44. Mission Succeeded

219 46 8
                                    

TEU-HA!








Jihoon menghentikan motor Haruto setelah sepuluh menit mengebut. Ia khawatir kalau motornya akan menabrak pohon atau terperosok karena ia sudah cukup jauh masuk ke dalam hutan yang tak lagi terdapat jalan.

Suara mesin yang beradu di belakangnya, membuat Jihoon berbalik.

Empat penjaga segera turun dari tiga motor yang terus menerus mengejarnya sedari tadi.

"Wah, menyerah juga lu akhirnya."

"Udah capek main kucing-kucingan ternyata."

"Lu nyari mati, hah?"

Jihoon berdecak kala satu penjaga yang terus diam sedari tadi memberikan senjata pada tiap rekannya. "Gak jantan lu pada. Pake tangan kosong dong!"

Salah satu yang berambut merah tertawa, "Bilang aja lu takut mati!"

"Lu yang takut mati, makanya pake senjata segala!" balas Jihoon.

"Gue gak mau ribet. Tinggal tusuk, udah selesai." Penjaga dengan jaket kulit mengayunkan linggisnya.

"Halah, cemen banget. Sok keras, tapi pengecut," decih Jihoon.

Amarah mereka jelas tersulut. Penjaga yang berbaju hitam membuang alat pemukulnya dan langsung maju menyerang Jihoon.

"BACOT LO, SIALAN!"

Jihoon menarik napas dan membuat posisi bertahan. Doain gue selamat, Ajun.
























"Totooo! Lari, Tooo!" teriak Jeongwoo.

"Berisik!" seru Haruto nyusul Jeongwoo yang udah duluan di depannya.

Jeongwoo sama Haruto lagi lari-larian di pinggir danau dan di belakang mereka ada satu teman Rey yang terus ngatain mereka sambil mengayunkan sabit. Untung aja mereka berdua sering olah raga, jadi gak gampang bengek.

"Too, itu apa di danau?!" teriak Jeongwoo lagi.

Haruto sampe nahan gemes pengen banget nyeburin Jeongwoo ke danau. "Lari aja, Anjir!"

"Aduh!" Nah loh. Jeongwoo kesengkat kaki sendiri.

Mau gak mau Haruto berhenti buat bangunin Jeongwoo. Cepat-cepat narik tangan saudaranya biar lari lagi.

"Toto, awas!" seru Jeongwoo kala ayunan sabit mendekat, dan ia langsung pasang badan untuk melindungi Haruto.

Crash--



















Lucas mengambil napas dalam kala Rey di depannya sudah siap menodongkan suntikan.

"Gue tadinya gak mau secepat ini bunuh lu. Gak seru. Tapi, gue gak ada pilihan lain," decaknya, "ini racun bisa bikin kuda mati dalam waktu kurang dari lima menit. Jadi, gue coba ke lu. Kira-kira berapa lama lu bertahan, ya?" Rey tersenyum miring.

Sial. Gue harus bisa lepas. Jeongwoo sama Haruto bisa mati, batinnya tanpa tahu kalau ia juga ada di ambang kematian.

"Ada kata-kata terakhir?" kekeh Rey yang sudah bersiap menancapkan suntikan ke dada Lucas. Tangan satunya sengaja membuka ikatan kain di mulut Lucas.

Persona di depannya menggertakan gigi. Namun, kala netranya beradu pandang dengan pemuda lain yang memberi isyarat agar ia membantunya, lantas Lucas tersenyum.

"Harusnya lu yang bikin kata-kata terakhir, Bajingan."

Rey yang masih belum mencerna, segera mengerang kala kepala Lucas dibenturkan ke kepalanya. Rey beringsut mundur, tak menyadari persona yang bersiap mengayunkan potongan kayu ke kepalanya dengan mata tajam berkilat marah.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang