Passion_part 36

233 36 7
                                    

\•\•\•\

Roda mobil yang dikendarai detektif Wang melindas jalanan mulus dan lebar di pagi menjelang siang. Saat ini ia berkendara di atas Nanpu Bridge, jembatan berbentuk lingkaran dan gemerlap, membentang di atas sungai Huangpu. Setelah memastikan bahwa Vin Zhang sudah tiba di Shanghai, ia segera bertolak ke rumah sakit tempat Tn. Ken dirawat untuk menemui tokoh yang ia anggap bersangkutan dengan kasus sekarang.

Detektif Wang menyetir sendiri mobil pribadinya. Mobil warna hitam yang sering ia gunakan untuk bepergian dalam urusan pekerjaan. Di kursi penumpang, duduk Jia Er yang sedang membuka-buka tablet canggih miliknya sambil menjelaskan hal-hal yang dia dapatkan dari intel-nya di Guangzhou.

“Instingmu ternyata luar biasa, kau benar tentang Tn. Ken yang sudah mengenal Sean. Mereka bertemu di Guangzhou, dalam satu acara pengenalan produk baru dari parfum terkenal Thierry Mugler, produk dari Paris yang dimiliki oleh Mr. Jo. Vin dan Sean tentunya tak ketinggalan untuk menghadiri acara tersebut dan di sanalah semuanya bermula. Tn. Ken tertarik pada Sean,” Jia Er menyeringai dan mengerling pada detektif Wang.

“Sudah kuduga,” sambut detektif Wang. Sudut bibirnya terangkat naik.

“Berita tentang niat Tn. Ken yang ingin menarik Sean cukup tersembunyi. Rupanya mereka menekan berita, namun tidak semua hal bisa benar-benar ditutupi. Sewaktu Sean menemui Tn. Ken di hotel Shangri-La, ada paparazzi yang memergoki. Sean menolak mentah-mentah keinginan Tn. Ken untuk menjadikannya pasangan. Hasilnya ...”

Jia Er berhenti sejenak sambil menscroll layar. Seringainya kemudian tercipta.

“Kehidupan Sean Xiao berubah drastis. Dia berpisah dengan Vin. Aku duga karena masalah tentang Tn. Ken,” ujarnya kemudian.

“Jadi Sean menolak kekayaan dan ketenaran yang ditawarkan pengusaha kaya itu? Luar biasa,” timpal detektif Wang. “Biasanya artis muda dan manis seperti dia justru mendekati pria kaya raya itu hanya untuk sekedar mendapatkan satu promosi atau kesenangan semalam. Dan dia menolak begitu saja?”

“Seperti itulah,” Jia Er menanggapi. “Intel-ku melanjutkan penyelidikan ke Beijing setelah mendapat informasi tersebut.”

“Ada apa di Beijing?” tanya detektif Wang. Ia memutar kemudi perlahan-lahan ketika melewati persimpangan.

“Wah, aku sungguh tidak percaya dengan jejak kehidupan Sean Xiao. Setelah ditelusuri, banyak hal yang terjadi.”

“Kau mendapatkan semua informasi?”

“Jangan meragukan intel yang kupunya. Dia bisa memperoleh informasi yang bahkan orang lain tak bisa mendapatkannya,” sahut Jia Er.

“Oke. Kita dengarkan apa yang dia dapat,” ujar detektif Wang.

Jia Er menyeringai sambil membaca lagi beberapa tulisan pada layar serta foto-foto yang dikirim dari intel-nya.

“Sean Xiao pergi ke Beijing setelah perpisahannya dengan Vin. Namanya padam dan kehidupannya turun drastis. Kau tahu? Di belakang semua kejatuhan Sean, ada andil Tn. Ken yang merasa tidak senang karena penolakan yang dia dapatkan.”

“Pria kaya itu cukup pendendam,” sela detektif Wang.

“Hmm, dan hal itu tentunya sangat mengguncang seorang Sean Xiao yang sebelumnya begitu bersinar. Di Beijing, dia memulai lagi dari nol. Bekerja di sebuah agensi tetapi menambah pundi-pundi keuangannya dengan memacari pengusaha kaya dan politikus. Apa sebutannya? Ah, simpanan,” Jia Er mengerling ke arah detektif Wang.

Sudut bibir detektif Wang lagi-lagi terangkat sinis.

“Ada satu hal yang mungkin tidak diketahui orang lain sebelumnya. Nama asli Sean adalah Xiao Zhan,” kata Jia Er.

𝐏𝐀𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 𝓲𝓷 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang