TEU-HA!
Jihoon mendelik pada dua remaja yang menunduk takut di hadapannya. Ia baru saja menjemput Alena dan Junghwan di kantor polisi bersama Hyunsuk. Kini, dua remaja itu tengah diinterogasi di ruang tamu kosan.
"Kenapa kalian gak telepon yang lain? Kenapa ngelakuinnya sendiri?" Hyunsuk menatap mereka tak kalah tajam. "Seenggaknya ajak yang lebih tua, Len, Wan."
"Maaf, Bang," cicit Alena. Asli, Alena berasa lagi dimarahin ortunya.
Jihoon menarik kerah Junghwan agar berdiri. Membuat Alena dan beberapa penghuni kosan turut berdiri. "Lu ngerasa jagoan, Wan? Hm? Puas dengan lepasin amarah lu kaya gitu? JAWAB!!"
"Maafin Wawan, Kak Ji." Junghwan masih menunduk, tak berani menatap mata Jihoon yang berapi-api. "Aku tau itu salah, tapi aku emosi, Kak."
Doyoung udah meringis aja, gak tega. Muka Junghwan pada lebam gitu, ujung bibirnya sobek, gak kebayang kalau kena hantam lagi, apalagi sama Jihoon.
"Lu juga, Alena! Mentang-mentang gak ada Lucas, lu seenaknya ambil keputusan sepihak. Lu sadar gak, tindakan lu ngebahayain adek-adek lu?!" geram Jihoon.
"Bang Jihoon," lirih Alena.
"DIEM, ALENA!!" bentak Jihoon.
PLAK
"Kenapa jadi bentak-bentak Alena, sih?! Marah boleh, bentak jangan!" Hyunsuk memukul bahu Jihoon keras.
Jihoon lepasin kerah Junghwan perlahan, terus natap Hyunsuk melas. "Sakit, Suk ... udahlah." Jihoon berlalu ke taman belakang.
Yah, Jihoon pundung.
Niatnya Jihoon tuh mau marahin mereka dikit aja. Dia khawatir banget begitu tau Jeongwoo sampe masuk rumah sakit karena kepalanya bocor kaya kran air kalau kata Haruto. Kalau dia ikut, pasti bisa langsung sat set sat set.
"Jihoon gak bermaksud, Len. Maafin dia, ya. Dia cuma khawatir sama kalian kok," lontar Junkyu.
Hyunsuk menggaruk kepalanya. "Duh, gue bujuk anaknya dulu deh. Ngambekkan banget." Hyunsuk menyusul Jihoon.
Sesaat semua hening. Tak ada yang membuka obrolan. Para persona kembali duduk dengan pikiran masing-masing.
Yoshi menghela napas. "Rasanya Kakak pengen marah banget sama kalian," akunya, "Kakak juga sedih karena ngerasa gak berguna buat kalian."
Alena langsung ngerasa gak enak. "Maaf, Kak. Gue gak bermaksud begitu."
Yoshi mendengkus, "Jangan diulang lagi. Kalau ada masalah, kalian bisa cerita. Yang lain juga. Kalau ada masalah, atau butuh saran, bisa bilang ke yang lain. Kita cari jalan keluar bareng-bareng. Oke?"
Semua mengangguk paham. Hingga suara pintu kosan yang terbuka membuat mereka tersenyum lega.
"Jeongwoo!" Jaehyuk segera berlari memeluk Jeongwoo. "Lu udah gak kenapa-kenapa?"
"Iya, Kak! Buset, jangan kenceng-kenceng! Mati gue yang ada!" protes Jeongwoo.
Jaehyuk segera melepasnya, lalu mengusap air mata yang sempat menggenang di pelupuk. Jeongwoo membenarkan perban di kepalanya.
"Jeongwoo," panggil Alena yang berjalan mendekat, "makasih banyak karena udah lindungin gue, ya. Gue berhutang banget sama lu."
Jeongwoo terkekeh, "Gakpapa, gue seneng lu gak luka, Kak. Eh, gue denger-denger lu ke kantor polisi tadi?"
Alena mengangguk. "Iya, tapi pas Bang Ji dateng, gue sama Junghwan bisa langsung pulang." Alena jadi tahu kalau ternyata papanya Jihoon memiliki jabatan tinggi di kepolisian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...