💙🌺💙🌺💙🌺
\•\•\•\
Janji yang terucapkan untuk tidak berpisah, nyatanya tidak bisa terealisasi sesuai keinginan. Seperti dugaan Xiao Zhan, Yibo harus kembali ke Beijing karena pemuda itu merupakan pertukaran mahasiswa dan akhirnya tetap menyelesaikan kelulusan di universitas asalnya. Tetapi mereka berjanji untuk bertemu lagi setelah masing-masing mendapat gelar sesuai pendidikan yang mereka ambil.
Tanpa terasa, tiga bulan berlalu dari ia merayakan kelulusan bersama teman-teman dan belum ada tanda-tanda akan ada pertemuan lagi antara dirinya dan Yibo. Setelah kepergian pemuda itu dari Shanghai, kehidupan Xiao Zhan seperti kehilangan tiang penyangga. Meskipun komunikasi di antara mereka masih tetap lancar dan saling bercerita tentang kondisi masing-masing, tetapi ia merasa sangat kesepian. Ia pun harus menghadapi masalah keluarga karena ibunya mulai sakit-sakitan. Untuk menopang ekonomi keluarga dan juga memanfaatkan kepintarannya dalam seni, Xiao Zhan mengadu nasib dan melamar pekerjaan pada satu agensi. Nasib baik berpihak padanya dan ia diterima di bagian desain graphic.
Pada awalnya ia bekerja dengan penuh semangat bahkan karena kepintaran dan kerajinannya ia mulai dilirik oleh beberapa bagian lain yang lebih menjanjikan hingga tiba-tiba ia dipindahkan ke agensi lain. Xiao Zhan sempat bingung dan bertanya-tanya ketika dirinya sekarang bertugas menjadi asisten model dan juga dipercaya mengeluarkan kreasinya dalam memasarkan beberapa produk. Ia tidak tahu jabatan apa yang sebenarnya ia raih, yang ia tahu gaji setiap bulannya sangat jauh berbeda dengan sebelumnya. Xiao Zhan tidak bisa menduga siapa pihak yang begitu royal padanya hingga mengangkat dirinya menjadi sangat penting di dalam agensi.
Semua berjalan lancar hingga suatu ketika, ibunya ditemukan pingsan pada saat menjaga kedai mereka dan ia pun harus menerima kenyataan ketika ternyata ibunya mengidap kanker hati stadium akhir. Selama ini ia tidak pernah diberitahu apa pun karena ibunya menyembunyikan dengan baik. Di kala akhirnya sang ibu meninggal, Xiao Zhan terpuruk seorang diri tanpa seorang pun yang menopang dirinya. Ia hanya bisa menanti kedatangan sang kekasih yang berjanji akan mengunjungi.
Sore yang kelabu di musim dingin, ia berdiri dalam balutan hitam memandangi kuburan sang ibu yang baru saja dibangun. Perasaannya sedih dan merana. Setelah ayahnya meninggalkan mereka lebih awal, kini ia benar-benar seorang diri setelah sang ibu akhirnya tak bisa lagi menahan penyakit yang mematikan. Ia sangat menyayangkan kenapa ibunya menyembunyikan penyakit seberat itu meski ia memiliki dugaan alasan di balik kebisuan ibunya.
“Ibu, aku benar-benar tidak berbakti. Maafkan anakmu yang tidak bisa mengurus dengan baik.” Dengan nada pilu ia bergumam, merasakan dadanya begitu sesak oleh kesedihan. Ia terus tertunduk sambil menggumamkan sederet doa untuk sang ibu.
Karena tenggelam dalam rasa sedih dan lamunan pada masa-masa kebersamaan dengan keluarga, Xiao Zhan tidak menyadari sewaktu seorang pria dalam tampilan formal serba hitam melangkah mendekat. Hanya ketika ia merasakan kehadiran seseorang di sebelahnya, Xiao Zhan mengangkat wajah dan menoleh pada sosok yang ternyata sedang memandanginya. Untuk sekejap, mata beningnya yang berkaca-kaca mengerjap cepat, mencoba untuk menatap lebih jelas pria yang hanya pernah ia lihat dalam sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSebagai seorang penulis skenario yang sudah memiliki nama, Wang Yibo mendapat undangan untuk membuat satu film dan mempertemukannya dengan seorang aktor yang selama ini dia cari. Pertemuannya dengan Sean Xiao membangkitkan kisah dan luka lama. Namun...