Passion_part 21

301 43 14
                                    

\•\•\•\

Menjelang sore, Sean duduk termangu seorang diri di dalam bioskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjelang sore, Sean duduk termangu seorang diri di dalam bioskop. Menempati salah satu kursi jajaran kedua dari depan, ia menyaksikan adegan demi adegan dari film yang sedang ia jalani. Demi mengetahui seberapa bagus kemampuan akting mereka, pihak Evening Jade selalu memberikan kesempatan pada pemain utama untuk menyaksikan diri sendiri bermain dalam film, meski cerita itu belum selesai.
Sepasang mata beningnya menatap pada layar besar, terkesan menonton semua adegan dengan begitu serius tapi pada kenyataannya, pikirannya melayang pada hal lain. Kecelakaan yang terjadi terhadap pengusaha kaya itu sedikit mengganggunya. Mengetahui bahwa ada detektif polisi yang menyelidiki masalah itu membuatnya khawatir. Semua hal yang bersangkutan dengannya akan terungkap ke permukaan dan ia tidak yakin kalau dirinya tidak akan menjadi bagian dari daftar tersangka.

Ia cukup bingung dengan peristiwa yang bertepatan setelah pertemuannya di pesta Zhang. Meskipun yang mengetahui tentang hubungannya dengan Tn. Ken hanya segelintir orang, namun ia masih merasa cemas setelah mengetahui siapa sosok yang menyelidiki kasus tersebut. Ia hafal siapa detektif Wang, seseorang yang tidak akan pernah melewatkan petunjuk sekecil apa pun untuk terus mengungkap kebenaran.
Sebenarnya ia memiliki kecurigaan terhadap seseorang meski rasanya sangat tidak mungkin, tetapi berdasarkan sifat orang itu, ia bisa meyakinkan diri bahwa cara kejam itu akan mungkin dilakukan olehnya.

Pertanyaannya, seseorang itu tidak pernah mengetahui hubungannya dengan pengusaha kaya Beauty Enterprise, lantas dari mana dia mengendus kabar tersebut?

Karena tenggelam dalam kecamuk pikiran yang terus mengusik, Sean tidak menyadari seseorang yang memasuki bioskop dan melangkah menghampiri tempatnya duduk. Ia terlonjak oleh suara berat dari sosok Wang Yibo yang berdiri di dekatnya.

“ Saudara Mark tidak bersamamu?”

Yibo membalas tatapan Sean yang berpaling kaget, melihat mata jernih itu mengikuti gerakannya yang menempati kursi di sebelah Sean.

“Apa yang kau lamunkan? Fokusmu tidak tertuju pada film.” Yibo menyilangkan kaki, bersandar nyaman sambil membenahi mantel panjang di sisi tubuh.

“Tidak ada,” jawab Sean sambil mengalihkan pandang pada layar besar di depan.

“Kau terganggu oleh sesuatu,” Yibo menebak.

“Yeah, aku terganggu karenamu. Kau seperti hantu yang terus mengikutiku.”

Senyum Yibo terkulum mendengar ucapan Sean. Ia menautkan kesepuluh jemarinya dan menonton adegan film yang terus berputar.

“Kenapa aku tidak melihat Mark? Kau dibiarkan seorang diri,” ia mengambil topik lain.

“Dia bilang akan menyusul,” Sean menjawab.

“Apakah dia memberi kesempatan pada kita?”

“Atau mungkin sebaliknya, dia ingin menjebak kita.”

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang