38. JiKyu's Friendship

208 39 10
                                    

TEU-HA!





"Ajun! Bangun, woi!" Paji ngetok brutal pintu kamar Junkyu. Lebih tepatnya digedor, sih. "Buset, masih kagak bangun?! Junkyu Mahendra!"

Akhirnya Jihoon bisa bernapas lega begitu koala yang baru bangun itu membuka pintu kamarnya. "Apa, sih? Pagi-pagi berisik banget," gerutunya sambil menguap.

"Pagi?! Lima menit lagi kelas kita mulai!" pekik Jihoon menarik kerah piama Junkyu dan mengguncangnya.

"LIMA MENIT?! Kenapa kagak bangunin gue dari tadi, sih?!"

Junkyu buru-buru masuk kamar mandi buat cuci muka sama gosok gigi. Gak lupa ganti piamanya dengan hoodie dan celana panjang yang digantung begitu saja di belakang pintu.

Dan semua itu disaksikan oleh Alena yang membeku dengan spons di tangannya. Dia lagi bantuin Hyunsuk nyuci piring karena Yoshi udah harus berangkat kuliah. Tau-tau disuguhi pemandangan Junkyu yang ganti baju dengan pintu terbuka.

"Bloon! Alena ngeliat lu, Ajun!" seru Jihoon depresot, "udah deh, buru lu!" Ia mendorong Junkyu yang baru aja ngunci kamarnya.

Junkyu cuma sempat ngeliat Alena tanpa bisa bilang apa-apa. Alena? Masih terngiang-ngiang badan topless Junkyu yang bawahnya cuma pake celana panjang. Mana boxernya kelihatan.

"Ngedip, Alen." Hyunsuk melipat bibirnya berusaha meredam tawa.

Alena langsung ikutin instruksi Hyunsuk. "Walau kerjanya tidur doang, badannya Kak Ajun lumayan bagus," akunya lanjut nyuci piring.

Kotak-kotaknya berapa tadi, ya?

"Badan gue bagus juga, kok. Mau liat, Len?" Asahi berkomentar dengan ekspresi datar sambil makan roti panggang di bar kitchen belakang mereka.

"Gak dulu."







"Lu, sih!" gerundel Junkyu begitu kelas pertama mereka selesai. Hatinya dongkol karena sempat dimarahi dosen yang membuatnya menahan pegal berdiri selama 15 menit di depan kelas.

Jihoon memutar bola matanya. "Gue masih ngantuk tadi pagi." Kakinya mengentak kencang di koridor menuju kantin.

"Biasanya alarm Mashi yang bangunin kita. Sekarang udah habis baterai kayanya," keluh Junkyu memegangi perutnya yang belum diisi dari pagi. "Gak ada kunci cadangan juga kata Alen."

Terkekeh, Jihoon mengingat bagaimana alarm Mashiho berbunyi kencang setiap jam setengah lima pagi, membuat satu kosan terbangun terkecuali si empunya alarm yang masih bergelung nyaman dengan selimutnya.

Terkadang, Jihoon sampai harus masuk ke kamar Mashiho yang jarang dikunci kalau tidur, lalu membangunkannya.

"Jadi kangen lagi," embusnya yang didengar Junkyu.

Berusaha menghalau atmosfer galau, Junkyu menunjukkan laman aplikasi chat di HP-nya. "Squad gue bakalan ikut turnamen minggu depan. Lawannya senasional."

"Sumpah?! Cie, sahabat gue jadi pro-player terkenal akhirnya. Semangat!" ujar Jihoon merangkul Junkyu yang tersenyum tipis. "Buat ngerayain, gue traktir lu makan sepuasnya hari ini. Gimana?"

Junkyu mengangguk semangat. Siapa yang gak mau ditraktir makanan coba?

Kalian gak mau?

Bohong banget.









Oke. Jihoon antara menyesal dan tidak. Masalahnya, koala di depannya ini beli makanan banyak banget!

Udah tadi di kantin makan soto ayam sama lontong sayur, terus pas pulang ini dia ke mini market buat beli camilan yang bungkusnya karton gambar koala sama panda satu trolley. Ditambah, Junkyu bilang nanti malam mau ke tukang sate sama nasi goreng.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang