34. Recovery

214 42 6
                                    

TEU-HA!





Suara bisik yang mulai terdengar bising merasuki rungu Alena yang perlahan tersadar dari tidurnya. Bermaksud menggerakkan kepala, rasa sakit menyerang dari balik perban di lehernya. Ringisan Alena membuat yang lain berhenti berdebat, mengalihkan atensi padanya.

"Jangan banyak gerak, leher lu putus yang ada." Ucapan Jihoon membuat Alena berhenti bergerak.

"Demi apa, Bang?" tanya Alena horor.

Junkyu menabok lengan sahabatnya itu dengan mulut maju lima mili. "Bohong dia. Jangan dipercaya. Luka lu gak separah itu, kok."

Alena mengembus napas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena mengembus napas lega. Sejenak, pikirannya langsung tertuju pada persona yang terakhir bersamanya sebelum pingsan. "Kak Cio! Mana Kak Cio?"

"Eh, dia ...," cicit Hyunsuk menggaruk tengkuknya.

"Kenapa? Kak Cio kenapa?"

Suasana langsung hening dalam sekejap, membuat tenggorokan Alena tercekat dan kesulitan mengambil napas. Ia mendudukkan diri, menatap satu persatu lima persona yang melingkari brangkarnya.

"Bang Uncuk, Bang Ji, Kak Ajun? Kenapa gak ada yang jawab gue? Dodoy? Kak Asa?" Alena mengabsen mereka menuntut jawaban.

"Kamu jangan nangis dulu, Alen." Doyoung mengusap pipi Alena.

"Ada apa, sih?! Kak Cio ke mana?!" serunya marah.

"Di sini." Suara lembut nan lemas itu mengalun dari balik tubuh tegap Junkyu. "Koala ini gak bisa minggir sedikit, kah?"

Asli, Alena mau ngomong kasar rasanya. Tapi, semua rasa marahnya mereda begitu menatap khawatir wajah Mashiho yang juga terbaring di brangkar sebelahnya dengan perban yang membalut kepala juga kedua pipinya.

"Muka aku jadi jelek banget, ya?" kekeh Mashiho dengan ujung bibir yang membiru.

Alena langsung melompat dari duduknya dan berlari memeluk Mashiho, mengabaikan rasa sakit dari punggung tangannya yang mulai mengeluarkan darah karena infus yang tercabut.

"Gue kira lu bakal mati, Kak! Bisa-bisanya lu ketawa kaya gini?!" Alena jadi nangis lagi.

Mashiho yang masih terbaring hanya bisa menahan ringisan yang tertahan di ujung lidahnya.

"Kalau lu meluk dia terus, gue jamin dia bakal beneran mati," ujar Asahi memencet bel untuk memanggil perawat, "tulang rusuk dia retak dua."

Kepalan tangan mendarat di atas kepala Alena yang segera meneggakkan tubuh setelah mendengar penuturan Asahi. "Aduh!"

"Alena monyet! Darah lu netes ke mana-mana! Udah tau pakai infus, malah lari gitu aja." Jihoon mengunyel-unyel muka Alena yang udah memohon ampun.

"Udah, Ji. Putus yang ada lehernya Alena. Alen, balik tidur sana." Hyunsuk menarik kerah belakang Jihoon agar menjauh.

𝙆𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙣 || 𝙏𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang