TEU-HA!
Alena mendengkus keras macam kuda begitu kedua orang tua Jihoon dan Junkyu tak lagi terlihat. "Gaya mereka sombong banget. Mana sok iya lagi."
"Hust! Gak boleh gitu sama orang tua," tegur Hyunsuk yang sebenernya udah banyak misuh-misuh dalam hati.
"Lagian, resek banget nyuruh gue ngusir Bang Ji sama Kak Ajun. Punya hak apa mereka nyuruh-nyuruh gue. Pake bilang mau bayar seratus juta ke gue lagi. Pendapatan keluarga gue aja sebulan lebih dari itu," gerundelnya mengempas bokong ke sofa kosan.
"Hah?! Lu sekaya itu, Kak?" Jeongwoo menutup mulutnya.
Menggeleng, Alena menambahkan, "Itu pendapatan kotor. Kalau bersih, ya ... gak terlalu tau. Koko Ucas yang ngurus."
"Ngomong-ngomong soal Lucas," buka Hyunsuk duduk di sebelah Alena, "udah lama gak lihat. Terakhir dua minggu lalu. Itu juga cuma mampir buat ketemu lu."
Alena menunduk. "Perusahaan yang di luar kota lagi ada masalah. Koko lagi berusaha buat pertahanin biar gak collapse. Makanya jarang pulang."
"Kaya Bang Toyib," ucap Jeongwoo kembali fokus pada HP.
Beberapa menit dilewati dengan menonton TV sambil makanin chiki yang Alena bawa dari rumah, hingga suara motor memasuki pekarangan rumah. Alena segera keluar kosan begitu mengenal suara mesinnya.
"Ngomong apa aja mereka?" lontar Jihoon begitu membuka helm.
"Ngomong yang bikin gue nahan ngamuk. Orang tua bukannya dukung impian anaknya, malah ngatain gak jelas," desis Alena mendudukan diri di undakan teras kosan.
Junkyu turut duduk di sebelahnya. "Bilangnya gimana, Len?"
"Bentar. Bang Uncuk!" panggil Alena. Setelah Hyunsuk datang dengan botol minumnya, Alena berujar, "Tanya aja Bang Uncuk. Gue gak terlalu dengar karena keburu ngatain mereka di pikiran gue."
Tepukan pelan Alena rasakan begitu Hyunsuk duduk di sebelah lainnya, diikuti Jihoon yang tampak er ... menyeramkan?
Hyunsuk akhirnya mulai bercerita. Mulai dari tiba-tiba sedan hitam parkir di depan pagar dan langsung berhadapan dengan Pak Asep juga dirinya yang curiga dan waspada. Lalu, mereka berbicara sebentar hingga Alena datang dan memperbolehkan mereka masuk ke pekarangan.
"Ya gitu, mereka bilang buat ngeluarin kalian dari kosan biar balik ke rumah. Tapi, Alena langsung bilang gak mau. Terus--"
Penjelasan Hyunsuk Alena potong. "Terus mereka marahin gue, dibilang gak punya sopan santun. Habis itu, bilang gue sama aja kaya kalian yang gak mau dengar ucapan orang tua. Lah, gue aja udah gak punya," dengkusnya.
"Gelap," gumam Junkyu menyembunyikan wajah di balik lutut yang ia tekuk ke dada.
"Terus?" tuntut Jihoon meminta dilanjutkan.
Hyunsuk mengambil napas. "Mama lu bilang kalau impian lu gak jelas. Cuma bikin cafe yang gak seberapa pendapatannya, dan nolak buat lanjutin usaha mama lu."
"Gak jelas katanya," decih Jihoon tersenyum getir.
"Orang tua gue bilang apa?" tanya Junkyu masih menumpukan sisi kepala di atas lututnya.
Alena memainkan jemarinya. "Mereka bilang yang lu lakuin sekarang itu sia-sia. Bikin channel cuma buat nunjukkin lu main game. Apa gunanya?" jawab Alena mengikuti nada suara maminya Junkyu. "Gak tau aja mereka banyak orang jadi kaya lewat YouTube. Dasar orang tua ketinggalan zaman!"
Bukannya tersinggung, Junkyu justru tertawa karena ekspresi Alena yang kentara kesal. "Makasih udah ngewakilin gue marah-marah."
"Huft. Sama-sama," balas Alena masih belum puas misuh-misuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』
Fanfictionft. Ahn Yujin, Takata Mashiho, and Bang Yedam ⚠️JANGAN COPAS! R16+ (harsh words, family issues, violence) Tentang Alena bersama 12 bujang ajaib penghuni kosannya. . . . "Nyesel gue bikin kosan kalau ternyata isinya bebegig sawah semua! Stres!!" -Ale...