54. Our Last Chapter

248 38 10
                                    

TEU-HA!




Dua bulan setelahnya.



"Harus banget pergi, Kak?" Alena menatap Mashiho dengan mata berkaca-kaca.

Mashiho tersenyum tipis, menepuk pucuk kepala Alena. "Aku bakal sering-sering ke kosan. Aku udah bayar kosan sampai dua tahun ke depan, lho."

Alena mengangguk. "Lu juga, Dam?"

Yedam di sebelahnya terkekeh, "Gue emang udah keluar dari kosan, 'kan?"

"Iya, sih. Hati-hati, ya? Jaga diri yang benar. Jangan sampai kena masalah lagi," pesan Alena.

Mashiho yang lebih dulu memeluk Alena juga yang lain satu per satu. Kenangan yang mereka lukis bersama sedikit membuat langkah Mashiho berat. "Sampai jumpa lagi."

"Jangan sampai hilang lagi, Cio! Apalagi bawa Alena kabur kaya waktu itu!" seru Jihoon membuat tawa Mashiho mengudara di pelukannya.

Junkyu ikut memeluk. "Baik-baik, ya?"

Jeongwoo keburu nangis duluan sambil meluk Asahi. "Kak Cio, boleh gie cium gak?"

"Najis," balas Haruto bergidik ngeri.

Mashiho menggeleng, lantas memeluk Jeongwoo dan Asahi. "Kita bakal sering ketemu. Jangan berantem lagi sama Haru, ya?"

Haruto mendengkus. "Iya, Kak."

"Gue bakal kangen senyum lucu lu, Kak," Alena memeluk Mashiho lagi.

"Iya, aku juga bakal kangen kamu."

Hyunsuk turut memeluk Mashiho. "Makasih, Cio. Gue berhutang banyak sama lu."

"Sama-sama, Bang."

"Dah, Cio!" seru Yoshi melambaikan tangan sebelum Mashiho semakin masuk ke bandara.

"Dah Ochi! Dah, semuaa!" Mashiho melambaikan tangan semangat.

"Aku belum selesai belajar resep nasi gorengnya, Kak." Doyoung tersenyum tipis begitu giliran memeluk Yedam.

Yedam tertawa. "Nanti kalau aku liburan, aku ajarin lagi. Belajar yang bener, calon dokter!"

"Huwaa, Kak Yedam!" Jeongwoo kejer begitu Yedam meluk dia.

"Ingus lu, Jeongjeong!" Jaehyuk menyerahkan tisu yang Asahi keluarkan dari tasnya.

Membersit hidungnya, Jeongwoo menarik napas. "Gak ada yang ngajarin gue main gitar lagi."

"Ada, itu Bang Ji," tunjuk Yedam.

Cepat-cepat Jeongwoo menggeleng. "Gak mau! Nanti gue digebuk pake tas gitar!"

"Kapan lu gue gebuk pake tas gitar, hah?!" sentak Jihoon menggulung lengan bajunya, menunjukkan otot bisepnya yang terbentuk apik.

"Bang Ji, mending diam." Junghwan menahan Jihoon yang lewat di depannya.

Jihoon niatnya mau damprat Junghwan, tapi keburu ngeliat tatapan tajam Hyunsuk sama Alena. Gak mau bikin masalah, Jihoon akhirnya mundur.

"Yedam!" Panggilan dari Fabian membuat Yedam menoleh.

"Ayah gue udah manggil. See you!" Yedam berlari menghampiri ayah juga bundanya.

Fabian memilih memaafkan Selena, dan Selena pun berjanji untuk berubah menjadi lebih baik. Bersama, mereka berusaha membuat keluarga yang bahagia bagi mereka, juga Yedam.

"Dah, Yedam!" seru Alena.

Yedam seketika membalikkan tubuhnya, lalu berlari kecil menghampiri Alena. Sedikit merendah sambil menjalin jemari dengan milik Alena, Yedam berbisik tepat di telinga Alena.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang