\•\•\•\
“Aku ingin bertemu Wang Yibo. Sampaikan bahwa aku mengundangnya sarapan bersama pagi ini.”Kata-kata Mark terus terngiang di telinga Leon. Ia berdiri termangu di dekat balustrade tepat di depan kamar Paul. Ia menimbang-nimbang untuk menyampaikan pesan tersebut atau tidak. Sekarang ini ia menutupi hubungan Sean dan Wang Yibo, tapi terhadap Mark, ia tetap setia. Bagaimanapun, mereka sudah bersahabat jauh sebelum Mark bertemu Sean. Mereka selalu bersama dan saling percaya. Hanya kali ini ia menyembunyikan satu hal dari Mark, karena rasa cintanya terhadap Sean. Selama menunggu Paul keluar, kilasan percakapannya dengan Mark melintas di memori.
“Kau melihat mereka? Kapan?”
Leon merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia menyaksikan Mark yang menenggak minuman sekaligus dan menghirup napas dalam sesudahnya. Terlihat jelas Mark sedang menahan diri dari gejolak emosi yang menguasai. Saat ini ia hanya bisa berpura-pura tidak mengetahui apa pun.
“Leon, menurutmu, apakah aku seorang kekasih yang baik?”
Pertanyaan balik itu mengabaikan tanya yang teraju darinya. Leon menekan rasa penasarannya dan berusaha bersikap seperti biasa.
“Kepercayaan dirimu sedang diuji, Mark. Menurutmu sendiri, apakah kau sudah berperan sebagai kekasih yang baik untuk Sean?”
“Aku merasa sudah melakukan segalanya demi Sean. Tapi sepertinya, semua yang kulakukan masih tidak bisa mendapatkan hati Sean seutuhnya,” desah Mark.
“Mungkin semua tidak seperti dugaanmu. Selama ini Sean selalu ada di sisimu.”
“Aku tidak buta, Leon,” bantah Mark. Ia menggoyangkan gelas di tangan, membuat cairan di dalamnya bergelombang. “Aku sudah bilang, Wang Yibo menjadi duri dalam hubunganku. Pertemuan yang kembali terjadi, sepertinya menumbuhkan cinta lama. Dan rasa cintaku padanya tidak mampu menahan perasaan Sean yang kembali hidup oleh kemunculan Yibo. Aku baru mengerti kenapa sikap awal Sean begitu ekstrim, karena dia tidak bisa mengontrol hatinya sendiri. Seperti yang pernah aku bilang, Wang Yibo pun akhirnya lengah. Sepandai-pandainya dia mengatasi keadaan, pada akhirnya tetap kalah oleh perasaannya terhadap Sean.”
“Jadi kau mengetahui kisah mereka sebelumnya?” tanya Leon.
“Yeah, setelah semua ini terjadi, aku baru mengetahuinya. Aku yakin kau pun mengetahui hal itu, Leon.”
“Aku pun tidak menduganya.”
“Jangan pura-pura, Leon. Kau selalu mengetahui semuanya lebih awal dibanding diriku.” Mark melayangkan tatapan menghakimi padanya.
“Aku hanya mencoba mengatasi masalah. Bukan maksudku untuk menutupinya darimu. Aku tidak ingin kau kecewa.” Leon memberikan pembelaan.
“Aku tahu,” Mark mendesah lagi, terkesan lelah dan putus asa. “Kau sahabat terbaikku, Leon. Hanya padamu aku menceritakan semua hal, bahkan tentang malam-malamku bersama Sean. Andai kau tahu, sakitnya perasaanku ketika melihat mereka berciuman. Aku marah, cemburu, dan membenci keduanya. Aku ingin sekali menghancurkan mereka, terutama Sean, karena dia sudah sangat mengkhianatiku. Tapi aku benar-benar tak berdaya. Aku hanya bisa pergi, membawa hatiku yang hancur meski aku ingin sekali mencabik-cabik keduanya. Aku sangat bodoh, bukan? Aku hanyalah sosok kecil di mata Sean. Tidak Vin, juga sosok-sosok lain yang muncul dalam hidupnya. Dari awal sampai sekarang, ternyata hatinya hanyalah milik Wang Yibo. Ibarat burung yang lepas dari sangkar, dia akan kembali pada empunya meski sempat berpindah ke tangan lain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomantikSebagai seorang penulis skenario yang sudah memiliki nama, Wang Yibo mendapat undangan untuk membuat satu film dan mempertemukannya dengan seorang aktor yang selama ini dia cari. Pertemuannya dengan Sean Xiao membangkitkan kisah dan luka lama. Namun...