TEU-HA!
Ini udah hari Sabtu.
Alena tiba-tiba kangen orang tuanya sore ini. Jadi, dia nelepon Lucas buat ngajakin ke makam orang tuanya. Sayangnya Lucas gak bisa, kepulangannya ternyata ditunda hingga minggu depan.
"Ya udah, jangan lupa istirahat, Ko. Lu itu manusia, bukan kuda," pesan Alena.
"Biar kaya lagu, Len. Kerja lembur bagai kuda, sampai lupa orang tua--eh ... gimana?" Lucas menutup mulutnya begitu sadar mereka udah gak punya orang tua.
Alena mendesis, "Asal jangan lupain Alen, sih."
Lucas tertawa di seberang sana macam kuda. "Ajak Yoshi atau siapapun yang lagi luang di sana buat anterin kamu. Koko lanjut kerja lagi, ya. Kacau banget di sini. Dah, Len."
Suara sambungan terputus membuat Alena membuang napas kasar. Udah lama Lucas gak pulang, kali ini nyaris sebulan. Padahal ada banyak hal yang mau Alena ceritain. Termasuk waktu Asahi ditimpuk bata.
Pak Asep juga jadi lebih waspada, begitu juga satpam perumahan. Mashiho makin jarang keluar kosan, lebih sering di kamar atau bikin kue di dapur. Sesekali doang keluar pagar buat ketemu sama kurir antar barang buat ngirim baju atau tas bikinannya ke konsumen.
"Alena?" panggil Yoshi.
Alena yang lagi ngelamun di taman belakang langsung nengok. "Iya, Kak?"
"Ayok!"
Alis Alena menukik. "Ayok ke mana?"
"Kita kunjungin orang tua kamu."
Jawaban Yoshi membuat senyum Alena mengembang. "Oke, ayok!"
Sampai di makam, Alena beli bunga buat ditaruh sama buat ditabur di atas makam. Alena beli bunga lily yang dipadu mawar putih--kesukaan sang mama.
Menyampaikan beberapa patah kata dengan Yoshi yang kerap kali mengusap punggungnya, Alena akhirnya tersenyum miris.
"Merelakan Papa Mama pergi memang susah, tapi bukan berarti Alena gak bisa. Bahagia selalu, ya? Tolong jaga Alena sama Koko dari sana. Alena pulang dulu," pamit Alena sambil berdiri.
"Sudah?" tanya Yoshi memastikan.
Alena mengangguk. "Ayok. Gue ada ide bagus buat malam mingguan. Semoga anak kosan lengkap nanti malam. Kalau Yedam ... gak tau deh dia mau jalan sama pacarnya yang mana," paparnya.
Yoshi cuma tersenyum. Paling nonton barengan lagi kaya waktu kemarin. Berarti harus ada camilan. Beli dulu, batinnya.
"Camilan di rumah masih banyak, Kak. Gak usah beli lagi kayanya," jelas Alena membaca ekspresi wajah Yoshi.
"Oh? Ya udah. Mau ke tempat lain dulu?" tawar Yoshi, tapi Alena berkata tidak.
Akhirnya mereka kembali ke rumah dengan motor kesayangan Yoshi.
"Hoi, rakyat!" seru Alena masuk ke rumah kosan.
Hyunsuk, Junkyu, Mashiho, Asahi, Doyoung, dan Jeongwoo yang lagi anteng di ruang tamu langsung natap Alena datar.
"Lu waktu bayi makannya toa, ya?" cibir Jeongwoo. Kegiatannya ngerjain tugas di laptop sambil ngemil di meja makan jadi keganggu.
Terkekeh dengan tampang tak bersalah, Alena duduk sandaran di sofa sebelah Hyunsuk. "Bang Uncuk, nanti kita semua nonton di ruang rekreasi, yuk! Ada proyektornya sama tempat tidur di sana."
"Oh, iya? Gue baru sekali ke sana, gak terlalu lihat isinya, sih." Hyunsuk menyentuh dagunya dengan telunjuk. Terakhir ke sana tuh waktu ngintipin Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...