(+) Koala Kosan

182 19 1
                                    

TEU-HA!





Siapa yang paling mager di kosan?

Yak, benar.

Junkyu Mahendra namanya.

Tapi, kelihatannya aja mager, padahal kalau lagi rajin itu bisa ambisius banget sampai gak tidur tiga hari tiga malam. Makanya kalau masa-masa ambisiusnya udah habis, kerjaannya tuh tidur mulu!

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, Junkyu harus lebih rajin dan lebih serius dibanding semester sebelumnya. Contohnya sekarang; Junkyu serius banget di depan laptopnya tanpa bergerak sedikit pun.

Kalau laptop Junkyu bisa ngomong, pasti dia udah ngamuk-ngamuk karena capek dipakai lebih dari 24 jam tanpa berhenti.

"Sedikit lagi."

Selalu bilangnya gitu, sampai sahabat seperkelahiannya itu lelah buat ajak Junkyu makan atau istirahat sejenak.

"Kalau sakit, jangan ngeluh ke gue. Terserah lu, gue gak peduli!" gertak Jihoon nutup pintu kamar Junkyu kenceng banget, bikin kaget yang punya kamar juga penghuni kosan yang lagi santai di depan TV.

Alena yang masak bareng Doyoung di dapur tersentak. Jarang banget Jihoon kelihatan semarah itu sama Junkyu. Emang sih, sering banget mereka ribut karena hal sepele, tapi gak pernah sampai kaya sekarang.

"Alena, corndog-nya gosong," ucap Doyoung menyenggol pelan lengan Alena dengan punggung tangannya.

"Heh!" seru Alena buru-buru angkat corndog yang berjumlah lima tusuk, "yah, gosong sebelah, Doy."

Doyoung terkekeh melihat muka melas Alena. "Gakpapa, sedikit doang. Sini, aku hilangin butiran tepung roti yang gosong."

Mengangguk ragu, Alena menyerahkan lima tusuk corndog pada Doyoung. "Bisa emang?"

Tersenyum, Doyoung saling menggesekkan sisi gosong dua corndog di tangannya hingga tepung roti yang berwarna coklat kehitaman itu rontok, menyisakan sedikit warna tepung roti yang coklat.

"Wah, keren!" puji Alena melakukan hal yang sama.

"Aku bawain dulu yang dua ini ke kamar Kak Ajun, ya."

Alena mengangguk. "Oke, sisanya biar gue yang urus."

Doyoung mengetuk pintu kamar Junkyu.

"Kenapa lagi, Ji?" tanya Junkyu terdengar kesal dari dalam kamar.

"Ini Doyoung, Kak. Aku boleh masuk?" Menunggu hampir semenit, akhirnya si empunya kamar mengizinkan Doyoung membuka pintu kamarnya dan masuk. "Ngemil dulu, Kak. Ini Alena sengaja bikin soalnya Kakak belum makan dari kemarin siang."

Tanpa menoleh, Junkyu mengangguk. "Taroh aja di meja. Makasih, Doy. Bilang Alena, makasih udah bikinin."

"Iya, sama-sama." Doyoung menutup pintu kamar Junkyu.

Junkyu melirik piring yang Doyoung taruh di mejanya. "Nanti lagi, deh, nanggung satu bab lagi," gumamnya membuka catatan-catatan yang ia tulis di bukunya.






Ini udah jam delapan malam, Alena yang tinggal sendirian di kosan karena bujang-bujangnya pada pergi karena urusan masing-masing cuma bisa menghela napas bosan.

"Biasanya rame, giliran pada pergi, langsung sepi banget," gerutunya menatap layar TV tanpa minat.

Kokonya masih bekerja di luar kota, Alena jadi bingung mau ngapain. Naskah juga udah dia kirim ke editornya tadi subuh, bikin dia baru tidur jam empat pagi dan bangun jam sebelas siang hari sabtu ini.

Suara pintu yang terbuka membuat Alena sadar kalau ada satu penghuni yang masih ada di kosan. "Kak Ajun!" panggil Alena.

Junkyu menoleh. Baru akan mendekat, kakinya melemas hingga terjatuh di depan kamar.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang