Passion_part 2

693 79 18
                                    

💙🌺💙🌺💙🌺

💙🌺💙🌺💙🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

\•\•\•\

Hotel itu bernama Blue Mountain, terletak di jalan Nanjing. Hanya berjarak 1km dari The Bund dan sekitar 15 menit berjalan kaki dari People Square. Tempat itu menjadi tujuan Wang Yibo dan Paul. Hotel tempat konferensi film itu diadakan juga tempat mereka menginap selama di Shanghai. Maserati hitam yang dikendarai oleh sopir itu berhenti di pelataran luas hotel. Beberapa mobil lain terlihat berjajar memenuhi bagian parkir.

Siang hari itu cukup terik meski angin musim dingin tetap membuat orang merapatkan mantel mereka. Wang Yibo menurunkan kaki setelah pintu mobil dibuka dari luar oleh sopir yang menjemput. Sepatu hitamnya yang mengkilap kini menjejak pelataran yang dibangun dari bebatuan hitam. Beberapa saat ia berdiri, menatap hotel yang tingginya masih masuk akal namun memiliki lebar yang luar biasa. Sepasang matanya sedikit memicing karena silau matahari yang jatuh menimpa kaca jendela hotel.

"Sepertinya orang-orang sudah memenuhi ballroom di dalam. Kau lihat lalu lalang para reporter."

Paul yang mendekat berkata ringan sambil mengamati kesibukan dari beberapa orang. Mulai dari orang-orang kaya, para pemain pendukung, puluhan wartawan dan sebagian pengunjung hotel.

"Hmm," Yibo bergumam pendek menanggapi ucapan Paul.

"Ayo! Kemungkinan kedatanganmu sudah ditunggu," kerling Paul.

Bibir Yibo sedikit tertarik. Sesaat ia menghirup napas dalam-dalam, menyiapkan diri dan hati untuk bertemu seseorang. Kakinya yang dibalut celana kain warna hitam kini melangkah seiring hembusan napas panjang dari mulut. Tangannya bergerak membenahi mantel yang menggeletar disapa angin yang berhembus.

Hiruk pikuk ruangan luas itu menjadi dengung yang memenuhi telinga Wang Yibo. Cahaya blizt kamera dari beberapa wartawan silih berganti menembak pada tiga sosok di depan yang sudah menempati kursi sofa terlebih dulu. Sesaat Yibo mengerjapkan mata, antara silau dan terpana ketika ia disambut oleh para wartawan yang menyambutnya laksana seorang idola. Ia hanya mengulas senyum dan melangkah diiringi Paul untuk menempati satu kursi lain yang sudah disediakan.

"Tn. Wang, Anda benar-benar menjadi bagian dari film ini. Kabarnya Anda yang menentukan tentang naskah film. Apa inti dari cerita film yang akan dirilis?"

Satu pertanyaan cukup panjang langsung tertuju pada Yibo yang baru saja menurunkan pantat pada sofa empuk. Ia berusaha bersikap wajar dan tersenyum sekilas diiringi anggukkan singkat sebelum menjawab.

"Terima kasih. Saya akan menjawab setelah ada sambutan dari pihak Evening Jade," ia melirik pada salah satu tokoh penting di sana.

Sosok yang dilirik adalah seorang pria paruh baya, berpenampilan mahal dengan wibawa yang mengiringi gayanya. Dia adalah Chen Diwei, produser dari Evening Jade. Pria berkacamata bening itu mengangguk dan tersenyum pada para wartawan di depan.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang