Passion_part 14

342 44 6
                                    

💙🌺💙🌺💙🌺

💙🌺💙🌺💙🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

\•\•\•\

Dalam keheningan yang mulai melingkupi, Yibo kini melepaskan tautan jemari mereka, kemudian mundur dengan kaki goyah.

“Ternyata itu yang kau rasakan saat bersamaku,” desahnya miris. “Xiao Zhan, apakah kau benar-benar tidak pernah memiliki perasaan sedikit pun untukku hingga terus menerus menyakiti hubungan kita? Jika memang hanya ada sakit yang kau rasakan, maka cukup sampai di sini. Kita tidak perlu saling menyakiti lebih jauh dari ini atau kita akan sama-sama hancur. Kau harus tahu, Zhan. Hatiku bukan terbuat dari baja yang selalu tahan untuk terus kau sakiti.”

“Yibo—”

“Kau sangat luar biasa dalam menghancurkan hati, Sean. Mungkin berpisah memang jalan terbaik bagi kita sesuai yang kau inginkan selama ini, kau tidak pernah tahan bersamaku.” Yibo berpaling dan memejamkan mata, merasakan sakit yang sangat menyesakkan hingga rasanya ia ingin menghancurkan diri sendiri. “Aku akan mencari pengganti diriku selama di sini dan sesuai keinginanmu, aku akan pergi dari hidupmu. Selamanya.”

“Apa maksudmu?” Sean mendadak diselimuti rasa takut. Setelah rasa hangat yang kini mulai mencairkan hatinya, apakah ia harus kembali terpuruk dalam kebekuan yang mematikan?

“Kau pasti paham maksudku. Jangan khawatir, aku akan memilih yang terbaik dan juga yang bisa membuatmu bermain dengan nyaman. Hanya itu yang bisa kulakukan terakhir kalinya untukmu.”

“Yibo, aku—”

“Pergilah, Sean. Sudah cukup sakit yang kita rasakan. Aku pun akan mengakhiri semua rasa yang pernah ada. Tidak perlu lagi ada hubungan tidak sehat yang menyakitkan.” Yibo kembali memutus bantahan Sean yang sudah tidak ingin lagi ia dengar.

Sean mengatupkan bibir, jemarinya membentuk kepalan dan menatap pemuda yang kini balas menghindari tatapannya. Raut tampan itu begitu sedih, ia bahkan belum pernah melihat kesedihan seperti itu selama mereka bersama. Ia merasa kata-katanya sudah sangat menyakiti Yibo dan ia merasakan sakit yang sama saat ini.

“Yibo...”

Sean menggigit bibir, sedikit bingung menghadapi sikap Yibo yang baru kali ini ia lihat. Mendapati pemuda itu hanya diam tanpa meliriknya, dengan berat hati Sean melangkah melewati Yibo yang tetap tak bergeming. Lambat kakinya melangkah dengan pikiran kalut dan hati yang bergejolak. Sedetik kemudian langkahnya berhenti dan hanya diam membeku beberapa langkah di belakang Yibo.

Sekian detik menunggu, Yibo tak juga mendengar suara pintu dibuka. Ia pun berbalik, melihat Sean yang terpaku diam tanpa kata-kata, tanpa melanjutkan langkah untuk pergi. Ia sudah tak bisa lagi menahan sosok manis itu dan hanya bisa menatap dengan kepedihan yang menyiksa. Sewaktu Sean memutar tubuh, keduanya hanya bisa saling menatap, terpisah jarak yang mereka buat. Yibo merasakan hatinya hancur dan tanpa terasa rasa hangat itu menyerang pelupuk mata. Ia berusaha menyiapkan diri untuk hidup dalam kegelapan selamanya. Ia kembali memejamkan mata sewaktu Sean berbalik dan meneruskan langkah mendekati pintu.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang