6. Three In A Row

376 49 7
                                    

TEU-HA!

HAPPY NEW YEAR!

Akhirnya! Gak sabar nunggu Yedam sama Mashi balik dari hiatus.

Kangen bangettt, pengen denger kabar mereka huhu.

Okee, kita lanjut ceritanya~

"Jadi, lu mahasiswa baru kedokteran?" tanya Alena begitu ia duduk bersebelahan dengan Doyoung di teras. Doyoung mengangguk. Ia menyesap teh hangat yang Alena seduh beberapa menit lalu. "Tahu kosan ini dari mana?"

"Dari Kak Yoshi. Saya pernah les sama dia pas kelas 12. Kebetulan saya lagi butuh kosan baru, soalnya baru aja diusir dari kosan yang lama," jawab Doyoung dengan senyum terpaksanya.

Alena mengernyit. "Kenapa diusir?"

Doyoung menatap Alena. "Yakin mau tahu? Jangan ketawa, ya?" Setelah mendapat anggukan dari Alena, ia melanjutkan, "Diusir karena anak pemilik kosan ngadu ke ayahnya, katanya saya itu bikin baper dia, tapi saya gak mau tanggung jawab."

Tawa itu meledak begitu aja. "Alasan macam apa itu?! Lu diusir karena dianggap buaya? Ada-ada aja!"

"Ah, saya udah bilang, jangan ketawa." Doyoung ngambek.

Bukannya berhenti, tawa Alena malah semakin kencang, hingga mendapat teguran dari Mashiho. "Maaf, Kak Cio! Eheh, lu santai aja ngobrol sama gue, Doy. Pakai aku-kamu aja kalau gak terbiasa pakai gue-lu."

Doyong tersenyum. "Iya. Ya udah, aku mau beres-beres kamar kosan lagi. Uang mukanya besok aja, gak apa?"

"Gakpapa. Santai aja. Asalkan jangan lupa bayar," kelakar Alena yang dibalas kekehan Doyoung.

"Siap, Princess. Makasih tehnya," pamit Doyoung pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, samping kamar Hyunsuk, yaitu kamar nomor tujuh.

Alena menggeleng. "Agak geli ya dipanggil Princess gitu. Eh, ini Ko Ucas sama Kak Ochi lama banget, belum pulang-pulang."




Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Lucas dan Yoshi datang bersamaan memasuki pagar rumah yang dibukakan oleh Pak Asep. Sesudah Lucas turun dari mobilnya, Pak Asep langsung pamit pulang karena jam kerjanya sudah selesai.

"Maaf ya, tadi Koko ngobrol dulu sama Yoshi. Kamu udah makan?" Lucas mencubit pipi Alena.

"Udah, tadi Bang Uncuk pesenin kita ayam kaepci, sekalian buat para penghuni kosan," jawab Alena berusaha menepis tangan Lucas dari pipinya. "Udah, ih, Ko! Membleh pipi Alena lama-lama!"

Pertikaian kecil mereka membuat Yoshi menahan tawa. "Kakak dibeliin juga, gak?"

Cubitan itu terlepas. Alena melihat Yoshi sambil tersenyum. "Dibeliin! Ditaroh di dapur rumah kosan. Katanya kalau mau ambil aja. Buat Koko juga ada."

"Baik banget ya si Yuncuk," ujar Lucas.

Rasanya Alena mau sleding kepala kokonya itu. "Hyunsuk, Ko. Suka banget ganti-ganti nama orang."

"Kebiasaan memang, Len. Dulu aja Kakak dipanggil sama dia itu "Oishii". Dikata Kakak makanan, dipanggil kaya gitu?" sindir Yoshi. Lucas hanya tertawa mengingat kelakuannya pada adik tingkatnya dulu.

Alena berdecak, "Parah. Layak dipecat sebagai teman."

"Iya. Ah, Kakak pamit ke kosan, ya. Selamat malam, Alen." Yoshi berjalan santai ke arah rumah kosan.

"Alena doang, gue kagak lu ucapin met malam gitu?" protes Lucas tak terima.

Yoshi tertawa, berpaling pada Lucas. "Iya, met malam." Setelahnya, Yoshi tak lagi terlihat begitu memasuki rumah kosan.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang