Passion_part 25

301 48 5
                                    

\•\•\•\

Pintu kaca yang tidak tertutup oleh tirai, menampakkan pemandangan pagi yang menyejukkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu kaca yang tidak tertutup oleh tirai, menampakkan pemandangan pagi yang menyejukkan. Sinar mentari bersinar lembut, menerobos masuk, jatuh pada dua tubuh yang saling berpelukan di atas tempat tidur. Meski kelambu putih itu tertutup sampai bawah, tetap tidak mampu menghalau cahaya yang masuk. Satu selimut putih menyelimuti tubuh keduanya, namun masih tidak sepenuhnya menutup bercak merah yang mewarnai dada Xiao Zhan. Lekukan lehernya pun terdapat bekas ciuman Yibo yang bergelora. Ia menggeliat pelan sewaktu cahaya silau menerpa wajah. Matanya mengerjap beberapa kali, kemudian mengangkat muka, menatap sosok tampan yang masih tertidur sambil memeluk dirinya. Senyum tipis terukir di bibir lantas membelai pipi putih Yibo yang halus.

Apakah aku bermimpi? Aku sampai tidak percaya, kedatanganku ke sini mendekatkanku lagi dengannya. Apakah kami bisa bersama lagi selamanya?

Xiao Zhan tersenyum haru. Ia hendak menurunkan tangan sewaktu Yibo menahan gerakannya. Tangannya digenggam erat dan disentuhkan ke dada.

"Kenapa kau sudah bangun? Ini masih pagi." Suara parau Yibo mulai terdengar. Perlahan-lahan ia membuka mata, mengernyit kesal merasa terganggu oleh sinar matahari pagi yang menembus kain kelambu. Alih-alih bangun, ia mengeratkan pelukan dan menarik lengan Xiao Zhan.

"Hari ini kita tidak perlu pergi. Aku ingin beristirahat di sini," ia berkata lagi.

"Kau tidak lapar?" tanya Xiao Zhan.

"Hmm," Yibo bergumam, terdiam sejenak ketika suara samar dari perutnya terdengar. "Sedikit," lanjutnya.

"Kita makan di restoran hotel atau-"

"Minta bagian hotel mengirimkan ke kamar kita," tukas Yibo.

"Baiklah," Xiao Zhan tersenyum. Berusaha melepaskan diri sejenak, ia menyibak tirai kelambu dan menjangkau telepon di atas meja nakas. Berbicara sekian menit pada bagian restoran dan tubuhnya langsung ditarik merapat lagi setelah ia meletakkan gagang telepon.

"Yibo, berenang sepertinya akan sangat menyegarkan tubuh. Kita pun perlu bersih-bersih," Xiao Zhan menyarankan.

"Aku tidak ingin melepaskanmu," sahut Yibo.

"Kita bisa berpelukan di dalam kolam," bisik Xiao Zhan.

Yibo bergumam dan mengecup jemari Xiao Zhan sesaat.

"Sarapan kita?" tanyanya.

"Pelayan hotel akan meletakkan di meja depan pintu. Kita hanya tinggal mengambilnya."

Gumaman lagi yang didapat oleh Xiao Zhan, namun akhirnya disertai gerakan Yibo yang berusaha untuk bangun. Ia menurunkan kaki, menarik tali kelambu dan tanpa peduli dengan tubuhnya yang telanjang, ia melangkah dan menggeser pintu kaca, menyambut kesegaran udara pagi. Pemandangan di kala langit sudah terang semakin memanjakan mata. Ia berjalan ke arah kolam dan mulai memasukkan satu kaki. Air itu terasa dingin dan menyejukkan seluruh tubuhnya ketika ia masuk sampai batas dada.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang