(+) Another Side

179 25 2
                                    

Baby, there's another side that you don't know
You don't know




⚠️⚠️⚠️

TRIGGER WARNING!!






TEU-HA!


"Aku penasaran." Ucapan Doyoung membuat Alena berhenti mengunyah telur gulungnya. "Aku nanya, boleh?"

Alena mengangguk.

"Sejak kapan Kak Yoshi punya kepribadian ganda?" Melihat lawan bicaranya hanya diam menatap ketiga pemuda di tengah lapangan yang tengah berebut bola basket, Doyoung melanjutkan, "Kalau gak mau jawab, gakpapa. Maaf, aku nanya hal yang gak seharusnya."

"Eh? Bukan, bukan!" jawab Alena cepat, "gue cuma lagi ingat-ingat aja."

"Oh ... kenal Kak Yoshi dari kapan?"

Alena menggigit tusukan telur gulungnya. "Udah enam tahun atau lebih mungkin? Lama juga."

"Tau kalau Kak Yoshi kepribadian ganda dari kapan?"

"Kurang lebih dua tahun lalu."

Doyoung menggumam. Ia mau bertanya lebih, tapi ragu.

"Gue bakal cerita agak panjang, dan gue berharap lu gak bilang hal ini ke orang lain. Lu tau soal Kak Ochi karena gak sengaja waktu itu. Jaga rahasia ini, oke?" tanya Alena menunjukkan kelingkingnya.

"Oke," jawab Doyoung mengaitkan kelingkingnya.









Flashback on



"Benar gakpapa sendirian ke sana?"

Alena tersenyum kecil. "Gakpapa, Kak."

Dahi Yoshi berkerut. "Aneh, Alen. Kamu lagi berkabung, tapi teman-teman kamu malah nyuruh kamu yang samperin mereka dan bukan sebaliknya. Kakak antar, ya?"

Harapan Yoshi besar untuk Alena mengiyakan sarannya. Lucas sendiri yang memintanya datang untuk menemani Alena sebentar selagi ia pergi beberapa hari. Ditambah ini sudah menjelang malam.

Alena mengembus napas. "Mereka teman-teman gue, Kak. Apa yang mau dikhawatirkan, sih? Gue udah dewasa, Kak. Gak perlu sebegitunya."

"Tapi ...."

"Udah. Kak Ochi pulang aja. Gue mau pergi, ojeknya udah sampai," potong Alena. Ia terpaksa memakai jasa ojek online karena sopir pribadinya tengah kokonya liburkan.

Yoshi mau tak mau mengangguk. "Hati-hati, Alena. Kalau ada apa-apa kabarin Kakak, ya?"

"Gak bakal ada apa-apa, Kak. Percaya sama gue, ya." Alena melambaikan tangannya sebelum keluar rumah lebih dulu dan pergi diantar ojek online.

Sepintas, Alena melihat raut khawatir Yoshi yang kentara. Hatinya sendiri bimbang juga takut, entah dari mana perasaan takut itu datang. Hal yang Alena tahu firasat Yoshi biasanya benar, tapi ia berdoa semoga kali ini firasat pemuda itu salah.

Beberapa menit terlewati, akhirnya Alena sampai di sebuah cafe yang biasa ia dan teman-temannya datangi kala luang. Cafe ternama yang hanya segelintir remaja yang mampu membayar beberapa menu di sana.

Langkah Alena dipercepat begitu mendapati empat kepala yang tampak tak melihatnya.

"Feli," panggil Alena pelan mendekat ke arah mereka, "sorry, ya agak lama."

Felicia dan yang lain menoleh, sudut bibir mereka terangkat. Merasa lega teman-temannya tidak marah, Alena mencari-cari tempat duduk lain.

Ya, satu yang tak Alena ketahui, senyuman mereka bukan lagi senyuman tulus.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang