don't judge a book by its cover. Familiar sama kalimat itu?" Lucas mendekat pada Alena, menepuk kepalanya pelan.
Alena mengangguk paham. "Bodoh banget emang dulu Alen. Terlalu cepat nilai orang dari luarnya ya, Ko?"
"Iya. Emangnya sejak kapan kamu pinter?" Lucas langsung mengaduh begitu perutnya dicubit penuh cinta oleh adiknya.
"Pergi lu, Ko. Alen mau tidur. Met malam," usir Alena sambil mendorong punggung Lucas.
Lucas membalas, "Met malam juga." Tangannya mengelus rambut Alena sayang.
Setelah Lucas memasuki kamarnya yang tak jauh dari kamar Alena, Alena langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.
🏡🏡🏡
Pagi-pagi benar, Alena terbangun karena aroma kopi yang merasuk memenuhi indra penciumannya. "Siapa bikin kopi pagi-pagi?"
Alena melangkah lunglai ke arah balkon kamarnya, mencari asal aroma tersebut. Akhirnya pandangannya sampai pada persona yang tengah duduk manis di teras rumah kosan dengan secangkir kopi Starbak di tangannya. Rambutnya pirang pendek dengan anting dan pakaian mencolok.
"Siapa itu? Kok gue gak kenal?" gumam Alena.
Entah merasa diperhatikan, atau karena gumaman Alena yang kelewat kencang, orang tersebut menoleh pada Alena. Senyumnya mengembang, lalu ia mengangguk. Tangannya melambai pada Alena yang dibalas dengan lambaian kaku.
Tak lama, Mashiho keluar dari rumah kosan, menemui orang itu. Mereka terlihat berbincang, sampai akhirnya mereka melihat ke arah Alena yang berada di balkon.
"Hah?" Alena kebingungan memerhatikan Mashiho yang terkekeh sambil menunjuk sudut bibirnya. Seketika Alena berlari masuk menghampiri cermin. "Astaga, bekas iler gue! Malu banget!"
Selesai dengan urusan malu dan mandinya, Alena memilih turun menemui Lucas yang pastinya sudah siap berangkat kerja.
"Alen, ada yang mau ngekos lagi. Namanya Yuncuk," ucap Lucas, "dia ambil kamar di lantai dua, berdua sama Hartono."
"Haruto."
"Iya, Haruto maksud Koko. Yuncuk tahu kosan ini pas iseng cari kosan di Twitter. Kayanya dia model, bajunya nyentrik banget," jelas Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...