TEU-HA!
Alena mendecak, lalu menghela napas, kemudian menggeleng. Alisnya menukik kala jemarinya terus menari di atas tuts. Diketik, lalu dihapus. Berhasil membuat satu kalimat, lalu dihapus sampai satu paragraf.
Erangan kesal ia keluarkan begitu HP-nya berdering, menampakkan nama yang terus menerornya beberapa hari terakhir.
"Halo, Kak?"
"Masih belum, Len?"
"Belum. Gue lagi bingung cara ngelanjutinnya."
Helaan napas terdengar dibuang kasar dari seberang sambungan. "Lebih baik lu jalan-jalan, cari inspirasi."
"Iya, Kak."
Sambungan telepon diputus oleh persona yang bertugas sebagai editor-nya selama setahun kemarin.
Mendengkus, Alena menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Netranya terpejam seraya memijit pelipisnya. Hanya tinggal satu chapter dan ceritanya tamat. Tapi, ia justru kehilangan ide untuk menamatkannya.
"Muka lu jelek banget."
Suara berat nan serak itu membuat Alena kembali membuka mata, mendapati eksistensi pemuda yang tengah membawa sekeranjang baju kotor.
"Kaya lu enggak jelek aja, To," balas Alena kesal. Ia kembali menyamankan diri di kursi taman.
Haruto mengangkat satu alisnya. Menyelesaikan tujuannya pergi ke rumah belakang untuk mencuci, ia kembali menghampiri Alena.
Merasa sinar mentari paginya terhalang, Alena menengadah dengan mata menyipit karena silau. "Kenapa?"
Lawan bicaranya membungkuk, menyamakan tinggi wajahnya dengan Alena.
"Ruto?" panggil Alena mulai terduduk tegap begitu Haruto mengikis jarak dan nampak jelas tak lagi menghalangi silau mentari.
Napasnya tercekat kala ibu jari dan telunjuk Haruto menarik dagunya mendekat.
"Coba lihat gue baik-baik, Len."
Alena mengerjap beberapa kali. Disuguhi wajah rupawan dari jarak sedekat ini tak ayal membuat jantungnya berdebar.
Netra tajam yang menatapnya datar, hidung bangir, rahang tegas, tak lupa bibir yang perlahan tersenyum miring lalu terbuka.
"Masih mau ngatain gue jelek, Alen?"
SPROT
"Woi, Kak!"
Asahi memandang Haruto tanpa ekspresi. Tangannya masih setia tergantung dengan memegang semprotan berisi air untuk membersihkan tanaman. "Lu perlu dibasmi."
Haruto mengelap mulut dan wajahnya yang basah. "Gue cuma bercanda," kilahnya berlalu ke dalam kosan.
Menghela napas, Asahi gantian menyemprot wajah Alena yang mematung menatap Haruto pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...